Ikatan itu ... tidak pernah ada.
Cinta manusia dan makhluk fana bukanlah sesuatu hal yang selayaknya dijaga.
Iblis, akan tetap menjadi iblis selamanya. Menggoda, merayu, menjerumuskan setiap makhluk agar ikut bersamanya hidup kekal di neraka. Tidak ada kebaikan dalam diri mereka. Setiap sikap yang mereka elokkan, adalah bentuk kamuflase yang membutakan.
Cinta di mata mereka tidak pernah ada.
Tidak seorang iblis pun yang beranak-pinak didasari perasaan yang disebut kasih. Napsu, keserakahan, kesombongan, dan kekuatan. Api yang membentuk tubuh mereka sebagai bukti jika dalam semua sosoknya tidak ada keindahan yang nyata.
Iblis tidak punya hati, mereka tidak memiliki perasaan. Mereka tidak mungkin jatuh cinta. Tidak-akan-pernah.
Dan barang siapa pun yang berani melanggarnya~
"Buku apa yang sedang Nona baca?"
Kirena menoleh, dia berkedip saat Al sudah berdiri di sisinya, tegap dan mengukir sunggingan hangat. Gadis yang sedang berdiri di tengah taman kembali menunduk, melanjutkan membaca buku dengan penulis anonim yang dia temukan di perpustakaan beberapa jam yang lalu. Judulnya cukup menarik perhatian sang Nona. 'Makhluk Terkutuk', sungguh sangat pas untuk menggambarkan sosok yang kini menjadi butler pelindungnya.
Dan barang siapa pun yang berani melanggarnya~
"Duduk!" Kirena memberi perintah. Sejak tadi dia berdiri, memang menunggu Alardo menghampirinya. Dia ingin duduk di antara taman bunga, menghirup harumnya aroma mawar menjelang senja. Tetapi, karena dia selalu membenci semua hal kotor, setiap kali dia akan membaca di tempat ini, dia akan menjadikan Al sebagai kursinya.
"Haruskah saya melepas pakaian say- Ahahahaha! Hari ini Nona bersemangat sekali!" Al tersenyum dengan punggung tangan menutup mulutnya. Bergerak gesit menghindari setiap lemparan buku dan beberapa pulpen dari sang Nona. Kirena mendelik galak, pria di depannya bergerak sedikit membungkuk –meminta maaf.
Dia kembali setelah memungut semua barang yang dilemparkan Nonanya, menyerahkan pada Kirena.
"Anything for you, My Lady ..." Al bergerak maju beberapa langkah. Dia duduk bersila, siap menjadi kursi untuk Kirena. Kirena duduk di pangkuannya, dia menggerakkan lehernya sedikit, sehingga pria beriris kelam di belakangnya mengerti, dia menyampingkan rambut panjang yang menghalau pandangan sang Nona ke bukunya.
Tangan kekar memeluk punggung sang Nona, membuat gadis itu merasa nyaman. Al tersenyum tipis, dia memperhatikan visual wajah Kirena dari samping. Mata cokelat yang menatap fokus, bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain.
"Mana yang terakhir kubaca tadi?" Kirena mengerutkan kening. Lupa, tadi dia sudah membaca sampai paragraf yang mana?
"Dan barang siapa pun yang berani melanggarnya~" Al mengingatkan. Kirena mencari bagian itu. dia kembali melanjutkan bacaannya. Sementara Al tetap menatap dalam sang Nona. Sulit mengartikan apa yang sedang dipikirkannya? Kirena pun tidak pernah bertanya. Awalnya, dia selalu merasa risih setiap Al memandanginya sebegitu dalamnya. Tapi lama-lama, dia terbiasa. Mungkin hal itu dilakukan untuk meningkatkan napsu makannya.
"Jadi, iblis itu tidak pernah jatuh cinta?"
"Iblis tidak memiliki perasaan serumit itu." Al menjelaskan, dia mengecup pipi Kirena tanpa mendapatkan perlawanan. Menghirup aroma tubuh Kirena dalam-dalam. Mencecap lidah, dia menelan ludah. "kami hanya bergerak dilandasi napsu. Kami tidak memiliki perasaan kasih. Kami ... hanya punya obsesi, ambisi, dan hal-hal buruk lainnya."
"Kalian benar-benar terkutuk."
"Yah, setidaknya, kami bukan makhluk lemah yang takut mati." Al menyindir. Kirena meliriknya kesal. Pria itu masih sangat tenang. Beberapa lama mereka saling mengenal, tidak pernah sekali pun Kirena melihat Al berganti karakter atau pun marah. Dia adalah pria yang bahkan tetap bisa tersenyum ramah walau tangannya tengah menghujam ke tubuh seseorang –mengambil jantungnya, "kami memiliki kekuatan, tidak seperti manusia-manusia lemah layaknya Nona."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Butler (SUDAH DITERBITKAN)
FantasyTERSEDIA DI TOKO BUKU SELURUH INDONESIA Copyright © Queen Nakey Hanya tersisa 9 chapter "Aku akan melindungimu, melakukan segalanya demi kepentinganmu, melayanimu, menuruti semua perintah yang kau berikan dengan syarat setiap Kali purnama, kau akan...