Daniel Rahardian

680 14 1
                                    

Apa yang akan kalian lakukan jika mendapatkan ungkapan cinta dari seorang gadis ? Terlebih dia adalah adikku sendiri. Ini benar-benar gila. Memang dia bukan adik kandungku melainkan adik angkat, tapi dia tetaplah adikku. Kami tumbuh bersama.

Apa yang ada dipikirannya sehingga berani mengungkapkannya padaku. Aku sungguh tidak tau harus berbuat apa.

"Daniel" aku tersentak dari lamunanku. Menatap seorang sahabatku dari kecil hingga sekarang. Reval Aditya.

"Loe ngagetin gue aja" jawabku

"Habis loe ngelamun terus sih. Ngelamunin apa emang?" Mulai deh penyakit keponya Reval kambuh. Kalau udah begini ngga mungkin bisa bohong.

"Ada orang yang nembak gua" ucapku pelan.

"Apaaaaa???" Teriaknya tepat ditelingaku. Haduh mulai lebay kan dia. Muka shocknya itu pengen gue jorokin ke got. Sok imut banget.

"Biasa aja kali" aku menatapnya malas. Sedangkan yang ditatap hanya cengengesan tidak jelas.

"Yah habisnya loe berita basi loe ceritain. Bukannya loe sering ditembak cewek" Reval.

"Masalahnya dia adik gue sendiri bro"

"Apaaaa???" Teriaknya kali ini lebih keras dari yang tadi. Reval bisa ngga sih loe ngga lebay sehari aja.

"Loe serius bro??" Aku menganggukkan kepala dan memasang wajah galau.

"Gue bingung bro, dia adik gue. Tapi kenapa dia berani nembak gue"

"Loe punya perasaan kedia?" Tanyanya kali ini dengan wajah serius.

"Dia adik gue bro. Dan gue menyayanginya hanya sebatas adik kakak aja" aku menggelengkan kepala

"Tapi dia itu adik angkat loe. Loe ngga punya hubungan darah sama dia. Jadi wajar kalau kalian jalin hubungan"

"Gue ngga bisa bro. Gue mencintai dia sebagai adik gue dan selamanya seperti itu"

"Terserah loe bro. Tapi loe jangan nyesel yah" aku menggelengkan kepalaku. Aku ngga akan nyesel karena ini keputusan yang tepat Rendi.

****

Seperti hari biasanya jika aku libur aku akan bermalas malasan dirumah. Tapi kali ini sepertinya ada yang beda karena Kia selalu menggangguku. Semenjak dia menyatakan cintanya padaku dia tidak pernah berhenti mengganggu ku.

"Pagi kakak" tuhkan baru aja diomongin udah muncul aja ini anak. Menyebalkan.

"Apalagi Kia?" Kulihat dia cemberut mendengar pertanyaan ku.

"Kok kakak gitu sih. Harusnya kakak ucapin selamat pagi juga dong" ucapnya dengan bibir cemberut.

"Kakak lagi ngga pengen di ganggu. Mending kamu pergi deh" usirku secara halus. Walaupun ngga bakalan mempan. Lihat saja bentar lagi dia pasti akan teriak dan ngadu ke mama. 1....2....ti..

"Mamaaaaa kakak jahat nie" tuhkan dia pasti akan ngadu. Dasar anak manja.

"Ada apa sih kak pagi-pagi udah ribut?" Mama menghampiri kami dengan senyuman lembutnya.

"Ngga papa ma. Kakak lagi pengen sendiri aja tapi Kia gangguin kakak terus" aku menyandarkan kepalaku di bahu mama. Yah kebiasaan ku yang tidak pernah hilang. Manja manjaan sama mama.

"Adek biarin kakaknya istirahat. Jangan di gangguin. Ayo ikut mama" mamaku memegang tangan Kia dan menariknya pelan.

"Selalu aja seperti ini. Mama selalu belain kakak. Nyesel ngadu sama mama" masih kudengar gerutuannya dan dibalas dengan tawa mama.

Hmmm akhirnya bisa sendirian lagi dan menikmati kamar tercinta tanpa gangguan si Kia. Waktunya melanjutkan tidur lagi...

Loving YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang