part 9

34 4 1
                                    

Setelah seminggu kami menghabiskan waktu liburan di Bali, sekarang saatnya kami kembali ke Jakarta. Huaaa waktu liburan akan segera berakhir, bye holiday.

"Udah di cek lagi belum? Takutnya ada barang yang ketinggalan." Okta mengingatkan kembali.

"Ta, gue mau ke toilet dulu deh ya bentar." Ucapku cepat.

"Ngga pake lama ya, Gin." Balas Okta.
Aku pun segera berlari ke toilet.

Saat selesai, aku buru-buru menyusul teman-temanku yang sudah menungguku didepan. Tapi, saat aku sedang berjalan, tiba-tiba saja terlihat dari jendela, ada dua orang yang sepertinya sedang berbicara. Hm... kayaknya membicarakan hal penting. Aku memicingkan mata untuk melihat siapa orang yang sedang disana. Oh, ternyata Opal dan Keysha. Mungkin Opal sedang mencoba menyatakan cintanya lagi kepada Keysha. Karena nggak mau ikut campur, aku pun segera keluar untuk menyusul teman-temanku.

=====

Hari pertama masuk setelah liburan. Kelas ramai dengan cerita liburannya masing-masing. Aku, Okta, Amanda dan Keysha pun nggak mau kalah. Kami sibuk bercerita liburan kemarin saat di Bali.

"Gin, Ta, Key. Gue mau jujur nih. Sebenernya......." Ucap Amanda menggantung.

"Sebenernya?" Jawab aku membeo, menunggu kelanjutan perkataan Amanda tadi.

"Sebenernya gue udah balikan sama Hafiz!! Hahahahaha anjir gue seneng banget, guys! Kemaren pas di Bali, dia ngajakin balikan. Maaf ya gue baru ceritain ini sekarang." Terlihat wajah Amanda sangat bahagia ketika menceritakannya.

"Wah iya? Selamatttt! Akhirnya Manda nggak jomblo lagi yey! Hahahaha" Ucapku meledek, Okta dan Keysha pun menyetujui ucapanku.

"Guys..." Keysha yang sedaritadi diam aja, akhirnya mulai bersuara.

"Gue jadian sama Opal." Lanjutnya. Aku, Okta dan Manda pun sangat terkejut mendengarnya. "WHATTT?!?!?!!" Jawab kami kompak.

"Kemaren pas mau balik ke Jakarta, dia nyatain cintanya lagi. Dan akhirnya, gue terima." Jelas Keysha dengan senyum tulusnya. Senyuman yang manis. Fyi, salah satu hal yang membuat Opal jatuh cinta sama Keysha ya itu, karena senyumannya Keysha yang manis.

"Bagus deh, Key. Jangan sia-siain dia ya! Dia tulus, Key sama lo. Walaupun orang banyak yang bilang dia playboy, tapi lo nggak perlu dengerin omongan orang. Nyatanya, dia serius kok sama lo." Entah kenapa kata-kata itu yang keluar dari mulutku. Mendadak aku menyesal sudah berkata itu dengan penuh kesotoyan. Ya tapi, semoga aja Opal benar-benar serius sama Keysha deh.

"Disini tinggal gue sama Gina dong nih yang masih jones. Huaaa" Ucapan Okta barusan dengan gaya nya menangis seperti anak kecil pun berhasil membuat kami tertawa.

=====

Akhir-akhir ini, Keysha terlihat lebih ceria dari biasanya. Ia juga sekarang menjadi semangat kesekolah. Entah kenapa, semenjak jadian sama Opal, Keysha berubah 180° dari biasanya. Keyshia yang pendiam, sekarang menjadi lebih bawel dari biasanya.

"Gin kantin nggak?" Tanya Amanda.

"Kayaknya nggak dulu deh, nih gue mau ada rapat sama anak-anak OSIS dulu, Man." Jawabku cepat.

"Ohyaudah gue ke kantin ya sama Okta dan Keysha." Lanjut Amanda.

"Iya, nanti gue nyusul kalo rapatnya cepet." Sebenarnya sih aku juga sudah lapar banget.

"Okayyy."

=====

"Jadi hari senin besok, saya sama temen-temen saya bakal pensiun dari masa jabatan di OSIS. Nah, kalian yang akan jadi pengganti kita, saya harap banget bisa lebih banggain sekolah, lebih banyak lagi nyiptain prestasi-prestasi. Untuk ketua, gue udah milih Aji dan wakilnya Widya lalu sekertarisnya Ayu dan Bendaharanya Gina. Gue harap banget kerjasama kalian ya." Jelas Kak Nabila, ketua OSIS disekolah yang sebentar lagi akan pensiun karna udah bakal sibuk ke UN.

"Dan, senin itu bisa dibilang kita bakal ada acara serah terima jabatan gitu. Kalian persiapkan aja ya semuanya. Kalau masih ada yang dibingungin, nanti bisa tanya lagi ke saya." Lanjut Kak Gina.


"Cie, selamat ya, Gin!" Heh? Siapa itu yang memberi selamat kepadaku?

Oh, ternyata Opal. Ya, Opal juga salah satu anggota OSIS. Tapi, tumben banget dia ngajak aku berbicara. Walaupun kami satu organisasi, kami jarang sekali berbicara.

"Thanks, Pal. Hehehe" Jawabku singkat.

=====

"Ginaaa!" Baru saja aku ingin keluar kelas, tiba-tiba ada yang memanggilku dan membuat langkahku terhenti.

Ternyata Kevin.

"Kenapa, Vin?"

"Bendahara OSIS nih sekarang? Bisa kali makan makan doang mah."

"Hahahaha maunya makan gratis mulu lo mah. Tapi, boleh deh yuk sekalian temenin gue ke Gramed ya nyari novel."

"Gampang lah kalo ada makan gratisnya mah hahahahaha"

=====

"Kenapa sih lo suka banget baca novel?" Tanya Kevin ketika aku sedang sibuk mencari novel novel bagus yang akan kubeli.

"Udah hobby sih, Vin. Gue juga banyak belajar banget dari buku-buku yang gue baca. Dan, doain aja gue bisa bikin buku juga hehehe."

"Lo mau jadi penulis?"

"Hehehe doain aja. Udah nih dapet novelnya, yuk sekarang bayar dulu ke kasir." Ajakku sambil menarik tangan Kevin.

=====

Setelah selesai mencari-cari novel, sekarang aku harus menepati janjiku untuk mentraktir Kevin makan.

"Gin..." Panggil Kevin lembut. Sepertinya dia mau ngomong serius nih. Eh? Apa jangan-jangan dia mau nembak aku ya? Wah, please Vin jangan sekarang, gue belum nyiapin jawabannya. //PLAKKK KEPEDEAN//

"Iya? Kenapa, Vin?"

"Gue sayang sama orang, Gin. Gue nyaman sama dia. Tapi, gue nggak tau perasaan dia ke gue gimana."

Deg.

Berasa ditampar oleh kenyataan. Kevin? Sayang sama siapa? Apa mungkin ada oranglain yang jauh lebih bisa bikin dia nyaman dibanding gue? Halah, sadar, Gin! Lo cuma sahabat Kevin. Nggak lebih. Ada sedikit perasaan nyesek tapi semua itu aku coba hilangkan dengan senyum palsuku. Ya, aku berusaha mengeluarkan fakesmileku.

"Widiw, bisa juga lo sayang sama orang hahahaha. Gue kira lo cuma sayang sama gue doang hahahahha" Balasku dengan candaan.

"Gue serius, kambing."

"Hehehehe iyaiyaa maap. Gini deh, coba lo nyatain aja perasaan lo kedia. Biar lo juga tau kan gimana perasaan dia ke lo sebenernya?"

"Tapi, gue takut."

"Cowok sih penakut. Nggak usah jadi sahabat gue deh kalo cemen."

"Gin... Gue nggak mau kehilangan dia. Kalo seandainya dia nggak punya perasaan yang sama ke gue, gue takut dia menjauh."

"Belom mencoba aja udah takut. Cemen lah."

"Iya deh, gue bakal coba apa yang lo bilang tadi. Thanks ya, Gin atas sarannya!" Ucap Kevin dengan senyum tulusnya. Senyuman yang selalu berhasil membuat aku jatuh cinta padanya.

Entah harus senang atau sedih mendengar ucapan Kevin barusan. Mendengarnya akan menyatakan cintanya kepada orang yang selama ini ia sayangi merupakan kenyataan yang menyakitkan untukku. Ternyata selama ini, hanya aku yang merasakan perasaan nyaman dan sayang ini. Kejebak friendzone emang nggak enak. Mungkin, aku harus moveon. Huh.

=====

HELOOWWW HELOW BANDUNGG! MUEHEHEHEHE udah lama banget ya cerita ini nggak dilanjut. Gimana nih? Masih pada setia baca nggak? Hahahahaha maaf banget banget untuk yang udah bawel nyuruh gue lanjut cerita ini dan gue baru bisa lanjutin sekarangg, karna emang udah berapa bulan ini bener-bener buntu ngga dapet inspirasi buat lanjutin ini cerita.... btw, makasih buat yang masih setia nunggu cerita gue dan mau baca cerita abal ini hehehehe. Vote dan comment kalian bakal nyemangatin banget buat ngelanjutin cerita ini loh yaaa!!:p:p

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ReginaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang