Kekasih Imajiner

518 44 4
                                    

~o~

Sepi.
Gelap.
Sendirian.
Kalau bukan karena terpaksa aku tidak akan menunggu ditempat ini sendirian dimalam yang selarut ini.

"Aahh tau gini mending tadi bareng Gre atau engga Cides aja," Aku mendengus sebal setelah mendapat pesan singkat dari ayahku yang katanya akan terlambat menjemputku.

"Aduh hp mati lagi," Gerutuku lagi saat melihat ponselku yang tiba tiba mati.

Aku makin uring uringan. Pertama, ini sudah pukul 12 malam dan ayahku belum juga datang menjemput. Kedua, hanya aku disini sendirian dengan cahaya lampu yang remang. Ketiga, baterai ponselku habis. Keempat, aku dan teman teman team T siang tadi menonton film Conjuring 2. Dan terakhir, aku adalah gadis yang sangat penakut. Bisa dibayangkan bagaimana keadaanku sekarang, kan?

Aku merasakan seseorang menepuk pundakku. Aku hanya bisa memejamkan mataku sambil dalam hati terus memanjatkan doa doa pengusir setan. Aku sungguh takut untuk melihat langsung makhluk yang aku rasa masih didekatku. Bahkan saking takutnya, jangankan untuk bersuara, bernafas pun aku sulit sekarang.

"Shan? Shani?" Kurasakan tepukannya lagi dipundakku sambil ia memanggilku. Eh? Kok dia tau namaku?

Tiba tiba aku merasakan silau, padahal mataku masih tertutup dengan rapat. Apa mungkin makhluk tersebut sudah berubah wujud?
Aku menggeleng keras, bisa bisanya dalam keadaan seperti ini aku masih sempat berpikir konyol.

"Shan? Shani? Ini aku." Aku sedikit membuka mataku untuk memastikan.

"Kaakkk!" Aku langsung memeluknya erat, mungkin sangat erat sampai ponselnya yang ia gunakan untuk menerangi ruangan ini pun terjatuh.

"Kenapa sayang? Hm?" Tanyanya lembut sambil mengelus puncak kepalaku yang membuat ketakutanku pun hilang begitu saja.

"Shani takut kak.."

"Engga usah takut, kan ada aku disini." Ia masih terus mengelus kepalaku sampai dering ponselnya bunyi beberapa kali.

"Halo? Iya gue udah disini kok, nanti kalo ada langsung gue kabarin. Oke, bye." Tutupnya. Sepertinya ia memang sengaja datang kesini tengah malam begini.

Ia membongkar isi tasnya sebentar, lalu berjalan menghampiriku.

"Udah, jangan takut lagi ya?" Ia menyodorkan sapu tangan berwarna putih dengan motif mahkota kecil disudutnya. Tetapi aku hanya diam mematung sambil menatapnya bingung.

"Sampe keringetan gini. Lucu deh," Aku terlonjak kaget saat tangannya dengan lembut menyeka wajahku. Jantungku kembali berdetak cepat, bukan karena takut akan hal honyol seperti tadi. Tapi ini seperti.. Ah seperti itulah pokoknya.

"Ma..Makasih ya kak,"

"Kenapa belum pulang udah malem gini?" Ia mendekatkan wajahnya kearahku, "Kamu emang engga tau mitos soal theater kita? Dulu aja kan ada member yang sampe-"

"Kak.."

"Fans juga kan pernah ada yang liat,"

"Aahh kak Vinyyyy.." Rengekku manja sambil menarik narik ujung kemejanya

"Ahaha iyaiya becanda Shan becanda.. Trus kenapa belum pulang?"

"Papah katanya telat jemput, trus mau pesen ojek online hp aku mati," Aku memanyunkan bibirku, entah kenapa jika sedang bete aku pasti akan seperti itu.

"Aduh kasian.." Ia malah semakin meledekku, bukan menakut nakutiku lagi tetapi kini ia justru menarik pipiku  dengan gemas.

"Kak.. Sakit.."

SongFictTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang