Mak Comblang

1K 23 2
                                    

"Nteepppp!" aku menutup kedua telingaku rapat-rapat kala mendengar teriakan cempreng dari sahabat karibku itu

"Kamu harus tau! Kamu harus tau!" ia menggoncang-goncangkan tubuhku sambil menarik tanganku agar tidak lagi menutup telinga

"Apa?" tanyaku singkat

"Ada anak baru disekolah kita,"

"Trus?"

"Anak barunya ganteng banget Tep. Tinggi, mancung, putih. Duh kece deh. Pokoknya gebetan kamu si kak Faris itumah kalah jauh," aku sudah menduga kemana arah pembicaraannya, apalagi kalau bukan soal laki-laki. Makanya aku sudah sangat bosan sampai-sampai telingaku sudah kebal mendengar penuturan-penuturannya karena hampir semua laki-laki disekolahku tampan menurutnya.

"Heh! Jangan sembarangan kamu. Gak mungkin ada cowok yang lebih kece dari kak Faris tau," ucapku sebal. Karena buatku hanya kak Faris si ketua ekskul karate yang paling tampan disekolah ini.

"Ih kak Faris biasa aja udah gitu playboy lagi. Mending anak baru itu. Udah cakep, keliatannya alim lagi."

"Alah kan cuma keliatannya. Siapa tau dalemnya lebih busuk dari kak Faris."

"Kamu nyebelin banget si. Untung temen." aku hanya terkekeh melihatnya yang sudah beranjak meninggalkanku dengan ekspresi bete. Kalau saja ucapanku tidak seketus itu mungkin saja ia masih terus-terusan membicarakan orang yang wujudnya pun belum aku tau. Dan otomatis akan mengganggu kegiatan tidurku diwaktu istirahat ini.

•••

Jam baru menunjukkan pukul tujuh malam tetapi sudah berkali-kali mulutku menguap lebar saking mengantuknya padahal tadi siang aku sudah tertidur dikelas.

Beruntunglah semua tugas untuk besok sudah kuselesaikan jadi malam ini aku bisa tidur dengan nyenyak.

Belum sempat aku merebahkan diri kekasur empukku, tiba-tiba ada yang mengetuk bahkan menggedor pintu kamarku. Siapa lagi kalau bukan sahabatku yang menyebalkan itu. Aku sudah hapal betul kelakuannya jika datang kerumahku yang ia anggap seperti rumahnya sendiri.

"Lama banget sih bukanya," ia langsung menjatuhkan diri kekasur tanpa izin saat aku baru membuka pintu kamarku

"Ada apa Nin?"

"To the point banget sih. Harusnya kalo ada tamu tuh, ditanya dulu kabarnya, ditawarin mau makan apa mau minum apa. Gitu,"

"Yeh tamu yang gimana dulu itumah," aku langsung berbaring disebelahnya tanpa memberi suguhan apapun karena sudah pasti nanti ia akan mengambil sendiri didapur rumahku.

"Aku mau cerita nih Tep,"

"Pasti soal anak baru itu kan?" ia mengangguk senang sambil tersenyum tidak jelas

"Aku dapet ID Line nya dia dong. Trus kita udah sempet chat an gitu."

"Hm."

"Mau liat ga? Pasti kamu kepo kan? Iya kan Tep?" Astaga. Kalau ia bukan sahabatku, pasti sudah aku suruh keluar dari sini.

"Nih nih," ia menyodorkan handphonenya padaku. Sebenarnya, aku sangat tidak berminat membacanya tetapi karena alasan menghargainya yang sudah jauh-jauh kerumahku hanya untuk memberi tau ini, jadi tak ada salahnya lah jika aku baca.

"Namanya Vian?" tanyaku saat membaca display name pada aplikasi tersebut.

"He em. Liat deh DPnya, cakep banget Tep,"

Ternyata benar, anak baru itu memang ya bisa dibilang masuk kategori enak dilihat. Wajahnya cute, terlihat seperti anak kecil. Tapi jaman sekarang teknologi sudah sangat canggih, bisa saja ia mengedit fotonya sampai terlihat tampan.

SongFictTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang