[Cerita ini mengandung unsur dewasa hingga diwajibkan bagi pembaca yang belum berusia 17+ dilarang keras untuk membaca cerita ini. Apabila larangan ini dilanggar maka resiko tidak ditanggung penulis. Terima kasih]
***
Di Indonesia sudah menujukan pukul 12 WIB, saat dimana semua orang beristirahat. Membuang rasa penatnya, bercinta dengan kekasihnya, atau menikmati indahnya malam dengan cumbuan mesra. Tapi tidak dengan gadis cantik dalam ruangannya.
Ia disibukan dengan pekerjaan yang menumpuk, kesalahan karyawan membuatnya lembur akhir-akhir ini. Gadis malang yang kesepian, tak memiliki kekasih hingga ia harus pulang tengah malam sedirian, meski begitu, tak ada sedikitpun rasa takut dibenaknya.
Ketukan suara higheelsnya memecah keheningan, mau tak mau ia harus menyudahi pekerjaannya hari ini, sebelum waktu menjelang pagi, ia membereskan berkas-berkasnya diatas meja, lalu pergi meninggalkan ruangan itu sendirian.
Dengan langkah percaya diri ia memasuki lift yang seharusnya dipakai untuk para petinggi, karna lift untuk para karyawan sengaja dimatikan saat pukul 11 malam, entah karena alasan apa kantor ini membuat peraturan yang aneh, mungkin untuk menghemat listrik, pikirnya.
"aaahhhh.." Gadis itu tersentak ketika mendengar desahan dari belakang tubuhnya. Kepalanya yang tertunduk otomatis terangkat dan melihat siapa yang dibalik tubuhnya, ia bisa melihat dari pantulan pintu lift yang terbuat dari kaca.
Sial! Umpatnya dalam hati, ia melihat dua orang lawan jenis tengah melakukan hubungan sex didalam lift, sang pria hanya membuka sedikit celananya, dan sang wanita sudah benar-benar menanggalkan roknya, bahkan mereka tak benar-benar telanjang.
"Dasar pasangan mesum gila, bagaimana bisa mereka malakukan sex ditempat umum?" Lagi-lagi gadis itu mengumpat dalam hati. Wanita itu menahan desahannya saat ia menyadari ada seseorang lain didalam lift, namun tidak dengan sang pria, ia tetap memompa wanitanya dengan gerakan cepat dan kasar, gadis itu memperhatikan satu-persatu dari mereka, wajah sang wanita sudah merah karena malu, dan sang pria, sepertinya tak memiliki rasa malu.
Gadis itu mendengar bisikan pelan, "Ada orang lain zo, apakah kita bisa berhenti?" Suaranya serak dan memelas, kasian sekali dia menahan malu hanya untuk pria brengsek itu.
"Tidak bisa sayang, sebentar lagi."
"Astaga, kenapa aku bisa berada ditempat yang salah." Gadis itu lebih memilih mengalihkan pandangannya pada sepatunya yang tidak menarik, semua dinding lift terbuat dari kaca, mana mungkin ia mengangkat kepalanya, pasti pemandangan menjijikan itu lagi yang akan ia lihat.
"Jika di ingat-ingat, rasanya wajah pria itu tak asing untukku." Pria itu memang tak asing untuknya, karena ia sudah 3x menemui pria itu ditempat yang berbeda, dengan wanita yang berbeda, namun kegiatannya tetap sama. Melakukan hubungan intim.
Awalnya sang gadis melihat pria itu bersama wanita bertubuh sintal, buah dadanya besar begitu pula dengan pantatnya. Saat gadis lugu itu akan kembali pulang, ia melewati lorong menuju lift, dan dilorong yang sudah gelap saat tengah malam, ia melihat pria mesum itu bersama wanita sintalnya tengah melakukan hubungan sex. Wanita yang tak lain dan tak bukan adalah rekan kerjanya sendiri. Gila. Meski ia tau wanita itu temannya, ia seakan pura-pura tidak tau.
Yang kedua, lagi-lagi ia memergoki pria itu tengah melakukan hubungan sex dengan wanita lain lagi, sekarang sekertarisnya sendiri, didalam ruangannya. Bagaimana ia tau? Karena ia melewati ruangan itu ketika ia akan meletakkan beberapa berkas penting dimeja sekertaris CEO.
Tingg..
Suara dentingan lift membuat gadis itu tersadar dari lamunan, wanita itu keluar dengan kondisi berantakan, ditambah lagi wajahnya yang merona karena malu. Pria macam apa yang tega memperlakukan wanitanya seperti itu. Dasar tidak beradap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Morazoe
Romance"sudah ku bilang jangan berhubungan dengan pria gila sex seperti dia!" Tamara menjerit-jerit penuh emosi ketika Mora datang padanya dalam kedaan menangis. "sekarang kau tau resikonya kan, mencintai pria pecinta wanita seperti dia!" lagi-lagi wanita...