Part ini spesial buat readers. Thanks udah setia sama ceritaku:))
Bacanya sambil dengerin mulmed ya;)***
"Jadi disini dia bekerja."
Pria itu tengah memperhatikan sekeliling, matanya menyorot satu persatu setiap pelayan, terutama yang berjenis kelamin wanita, dalam keramaian dunia malam seperti ini, ia harus menyalakan lampu inframerah dalam matanya, memperjelas pengelihatannya dalam ruangan remang-remang penuh dentuman musik. Sesekali tubuhnya terhuyung kekanan dan kiri karena ia memasuki tempat dimana banyak orang berdendang.
Ketika Robert memberitahukan tempat tinggal Mora dan juga pekerjaan barunya, ia segera mendatangi tempat ini begitu jam kantor usai. Ia melupakan kebiasaannya lembur dalam kantor, ia melupakan hiburannya yang berupa sex. Ia mengacuhkan beberapa wanita yang menawarkan dirinya.
Memang pakaian mereka seperti wanita karir pada umumnya, otak mereka dapat diandalkan dalam pekerjaan, namun nafsu dan kelakuan mereka bagaikan binatang. Menawarkan diri mereka dengan cuma-cuma kepada pria tampan yang mereka inginkan.
Zoe terus mencari sampai pandangannya bertabrakan dengan gadis incarannya, Zoe bisa melihat dengan jelas, ada rasa terkejut dalam pandangan gadis itu, keterkejutan yang bercampur dengan ketakutan yang luar biasa, hal yang tak pernah Zoe pikirkan sebelumnya. Ia tak mau gadisnya takut dengannya, apa lagi menghindarinya seperti ini.
Seakan tak mau kehilangan lagi, Zoe mengejar gadis itu yang malah membuatnya berlari menjauhi Zoe. Hingga tanpa sadar gadis itu menabrak seorang pria hidung belang yang menatapnya dengan lapar. Zoe berhenti ditengah jalan, memperhatikan apa yang akan pria itu lakukan.
Dari jarak sejauh itu ia bisa melihat tatapan lelaki itu pada Mora, tatapan penuh nafsu yang menjijikan, ia kembali melangkah ketika lelaki itu mulai menarik Mora untuk mengikuti langkahnya.
"Hei bung! Lepaskan tangan menjijikanmu itu." Zoe menyentak keras pegangan lelaki itu ditangan Mora, dan menarik gadis itu kebelakang tubuhnya, Zoe bisa merasakan tubuh Mora yang bergetar karena ketakutan.
"Sorry dude, siapa cepat dia dapat." Lelaki itu menyeringai penuh kelicikan, membuat Zoe geram dengan kelakuan hewannya, ia melirik beberapa wanita sexy yang tengah duduk bersantai disofa diskotik itu, tempat awal lelaki ini berada.
"Kupikir wanitamu sudah cukup membuatmu puas." Zoe menggerakkan dagunya menujuk beberapa wanita berpakaian sexy yang menggoda itu, lelaki itu melihat apa yang Zoe tunjuk, "Dan maaf, gadis ini milikku kawan." Ia berbalik membawa Mora dalam genggamannya.
Tak memperdulikan lelaki dibelakang Zoe yang sudah mengumpat mati-matian untuk Zoe.
Pria itu membawa gadisnya ketempat yang lebih sepi, wajah datarnya tak menjelaskan apapun untuk Mora. Membuat gadis itu semakin ketakutan. "Rasanya seperti keluar dari lubang buaya tapi masuk kelubang singa." Batinnya.
Hingga cengkaraman Zoe terlepas ketika mereka memasuki lorong tanpa ujung, dan hanya ada mereka berdua ditempat itu. Hanya mereka berdua.
Mora tak bisa lagi menyembunyikan rasa takutnya yang berusaha ia tutupi dengan wajah datar seperti Zoe, walau begitu pria itu tetap tau, gadis dihadapannya ini sedang ketakutan.
"Pengendalian yang buruk gadis manism" Zoe tersenyum tapi lebih menyerupai seringai.
"Apa maumu?" Mora menatap Zoe dengan penuh tantangan, hal yang berbanding terbalik dengan ketakutan yang ada pada dirinya.
Zoe mendorong tubuh Mora hingga menabrak dinding, gadis itu sedikit meringis karena tingkah dadakan Zoe, ia menatap mata Mora lekat-lekat. Yang ditatap tak menujukkan rasa takutnya cenderung menyerupai tantangan untuk Zoe. Tanpa menunggu lama ia mengecup bibir Mora.
KAMU SEDANG MEMBACA
Morazoe
Romance"sudah ku bilang jangan berhubungan dengan pria gila sex seperti dia!" Tamara menjerit-jerit penuh emosi ketika Mora datang padanya dalam kedaan menangis. "sekarang kau tau resikonya kan, mencintai pria pecinta wanita seperti dia!" lagi-lagi wanita...