Pagi yang cerah, tapi tidak seperti kelihatannya, aku dan Zoe sejak pagi hanya bungkam tak dapat membuka suara. Aku tak tau apa yang terjadi pada kita, padahal baru semalam kami saling berpelukan, tapi pagi ini kami kembali merasa canggung.
Astaga, aku benar-benar tidak tahan dengan keadaan seperti ini, inginku membuka suara ketika lampu menandakan warna merah. Sayangnya mulut tak searah dengan hatiku. Kulirik Zoe yang tengah konsentrasi mengemudi. Ia tak menunjukan ekspresi apapun, yang terlihat hanya guratan wajah 'tidak ada masalah'.
Kembali kuteringat keputusanku untuk memenuhi keinginan Zoe. Keinginan yang akan membuatnya jauh lebih bahagia, tapi apakah itu jaminan dia akan tetap bersamaku seperti saat ini? apa yang aku haapkan akan berakhir sia-sia seperti wanita lainnya yang ia temui. Oh ayolah Mora, kau akan baik-baik saja, sepertinya.
Tak terasa perjalanan 30 menit dari apartement menuju kantor terasa begitu cepat, kesenyapan dalam mobil ini menghilang ketika debuman pintu tertutup dengan keras mengejutkanku. Ia tak seperti biasanya, membukakan pintu untukku lalu membawaku keluar dengan senyuman. Pandanganku lurus menatap punggungnya yang terus menjauh. Berjalan sendiri tak perlu repot untuk menungguku.
Kulangkahkan kaki dengan lemas. Mengbaikan pandangan orang-orang yang menatapku heran, tersenyum ramah dengan orang-orang yang menyapaku. Bahkan aku dapat membaca pikiran mereka sekarang, seolah-olah mengatakan 'apa kau sedang tidak baik-baik saja dengan pria tampan itu?' atau 'syukurlah kau semakin jauh dengannya, aku benci melihatku terus dengannya' . Baiklah, yang terakhir sedikit menyeramkan.
Ketika kakiku mendarat tepat dimeja, kulihat Zoe sudah konsentrasi berkutik dengan berkas-berkasnya. Atau ia sudah benar-benar tidak peduli denganku? atau dia mulai merasa bosan dan jenuh untuk terus memintaku melakukan hal itu dengannya?
Apa yang harus kulakukan? mendatanginnya dan memintanya untuk menyentuhku? oh, ayolah. Itu murahan sekali. Mungkin menggodanya dengan sedikit gerakan akan membuatnya memberikan apa yang aku inginkan. Oke, aku mulai seperti Zoe sekarang.
Kubuka website bioskop yang biasa didatangi kaum remaja, hanya iseng untuk membuka mungkin ada film yang menarik untuk kutonton dengan Zoe jelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Morazoe
Romance"sudah ku bilang jangan berhubungan dengan pria gila sex seperti dia!" Tamara menjerit-jerit penuh emosi ketika Mora datang padanya dalam kedaan menangis. "sekarang kau tau resikonya kan, mencintai pria pecinta wanita seperti dia!" lagi-lagi wanita...