Aku menoleh, dan mendapati seorang perempuan yang fimiliar untukku, berambut panjang berwarna coklat sedang membanting-banting botol yang di pegangnya. Holy crab, is that Stacey? Oh my god thats her!
"Stacey?!!"
"Huh? Kau akan memberiku minuman?" Ujarnya sambil menoleh ke arahku. "Haaah? Iya atau tidak? Kalau tidak, pergi sana!" Lanjutnya lagi dengan suaranya agak berat dan tidak jelas akibat terlalu mabuk.
"Kau sangat mabuk, ayo aku akan membantumu,"
"Kau pasti malaikat yang di kirim tuhan untukku, iya kaaan?" Pekiknya. "Aku pikir aku akan mati besok, ternyata sekarang," lanjutnya lagi.
"Err kau cukup berat, ayolah bangun," Ucapku sambil mengangkat dan menggendongnya di punggung menuju mobilku yang berada di seberang Bar.
"Aku tidak ingin meminum obat-obat sialan itu lagi! aku lelah!" Pekiknya sambil menangis saat ia sudah ada di dalam mobilku. Dengan reflek aku menggenggam tangannya yang terlihat gemetar, riasan yang ada di wajahnya pun sudah berantakan akibat air matanya yang deras menetes. Setelah itu pun ia sedikit tenang sampai di apartmentku, untung saja Brad sudah tidak ada, jadi Stacey bisa tidur di kasurku dan aku di sofa.
•••
"Dasar kau kurang ajar! Apa yang sudah kau lakukan brengsek! Kenapa aku bisa di hotel denganmu!" Suara melengking membangunkanku, sesak terasa saat aku membuka mata. Rambutku tertarik-tarik menimbulkan rasa perih yang tanpa terasa air mataku menetes sendiri. Tubuhku terasa sakit karena terpukul-pukul. Aku pun menangkis pukulannya dan melempar bantal yang di pakai Stacey untuk menutupi wajahku.
"Tunggu! Kau ini apa-apaan sih?" Pekikku sambil memegang erat kedua tangannya, hingga aktifitasnya pun terhenti. Matanya yang coklat bertemu dengan mataku, terlihat jelas ia sangat frustasi.
"Mengapa aku bisa disini? Dan mengapa aku hanya mengenakan pakain dalamku dan handuk?" Stacey mengecilkan suaranya.
"Dengar, semalam aku menemukanmu sedang mabuk berat di bar, lalu akh-"
"Lalu mengapa aku hanya memakai ini semua?!" Potong Stacey.
"Ughh, aku sudah bilang, dengarkan dulu. Aku membawamu ke apartmenku karena aku tidak tau dimana rumahmu! Dan mengapa kau memakai itu semua karena kau bertingkah aneh semalam, lalu kau membuka pakaianmu dan pergi mandi," jelasku panjang lebar.
"Bohong! Pasti kau sudah melakukan sesuatu terhadapku!" Ujarnya sambil memukul tubuhku dengan bantal yang ada di dekatnya.
"Baiklah, semalam kita melakukan 'itu', kau puas?"
"Apa! Kurang ajar, dasar kau cabul! Arrrggh rasakan itu!" Dia menambahkan kekuatan pada tangannya yang kecil itu untuk memukulku lagi.
"Ahahaha tidak, aku bercanda. Tidak mungkin aku melakukannya," aku menangkis pukulan terakhirnya dan membuang bantal tersebut ke lantai.
"Aku tidak akan melakukan hal seperti itu dengan gadis yang sedang mabuk, aku tidak pernah memaksa gadis-gadis hanya untuk memuaskan nafsuku. Mengerti?"
"Bohong! Buktinya wajah cabulmu itu muncul saat melihatku di klinik!"
"Tentu saja, tubuh kau memang sangat sexy," ujarku dengan wajahku yang cheeky.
"Tuh kan! Dasar kau!" Tangannya terangkat bersiap untuk memukulku untuk kesian kalinya, namun ia tidak melakukannya.
"Cukup! Aku tidak serius, kau sulit sekali untuk bercanda", aku menggelengkan kepalaku lalu bangun dari tempat tidur menuju meja makan.
"Sudah, ayo bangun. Aku sudah membuatkan bubur agar rasa mualmu hilang,"
{STACEY POV}
"Sudah, ayo bangun. Aku sudah membuatkan bubur agar rasa mualmu hilang," aku hanya terdiam memerhatikannya yang perlahan hilang dari pandanganku.
apa benar dia tidak melakukan apa pun? Tapi dia sudah menolongku, dia juga sepertinya orang baik. Tapi bagaimana jika ini semua hanya modus? Bagaimana jika ia menaruh obat tidur di dalam makananku, lalu melakukan hal-hal buruk terhadapku? Oh tidak! Batinku.
Aku pun bangun dan menyusulnya ke meja makan.
"Ayo cepat kesini, buburmu akan dingin," Ujarnya, aku memberikannya tatapan yang menyeringai.
"Oh iya, kau mau tau? Tingkahmu semalam itu sangatlah konyol! Aku tidak berhenti tertawa karenanya,"
{Author's POV}
"Apa!" Dengan spontan Stacey melepaskan suaranya yang nyaring hingga sedikit dari makanan yang ada di dalam mulutnya terlempar ke wajah harry dan meja."Eww! It's disgusting, dasar gadis jorok!" Harry membersihkan sisa bubur yang ada di wajahnya, tawa Stacey pun meledak saat melihat ekspresi wajah Harry.
Dan sarapan mereka pun berakhir dengan senyuman dan canda tawa yang lepas akibat lelucon yang di lontarkan Harry, juga cerita yang
diceritakan Stacey. Mereka pun berhenti saat mata mereka bertemu dan saling menatap tajam, dengan perlahan Harry mendekatkan tubuhnya untuk mencium gadis yang ada di hadapannya saat ini, sampai akhirnya bibir mereka bertemu. Stacey pun membalas ciuman dari Harry, Tak terasa tangan Stacey sudah berada di pundak Harry. Ciuman mereka sangat perlahan dan lembut."Maafkan aku, karena berubah menjadi binatang saat melihat payudaramu waktu itu," ujar Harry di sela senyuman mereka, Stacey pun hanya tersenyum membalas Harry dan kembali menciumnya.
"Tunggu, kau memaafkanku kan?" Harry kembali menghentikan ciuman mereka. Kali ini Stacey mengangguk dan tersenyum sambil menatap mata Harry yang tajam.
Harry membalas senyum Stacey lalu mencium gadis itu kembali, dan ciuman mereka kali ini pun bertambah liar.
Harry pun mencium seluruh wajah Stacey, hingga seluruh wajah gadis itu pun basah akibat air liur Harry.
Gross! Tapi kalo ludahnya Harry mah enak ye wkwk
Masih ada yang baca ga? Oh ga ada? yaudah. Kalo yang udah terlanjur baca vote laaaaah wkwkwkw
All the Love, A😁😘