4

1.1K 35 6
                                    

Difa POV

Di pagi senin yang cerah ini difa udah siap dengan seragam sekolahnya, ga terasa difa udah tiga bulan menjadi murid di sma 5, selama tiga bulan itu difa beraktivitas seperti biasa layaknya para pelajar lainnya.

Namun selama tiga bulan itu difa jarang sekali melihat alif, difa kira satu sekolahan dengan alif bakal sering ketemu tapi malah sebaliknya, satu sekolah sama alif sama aja kayak satu komplek ga ada bedanya,

Pernah sekali difa melihat alif berjalan keruang guru dengan membawak buku,
Hanya sekali itu saja selebihnya ga pernah lagi ketemu, difa selalu mengendalikan hatinya dan pikirannya agar tidak terlalu mengagumi alif karna dengan mengagumi terlalu dalam difa takut berdosa dengan perasaannya itu.

Difa mencoba menceritakan semuanya pada indri yang sekarang sudah menjadi sahabat difa semenjak mos yang membuat mereka semakin dekat dan akrap.

Difa dan indri sekarang sedang makan di kantin sekolah.

"Ndri, ada yang mau aku ceritain sama kamu dan jelasin" difa mulai membuka suara.

"Apa faa? Tumben amat biasanya kalo ga di tanya diam aja "

" hehe, ingat ga yang waktu kita duduk di taman sekolah, hari terakhir mos?"

" iya ingat? Kenapa emang? " tanya indri yang semakin penasaran.

"Kan waktu itu, aku nyari kak" belum selesai difa berbicara langsung di potong indri.

"Nyari kak alif"
"Haha iyaiya tu tau"
"Mau cerita tentang kak alif ya? Jangan-jangan "

"Jangan-jangan apa jangan sembarang tuduh dosa tauk " difa memotong ucapan indri.

"Yee belum lagi selesai, jangan-jangan suka!"
"Enggak suka cuman kagum aja" jawab difa jujur.

"Kagum sama dia ketika ngaji, tapi tampangnya juga ganteng fa"

"Mau di jelasin atau ga ndri, dari tadi motong omongan mulu"

"Iyaiya diam tapi cerita sampai selesai yaa"

Barulah difa menjelaskan semuanya dari awal sampai akhir pada indri.
Setelah mendengar cerita difa barulah indri tau.
"Oh gitu ternyata fakta yang sebenarnya, aku kira"

" kira apa? Suka bangat ndri kira-kira"
"Kirain mantan yang belum bisa move on hahahah" tawa indri lepas

" pacaran aja ga pernah dan ga mau pacaran "

"Lah kenpa gitu fa?" Indri tampak heren

"Dalam islam emang di bolehin pacaran ndri, emang ada ayat al-quran atau hadis yang menyuruh pacaran ndri?" Tanya difa pada indri.

"Ga ada faa dan akupun juga ga pernah dengar tu"

" nah karna itulah jangan pacaran, kalo mau ta'arufan aja ndri"

"Kamu udah pernah ta'arufan faa?"
"Belum ndri, ntar aja nunggu udah siap"
"Kapan siapnya faa"
"Tunggu udah selesai kuliah haha, masih mau pacaran lagi ndri?" Tanya difa pada indri.

" kalo di pikir-pikir enggak lagi deh faa"
"Yakin ga ndri " tanya difa menggoda indri.

"Yakin faa yakin nian"
"Bagus banget kalo gitu"
"Faa udah yuk, kekelas lagi yuk"
"Ayok ndri'

Alif POV

Rasanya semenjak kelas tiga ini tugas semakin banyak belum di tambah les di sekolah, les di luar membuat capek.
Bahkan aku banyak menghabiskan waktu di kelas dan perpus, kekantin boleh di bilang ga pernah lagi paling cuman nitip sama bimo atau rangga, sohib yang paling ngertiin banget mereka berdua itu.

Mengagumi dalam diamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang