Chapter 2

133 15 16
                                    

Seorang resepsionis memberitahuku untuk masuk ke ruang praktek Zayn yang berada di ujung lorong ini. Tidak pikir panjang aku langsung menuju ruang praktek Zayn.

"Hey bro!" Ujar ku saat masuk ke ruangannya, aku langsung memberinya sebuah pelukan.

"Vas happenin?"

"Aku ingin membeli obat, tapi uangku habis hehehe" ujarku sambil tersenyum

"Untuk ayahmu?"

"Bukan, untukku."

"Hah? Kau sakit?" Zayn tiba-tiba menghentikan aktivitasnya dan menatapku bingung.

"Ofcourse i'm joking! Ahahaha"

"Oh ya, bodoh sekali aku bertanya seperti itu. So? Untuk ayahmu?' Ujar Zayn, dan aku hanya mengangkat alisku memberi isyarat bahwa aku meng-iyakannya.

"Ada apa dengannya? Ya allah hazza, bilang saja ke-"
Kata-kata Zayn terpotong karena Tiba-tiba seorang pasien memasuki ruangan.

"Oh Silahkan masuk Nona, aku Dr. Zayn," lanjut Zayn tersenyum ke arah seorang pasien cantik.

"Hi, umm aku stacey with an e and y."

No fookin way, shes Stunning! Batinku.

"Kalau dia bertanya bilang saja kau adalah ahli penyakit dalam, ya?" Bisik Zayn kepadaku. Aku hanya mengangguk dan kembali tersenyum dengan gadis itu.

Se-sekali gadis itu memergokiku sedang memerhatikannya, tapi aku tetap saja tidak berhenti dan senyuman cabul ku muncul. Pikiran-pikiran kotorku pun ikut bermunculan.

"Baik, kita lihat berkasmu nona.... Nona Stacey E Moore," ujar Zayn, dan gadis bernama Stacey itu baru saja mencuri perhatian ku itu hanya mengangguk.

"Hmm kondisi darurat?"

"Ya, hmm kemarin apartemen di rampok, mereka mencuri obat Parkinson milikku. Dan itulah yang kumaksud dengan kondisi darurat,"

"So, monoterapi?"

"Ya. Sinemet CR, 50 miligram 2 dua kali sehari. Ditambah Domperidone untuk mencegah mual, 10 miligram tiga kali sehari. Artane untuk gejala gemetar dua miligram, dan beberapa obat lainnya jika penyakit ku tiba-tiba kambuh."

"Wow itu banyak sekali nona," aku mengeluarkan senyuman andalan ku.

"Sorry, who are you?" Ujarnya tersenyum ke arahku.

"Im Harry, ahli penyakit dalam." Ujarku dengan tanpa sadar mengangkat satu Alisku.

Ku lihat Zayn memutar bola matanya karena tingkah ku.

"Oh ya, gejala Parkinson di usia dini itu sangat jarang," lanjut Zayn seraya memeriksa kondisi

"Yup, pertama kali aku di diagnosa gejala gemetar ringan, kemudian gejala wilson, kemudian gejala huntington, selanjutnya aku di periksa untuk gejala MAS, PSP, Sipilis." Jelasnya. "Dan aku senang hasilnya negatif." Lanjutnya lagi sambil tersenyum.

"Dan oh iya, minggu lalu di diagnosis tumor otak, sungguh mengerikan. Kemudian gangguan gerakan, dan hasilnya agak melegakan, cuma penyakit lama, Parkinson."

"Kau punya dokter saraf?" Ujar Zayn masih sibuk memeriksa pasien seksinya itu.

"Tidak lagi."

"Kau punya asuransi?"

"Hmm yes," ujar gadis bernama sambil mengeluarkan setumpuk uang.

"Ok, thats good." Zayn menutup berkas yang di pegangnya

Zayn mengambil sebuah stetoskop dan memakainya lalu mendekati pasien sexy-nya itu untuk memeriksanya.

"Oh, tidak apa. Hanya kurang sedikit olah raga jadi kau agak kaku. Ini resepnya, bilang saja ke repsionisnya ya," ujar Zayn sambil menuliskan resep-resep di selembar kertas.

"Benarkah? Aku tidak apa-apa? Aku pikir aku akan mati hari ini," ucap gadis itu.

"Oh no, jangan bilang seperti itu. And here it is... Apa ada lagi yang bisa ku bantu?"

"Hmm oh iya! Di payudaraku, ada sebuah bercak aneh. Aku takut kenapa-kenapa, bisa kau memeriksanya?

"Sure" Ujar Zayn, lalu gadis itu membuka kancing bajunya satu persatu dan menunjukan bagian dadanya ke Zayn.

"Oh that's just gigitan spider. Its okay."

"Begitukah? Oh baiklah untung saja hehe" balas gadis itu seraya tersenyum ke arah ku sambil membereskan bajunya.

"Sekali lagi terima kasih, kali ini aku akan benar-benar pergi. Hehe permisi." Ujar gadis itu lalu pergi meninggalkan ruangan praktek Zayn.

"Waaaah Zayn! Kau sangat beruntung! Kau lihat kan? Dia menunjukan dadanya kepadamu! Aku jadi ingin menjadi dokter sepertimu," Ujarku setelah aku tinggal berdua dengan Zayn.

"Bodoh.. Tidak semudah itu menjadi seorang dokter. Sudah sana pergi, aku malas melihatmu,"

"Baiklah, tapi berikan nomor gadis itu,"

"Apa-apaan? Itu privacy styles! Sudah sana pergi."

"Awas kau nanti, oke baiklah aku akan pergi." Ujarku, lalu mengangkat tanganku untuk high five seperti yang biasa aku lakukan dengan Zayn dan pergi.

VOMMENTS DONG:(
Sedih banget sih wkwkkw
Kritik&Sarannya juga ya!

Daaan ga bakal lupa buat ngucapin Terima Kasih buat yang udah ngasih apresiasi untuk ss ini. ILY.

Btw, curhat dikit. Gue lagi pms dan sakit perutnya naujubilah sakit bener buset deh. Hehehe

All the love, A😁💞

Love And Other ThingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang