Chapter 3

108 12 2
                                    

❗️❗️❗️{WARNING}

Ke esokan harinya aku bangun cukup pagi untuk bersiap pergi karena hari ini adalah hari pertamaku bekerja di toko roti bernama "bready' itu. Aku memakai kaos polos berwarna putih dan hoodie berwarna hitam dengan celana jeans hitam, sneakers, dan tidak lupa kacamata hitamku, karena hari ini London cukup terik. Oh iya, tidak lupa juga aku membuat man bun pada rambutku. Dan aku pun siap untuk bekerja.

"Selamat pagi, pegawai baru yang tampan," Ucap Cindy, salah satu pegawai yang bekerja di tempat ini sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Pagi, terima kasih. Kau juga sangat cantik, lipstick merahmu sangat cocok denganmu," balasku dengan senyuman andalanku.

Aku yakin pasti dia tertarik padaku, dia memang sangat cantik dan juga sexy. Aku jadi ingin... Hmm. Batinku.

"Akhirnya, makan siang tiba juga. Ayo makan bersama di belakang saja," ajak Cindy sambil menggiringku.

"Kau suka sushi ini?"

"Hmm.. Ya, aku menyukainya," balasnya sambil menggigit bibirnya yang merah merona.

"Saosnya sangat enak, aku suka," timpalnya lagi.

"Kalau aku lebih suka memandangimu," kataku sedikit gombal, ia pun tersipu malu.

Gadis itu menggodaku, ia membasahi dan menggigit bibirnya beberapa kali sambil menatapku. Rambut indahnya yang panjang dan bergelombang berkibar diterpa angin Di tambah lagi, baju yang di pakainya sedikit terbuka sehingga bagian dadanya sedikit terlihat.

"Aku sudah tidak tahan lagi," aku bergegas bangun dari tempat dudukku dan mengulum bibir merah meronanya, dan ia pun membalas ciumanku.

"Kau sangat sexy, kau begitu menggodaku," sedikit demi sedikit i tried to take her shirt off and her bra, then i put it down on the floor. But we're not stop making out. i kiss her sensitive spot and started explore her body, dia hanya pasrah, seperti membiarkan diriku masuk ke dalamnya.

[a/n: maafkanlah aku ya allah, udah nulis beginian:(]

Aku pun meremas payudaranya, dan dengan perlahan pun dia membiarkan aku masuk ke dalamnya.

"Ohhh harry, it feels so good."

Aku terus melanjutkannya, sampai ia berteriak cukup kencang. Lalu aku menutup mulutnya dengan ciuman liar agar ia tidak mengeluarkan suara terlalu besar.
Aku mencium bibir, lalu lehernya, dan balik lagi ke bibirnya berulang kali.

Aku terus memompanya semakin cepat dan dia terus menyeimbangiku hingga kami menjadi seirama.

"Harr.... Im about to..."

"Aku juga, aku tidak memakai pengaman. Tapi aku belum ingin mengakhirinya, jadi tahan sebentar," lalu aku mempercepat gerakanku.

"Harry..... Ahhhh..."

"Baik, lepaskan. Dan teriakan namaku,"

"Ha-harrryyy... Ahhhhk" kami berdua pun roboh, dan aku jatuh di atasnya.

"Kau cukup hebat rupanya, dan juga sangat sexy," pujiku sambil memukul bokongnya yang cukup besar itu.

"That was the fastest and the greatest sex in my life, thank you georgeous." gadis itu pun menciumku sekali lagi.

"Oh tidak, istirahat tinggal beberapa menit lagi. Dan kita belum makan apapun," ujarnya.

"Aku sudah kenyang memakanmu, dan kau juga sangat lezat," aku menciumnya sekali lagi dan kami pun tertawa bersama lalu kembali memakan makanan kami kembali.

•••

Setelah pekerjaan hari ini selesai aku bersiap-siap untuk pulang, aku keluar dari toko lalu menuju mobilku.

Brukkkk.

"Ouch, shit aww sakit," tiba-tiba ada sesutu yang menimpa punggungku.

"Dasar kau bajingan tidak tahu diri! Euuh.. Rasakan itu!" Ucap seorang gadis dari balik tubuhku, sambil memukuliku dengan tasnya.

"Aduuh, apa salahku? Kenapa kau melakukan itu?" Ujarku, lalu gadis itu berdiri di depanku sambil melotot. Ia seperti ingin menerkamku, lalu ia kembali memukuliku dengan tas dan tangannya.

"Dasar kau pembohong! Kau bilang kau seorang dokter, tapi ternyata kau cuma seorang pegawai di toko roti! Beraninya kau membiarkanku menunjukan bagian dadaku!"

Oh pasti dia melihatku saat dia berobat di klinik milik Zayn, tapi bagaimana lagi? aku tidak bisa membantah, aku memang seorang pegawai toko roti, batinku.

"Tentu saja aku akan membiarkannya, siapa yang tidak mau?" Ujarku polos sambil cengengesan.

"Heeuh.. Dasar laki-laki kurang ajar!"

Aku hanya tersenyum dengan senyuman andalanku untuk menebar pesona dan menangkis pukulannya dengan tanganku.

"Waaah rupanya kau cukup tampan," Ujarnya.

Aku tahu, ke tampananku ini memang tidak bisa di elakkan, batinku.

Aku pun tersenyum sekalig lagi sambil mengangkat satu alisku.

Jeprettt

Seberkas cahaya tiba-tiba menyilaukan mataku yang ternyata adalah cahaya dari kamera yang di gunakan oleh gadis itu.

"Penjahat seperti kau harus di beri pelajaran!" Ujarnya, seraya menunjukan hasil jepretannya dan pergi.

Sekarang badanku menjadi pegal-pegal dan sakit, pun aku memijitnya sedikit dan menuju mobil bututku lalu.

Jujur saja, gadis tadi itu sangat menarik untukku, belum lagi bagian dadanya yang sudah ku lihat saat di klinik milik Zayn membuatku ingin hmm..

Hello! Kritik & saran, dan Vommentsnya di tunggu yaaaa!

All the love, A😘💖

Love And Other ThingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang