Lonely is not being alone ...
It's the feeling that no people can stay in your side ...
"Tapi, ada yang selalu ada di sisiku, walau pun dia bukan orang." Kirena mengeluh. Dia menutup bukunya. Dia sudah membaca nyaris semua buku yang ada di perpustakaan raksasa rumahnya. Dia juga bosan karena tidak bisa melakukan kegiatan apa pun yang menyenangkan. Dia sangat ingin keluar rumah.
Namun, dia takut kembali ke tempat gelap yang tidak ingin dua kali diingatnya.
Tempat tergelap yang tidak seharusnya ada -pelelangan manusia.
"Yah. Aku memang cantik wajar mereka semua menginginkanku." Kirena bergumam. Dia berdiri kemudian berjalan, terdiam di depan cermin, menatap wajah cantiknya yang dihias mata cokelat terang berukuran besar. Semua kecantikan yang dia dapatkan, murni hasil sentuhan Tuhan. Tidak ada perubahan yang dilakukan oleh tangan-tangan kotor manusia. Dia juga memiliki helaian rambut cokelat yang panjang juga indah.
Sebagai seorang wanita, dia benar-benar terlahir dengan fisik yang sempurna.
"Ah, diumur yang sudah nyaris melewati masa remajanya, aku masih belum memiliki pengalaman tentang pacaran. Padahal aku sangat-sangat cantik." Dia membanggakan dirinya, mengapit dua pipi dengan telapak tangan mungilnya. Bergerak miring ke kanan-kiri. Dia melenguh saat sadar tidak ada sedikit pun kecacatan yang dia punya.
Tapi~
Kenapa tidak ada pria yang benar-benar mendekatinya tanpa unsur harta warisan Kleantha yang melimpah?
"Menyebalkan sekali mengingat pria jahanam, brengsek, biadab, yang selalu menyentuhku selama ini adalah iblis kejam, kurang ajar, tidak tahu sopan santun, menyebalkan, sok tampan, sok keren, sok sempurna, sok segalanya, sok~"
"Ah, Nona tidak perlu memuji saya sampai sebegitunya."
"AKU TIDAK MEMUJIMU!!!" Kirena berteriak jengkel. Dia berbalik, dan Al tiba-tiba saja sudah muncul satu meter di dekatnya. Pria yang selalu tersenyum itu mengukir sunggingan, dia mengedipkan sebelah matanya genit, membuat wanita di depannya menggeram ingin memukul.
Sayang, dia tidak bisa terlalu sering melakukannya.
"Kau itu tidak bisa membedakan antara makian dan pujian, ya?" Kirena mendengus kesal. Dia merapikan rambut terurainya dengan ke sepuluh jarinya. "ah, lihatlah wanita yang cantik jelita ini. Tidak layak terus saja kau sentuh dengan tangan kotormu."
"Tapi, Nona selalu menikmati sentuhan tangan kotor ini, Jalang."
"Tutup mulutmu!" Kirena kali ini benar-benar marah. Dia memukul Al, dan pria itu dengan gampang menghindarinya. Mulut Al itu sadis sekali. Dia, sering kali mengeluarkan kata-kata kejam dan kotor untuk menghina nonanya.
Sana cari sampai ke ujung dunia!
Di mana ada butler yang sekurang ajar dirinya?
"Kau setan busuk tidak tahu diri."
"Nona akan ikut membusuk bersama saya."
Capek hati. Kirena tidak menanggapinya lagi. Dia kembali mendudukkan dirinya di kursi goyang. Mendongak, menatap langit-langit kamarnya sambil memikirkan banyak hal.
Kalau diingat-ingat, dia sudah tidak punya lagi kenangan yang menyenangkan.
Yang dia ingat hanya kematian, darah, persekutuannya dengan iblis, serta kesakitan tidak tertahankan setiap kali satu hari nyawanya disesap oleh bajingan tampan yang kini tetap berdiri tegap di depannya.
"Sebentar." Al maju selangkah, dia merentangkan tangannya ke samping. Di detik yang sama, kaca di perpustakaan pecah mengagetkan Kirena. Gadis itu terperangah, dia mendongak menatap butler-nya yang lagi-lagi tersenyum. Menyodorkan peluru di tangan kanannya. Al berkata, "sepertinya kita kedatangan tamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Butler (SUDAH DITERBITKAN)
FantasyTERSEDIA DI TOKO BUKU SELURUH INDONESIA Copyright © Queen Nakey Hanya tersisa 9 chapter "Aku akan melindungimu, melakukan segalanya demi kepentinganmu, melayanimu, menuruti semua perintah yang kau berikan dengan syarat setiap Kali purnama, kau akan...