1

4.1K 72 4
                                    

Difa khairunnisa seorang gadis yang baru beranjak dewasa yang kini duduk di bangku sekolah menengah atas negri 5 jambi setelah lulus dari sekolah islam nurul il'mi terpadu jambi, difa merupakan anak bungsu dari 5 bersaudara, kakaknya yang pertama bernama karina najwa sedangkan kakaknya yang kedua zahara maulida dan abang satu-satunya farid maulana sedangkan kakaknya yang terakhir zahwa haidatul.
Hari ini merupakan hari pertama difa bersekolah di SMA N 5 Jambi, ini merupakan pengalaman difa bersekolah di sekolah negri yang tidak semua wanita menggunakan hijab, karna difa dari tk,sd,smp di masukkan kesekolah islam sehingga difa merasa sedikit berbeda dengan teman-teman wanitanya yang tidak menggunakan hijab tapi difa bisa memaklumi itu karna dia tau di sekolah umum biasa menggunakan hijab itu tidak di permasalahkan asal berpakaian seragam sekolah yang sopan dan yang pasti sesuai aturan yang di terapakan sekolahan itu dan bagi yang berhijab tidak pula di permasalahkan juga, difa memasuki gerbang sekolah dia ingin tau bagaimana rasanya bersekolah dengan lingkungan yang baru dan berbeda itu, difa mengikuti mos ( masa Orientasi Siswa ), difa dengan segala pernak-pernik yang sudah di siapkannya kemarin sebelum mos hari ini.
Sebelum difa mos hari ini, kemarin seluruh anak baru di suruh datang kesekolahan sekitar pukul 09:15 untuk pengarahan mos dari anak osis, mereka semua di beri arahan tentang alat-alat yang harus di gunakan dan yang harus di pakai selama berlangaungnya mos.
Difa mengawali itu semua dengan doa di dalam hati karna bagi difa sesuatu yang di kerjakan tanpa doa itu tidak afdol rasanya, terdengar jelas di telingan difa suara bel berbunyi "teeeeeeeetttttt" difa segera berjalan dengan langkah panjang menuju kelas, setiba di kelas difa langsung duduk di kursi yang kemarin dia tempati waktu pengarahan untuk mos karna udah sekalian kemarin juga pembagian kelas, difa langsung menyapa teman sabangkunya indri yang kemarin sudah difa ajak kenalan
" haii indri" dengan senyum tulus
"haii juga fa, kenapa lama datangnya?" Tanya indri
"iya soalnya tadi aku nunggu di antar sama abang mana dia mandinya lama lagi" difa membayangkan bagaimana kejadian tadi pagi dia bangun jam 5 mandi,sholat subuh,bersiap-siap, sarapan semua selesai jam setengah 7 namun difa harus menunggu abangnya yang mandi lama belum lagi sholat subuh dan yang lainnya
"emang gak bawak motor sendiri fa?" Difa tertawa dalam hati kalo aku bawak motor sendiri bisa-bisa itu motor udah ga mulus lagi haha batin difa
" aku ga bisa bawak motor in"

"Belajar dong fa!"

"Iya ntar deh kalo udah di bolehin sama udah punya duit sendiri buat beli motor"

"Kenpa ga mintak beliin sama papa kamu aja fa?"

"Aku bukan dari keluarga yang kaya in, namun alhamdulillah kehidupan kami tercukupi" yaa kalo di rumah ada pohon duit enak tinggal metik buat beli ini itu terus itu duit tumbuh lagi astaga ngucap difa ngucap,bati difa berbicara

"Maksudnya belajar motor aja dulu fa, mana tau dapat hadia undian kamu dapat motor kan lumayan udah bisa bawak motor"

Belum sempat difa menjawab kakak senior mereka masuk dan menyuruh baris di lapangan tidak lupa pula membawa semua perlengkapan mos untuk hari ini, dengan cepat difa mengajak indri "ayok ndri kita ke lapangan" ajak tulus difa
"ayook fa"

Difa dan indri sibuk mencari barisan kelas mereka dan akhirnya mereka menemukan di barisan paling ujung sekali,indri dan difa saling menatap satu sama lain seperti ada yang aneh kelas mereka seharusnya di tengah bukan di ujung tapi mereka simpan pertanyaan itu pasti nanti bakal dapat juga jawabannya.
Mereka semua di periksa dengan kelengkapan alat-alat mos, bagi yang tidak lengkap akan di hukum, ada sekitar 20 yang tidak membawa perlengkapan dan dengan berbagai alasan mereka buat, mereka yang tidak membawak perlengkapan di pisahkan dari kami yang membawak lengkap semua pernak-pernik mos,setelah selesai di periksa kami di suruh duduk di lapangan tempat kami baris, kakak osis memperkenalkan dirinya masing-masing, aku dan indri diam sambil mempertajam telingan karna kami di barisan paling ujung dan belakang sekali jadi jangan heren kalo indri berkali-kali mengangkat tangan sambil berkata saya tidak dengar kak! Bisa di ulangin! Hahaha ini bukan senior yg ngerjain tapi junior yg ngerjain senior, aku tertawa dalam hati dann lamuan ku berhenti ketika salah satu senior maju dan memperkenalkan dirinya, deeeeggggg jantung berperang hebat di dalam, langsung aku beristifar menundukkan kepala sambil mendengar apa yang di ucapkannya

Mengagumi dalam diamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang