Chapter 4

73 9 3
                                    

Sesampainya di rumah, aku membuka pintu apartment. Aku mendapati adik tak berguna menangis tersedu-sedu.

Badannya saja yang besar, tapi cengeng. Harusnya kau malu dasar gendut. Batinku.

"Apa yang terjadi?" Tanyaku dengan malas.

"Aku-a-aku huaaaa aku putus dengan Carol," Ujarnya seraya memelukku erat.

Dia tidak sadar atau bagaimana si? Dia itu besar, aku jadi sulit bernafas. Dasar bodoh. Batinku lagi.

"Aku sangat sedih hazz, huaaa,"

"Bagaimana bisa? Kalian terlihat sangat cocok," tanyaku.

"Iya aku tau, tapi kata dia aku terlalu kecanduan internet porn,"

"Ha? Tapi nyatanya kau tidak kan?" Ucapku sambil melepaskan pelukannya yang sangat erat.

"Tentu saja iya, bukan kah semua orang begitu di zaman sekarang ini?"

Dia sungguh bodoh, batinku.

"Kalau begitu, berarti itu bagus untuk Carol," Ujarku sambil merapihkan barang-barang di apartmentku.

"Apa maksudmu? aku hanya tidak bisa menahannya, apa lagi jika membayangkan tubuh Carol yang sangat semok,"

Aku mengerti Brad, maaf karena aku juga pernah tidur dengan kekasihmu itu, maksudku mantan kekasih. Batinku.

"Ya sudah, jangan melebih-lebihkan. Cari saja yang baru, yang jauh lebih sexy dari pada Carol," Ujarku seraya pergi meninggalkan Brad ke kamar. Yang di beritahu hanya melongo.

"Dasar kau pembohong! Kau bilang kau seorang dokter, tapi ternyata kau cuma seorang pegawai di toko roti! Beraninya kau membiarkanku menunjukan bagian dadaku!"  Tiba-tiba suara gadis yang juga pasien Zayn tadi terngiang-ngiang di pikiranku.

Aku pun bergegas mencari Hand phone ku lalu menghubungi Zayn.

[ m e n e l p o n]
"Halo? Salamuleikum, Zayn?"

"Waleikumsalam, ada apa? Kau butuh obat lagi? Bagaimana Des sekarang?" Ujar Zayn yang ada di sebrang sana.

Oh iya, aku lupa obat Des! Aduuh tapi nanti saja lah. Batinku.

"Bukan bukan, hmm begini. Kau ini sahabatku kan?"

"Hmm?"

"Kau orang yang baik dan suka menolong orang banyak kan?"

"Oh come on Hazz, sebenarnya apa yang kau mau? tidak usah bertele-tele. Aku bukan gadis modus-an mu," Ujar Zayn enteng.

"Hehehe kau ini, you know me so well pal."

"So, whats that?"

"Begini Zen, aku ingin meminta nomor gadis yang tadi siang ada di klinik praktekmu itu,"

"Tidak bisa,"

"Kenapa? Dia juga gadis incaranmu?" Ujarku terkejut.

"Bukan idiot, itu adalah peraturan. Kita tidak bisa sembarangan memberikan nomor telepon,"

"Oh, seriously Zayn? Kau bilang kalau kau itu sahabatku."

"Yep i am, im so sorry hazz. Kali ini aku tidak bisa membantumu. Aku sudah katakan di klinik bukan?"

"Hmm aku tahu, aku bisa membantumu balikan dengan perrie sebagi imbalannya, bagaimana?"

"Kurang ajar kau styles! Baiklah,"

"Hahahahaha aku tau kau bro, berapa nomornya?"

" *414+++++++++, tapi kal-"
[a

: nomornya di sensor, nanti kalian pada sms lg h3h3h3 74yU5]

*niitt*

Aku langsung mematikan telepon Zayn karena aku tahu pasti dia akan menceramahiku Setelah ini semua.

"Harry?" Suara Brad memanggilku terdengar dari dalam kamar.

"Apa?"

"Apakah kau membawa beberapa roti dari tempat kerjamu?"

Dasar gendut, di pikirannya hanya makanan dan porn. Batinku.

"Tidak," balasku singkat.

"Kalau begitu, boleh aku meminjam Vcd dan Tv-mu?"

"Ya, tapi jangan untuk menonton porn,"

"Oh ayolah Hazz, satu film saja," mohon Brad.

"Tidak, atau kau keluar dari rumahku," tegasku.

"Uhh ya sudah, aku akan tidur saja,"

Aku pun tak membalasnya lagi, lalu merapikan tempat tidurku dan berbaring untuk istirahat beberapa menit.

"Ahhh ahhhhh ohh yeaahhhh"

"Yeah nice ahhh" terdengar desahan yang membuatku terbangun dari tidur lelapku.

Oh fuck, pasti Brad!

Dengan malas namun cepat aku bangkit dari tempat tidurku menuju ruang tamu, dan benar saja. Aku mendapati Brad sedang memerhatikan gadis yang sedang asik mengulum cock seorang lelaki di tv sambil jerking off.

Holy cow! Thats so disgusting! Batinku.

Aku tidak bohong, memang pernah melakukannya. Namun melihat Brad melakukan itu membuatku di rumahku membuat ku ingin muntah.

"Apa yang kau lakukan? Haah? Sudah ku bilang jangan lakukan hal semacam itu di rumahku!"

"Maaf Hazz, aku hanya tidak bisa menahannya," Ujarnya sambil menghentikan kegiatannya sejenak.

Aku hanya memutar bola mataku dan kembali ke kamar untuk mengambil jaket lalu pergi keluar untuk menghilangkan sedikit kepenatan yang ada di kepalaku.

Pilihanku pun jatuh pada salah satu club malam yang ada di pusat kota London. Aku memesan sebuah vodka, dan beberapa makanan kecil.

"Tambah lagi! Tenang saja, aku akan bayar! Aku tidak miskin!"

"Tapi nona, kau sudah sangat mabuk," Ujar seorang bartender.

"Aku ini hanya sakit, kau tahu?! Sebentar lagi aku akan mati! Kau tidak perlu khawatir, Cepat berikan aku 2 botol lagi!"

.
.
.
.
.
Nah lo! Siapa tuh ya? Ada yang bisa nebak???

Btw sorry banget late update, gue abis UTS. Sekolah gue emang cct banget, selalu beda sama yang lain-_-
Anddd ga pernah lupa buat terima kasih udah kasih walau pun sedikit buat SS ini. Kalau bisa sih yang banyak ya h3h3h3

All the Love, A😘💙

Love And Other ThingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang