3 Nasi 1 Ayam

268 17 0
                                    

Akhirnya gue udah melewati masa-masa UN yang menyeramkan yang bikin gue deg-degan. Sekalian sharing nih..., gue waktu itu dapet nem 27,85. Ok, gue ngga bakal bahas tentang nilai yang gue dapat.

Karena saat itu adalah zaman-zamannya internet. Pemilihan kenaikan ke SMP itu ngga usah pake ngerjain soal lagi di sekolahnya. Jadi kita tinggal masukin nama kita, dan pilih sekolah yang diinginkan. Dan tunggu hasilnya.

Gue takut banget saat itu, tujuan gue adalah ke SMPN 4 yaitu sekolah favorite ke-2 di kota gue (sebenernya sih 1, lebih bagus dari yang ke-1 tapi banyak yang bilang kalau itu favorite ke-2). Awal-awal sih gue tenang-tenang aja, bisa dapet kesempatan masuk sekolah tersebut.

Di kemudian hari, nama gue semakin menurun alias ada yang nilainya banyak lebih besar dari gue. Nama gue pun semakin menurun dan menurun..

Deg..deg... Deg..deg...

Nama gue sudah berada di daerah kuning (daerah nem paling bawah). Akhir pendaftaran dan masuk/tidaknya ke sekolah tersebut pun selesai. Gue semakin panik, ternyata gue mendapat keberuntungan untuk masuk ke sekolah tersebut.

Ternyata di sekolah yang gue tempati itu sangat nyaman, setelah melewati MOPDB atau yang biasa dibilang OSPEK. Kemudian gue bertemu temen di kelas 7 nama dia adalah Fia, dia sangat menginspirasi gue untuk membuat cerpen, dan juga Hana (sahabat SD gua) yang ngebantu untuk menulis sebuah cerita.

Fia pernah mempublish ceritanya kesuatu lomba, ternyata dia memenangkannya dan dimasukan ke salah satu buku yang dijual. Tentu dia mendapatkan imbalan lebih walau hanya membuat karya tulis. Gue? Ngga mungkin, gue terinspirasi dari Raditya Dika, ceritanya aja cuma bisa gue elo.

Yang akhirnya, pada semester 2 kelas 7 gue ngebuat sebuah cerpen di salah satu SosMed, Line. Karena gue bingung, akhirnya gue pakai Berasal Dari Kisah Nyata. Atau yang biasa gue bilang BDKN.

Mmmmm... Masih nunggu cerita 3 nasi 1 ayam ya hehe?

Yuk cekidot..

[BDKN]

Pada tanggal 21 Maret 2015, di pas-pasnya hari nyepi. Gue seneng banget, soalnya gue diajakin sama temen-temen gue buat nobar alias nonton bareng. Gue, Bina, Fia, sama rombongan cowo yang lain tentunya milih film yang agak kekanak-kanakan, Spongebob Out of Water. Tapi sayangnya, rombongan cewe dari kelas gue milih film yang berbeda, Cinderella. Yah... Enjoy aja deh kalau gitu.

Menurut gue sih, percuma aja nonton Cinderella, karena itu cuma film ngambil dari kartun dan diubah aja biar lebih realitis dan bikin orang penasaran, bukan? Karena gue udah tau alur ceritanya, jadi gue milih film Sepongbob.

Ternyata, tiket yang kita pesan itu 2 baris. Baris yang pertama full, yang batis kedua cuma berdua. Ini adalah hal terburuk yang pernah gue alami. Gue, Fia, sama Bina pengennya sih bertiga gitu ya biar seru, jadi gue ngajuin diri untuk misah aja. Soalnya mereka itu bisa disebut alim, pake kerudung. Gue? waktu itu masih kayak cewe blasteran cowo.

Akhirnya, gue mendapatkan kursi paling pojok kiri di kursi bagian kiri. Masa bodo lah, yang penting gue nonton dan tau isi ceritanya.

Menunggu film tersebut dimulai, gue, Fia, sama Bina mulai mencari mangsa. Eh, makan. Karena uang kita sedang krisis alias lagi ngemat, kita pun nyari-nyari makan di food court botani yang emang di hari itu lagi rame-ramenya, kebagian tempat duduk juga ngga mungkin.

"Jadi gimana nih? Makan di kfc?" tanya gue sambil liat food court yang penuh.

"Yaudah. Oh iya, aku ada ide lho!" seru Fia.

"Ide apaan?" gue sama Bina bingung.

"Gimana kalo makan 3 nasi 1 ayam?"
Gue sama Bina pun berpikir sejenak sambil berjalan.

"Hayuk dah...!"

Gue punya firasat kalau Fia lebih suka nyari tempat duduk daripada mesen apalagi food courtnya lagi penuh.

"Aku aja ya, yang nyari tempat duduk," kata Fia.

Tuh kan bener.

Ketika Fia nyari tempat duduk, gue sama Bina mesen. Karena Bina ngga mau ngomong ke mas-masnya karena emang memalukan, yaudah deh gue terpaksa yang ngomong.

"3 nasi, 1 ayam, minumnya mango float," kata gue sambil cekikikan ketawa bareng Bina.

"Cukup nih satu ayam?" kata si mas KFC sambil senyum-senyum.

"Nih ayamnya yang gede," dengan raut muka yang kasihan.

Ketika sesi pembayaran, Fia kembali lagi ke gue sama Bina.
"Eh..., ada tuh disana tempat kosong, gapapa nih?" kata Fia.

"Yaudah gapapa," jawab gue. Kemudian, kita langsung bergegas menuju meja yang kosong dengan membawakan pesanan kita.

Sampai di meja, didepan gue ada mba-mba, cuma berduaan sih dia. Tentunya kita bertiga bikin ngakak. Mereka merhatiin 1 dada ayam di perebutin sama 3 anak.

"Eh, saosnya kagak?" tanya gue.

"Eh iya... Aku aja deh yang ambil," kata Fia.

Sambil menunggu Fia, gue sama Bina masih aja ketawa-ketawa.
"Nih saosnya, biar puas," kata Fia sambil nyimpenin piring yang isinya saos doang.

Sambil makan, Fia malah membuat lelucon yang terdengar sangat konyol.
"3 nasi 1 ayam sama dengan 3 perut kenyang."

"Kata mutiara baru, makan apapun yang penting kenyang," kata Fia.

Sambil ketawa-ketawa, tiba-tiba salah satu mba-mba didepan kita bilang "Kalian kompak ya...," Dengan bingung mau jawab apa jadi gue malah "Hehehe...," aja. Ketika mba-mba tersebut udah selesai makan.
Ada keajaiban! Es teh mba tersebut ternyata ngga abis.

"Eh ambil yuk?" usil Fia.

"Yaudah ambil aja, gue sih kalau lagi bokek, gue bakal ambil" jawab gue.

Akhirnya teh itu di ambil sama Fia dan Bina.

"Bismillah dulu biar ngga haram" kata Fia sambil cekikikan. Tengok kanan tengok kiri, ternyata ngga ada yang liat.

Ssreett....

Es teh tersebut sudah berada di tangan kami.

Selesai makan, Fia sama Bina cuci tangan di CFC, bayangin deh, makan di KFC cuci tangan di CFC. terus aja kita bertiga ketawa-ketawa di jalan, ngarah ke Studio XXI.

Didepan studio XXI, kebetulan sedang ada festival semacam lego gitu deh. Kita bertiga foto foto aja disana.
Adzab pun datang, Fia ternyata baru inget kalau tiket bina sama Fia ada di tangan Ari. Akhirnya gue bertiga nunggu di theater 1, nungguin tiket yang ada ditangan Ari. Beberapa menit kemudian, akhirnya tiketnya balik ke tangan Fia sama Bina.

Sambil menunggu theater 5 dibuka, gue bertiga jalan jalan di lorong studio XXI, buat liat-liat cover film baru. Waktu semakin cepat, akhirnya gue bertiga sama rombongan cowonya nonton di theater 5.

Sungguh, hari itu adalah hari yang paling mengesankan bagi gue. Dari mesen 3 nasi 1 ayam, ngambil teh orang, numpang cuci tangan, sampe nonton Spongebob.

Pulang-pulang jam sudah menunjukan angka 06:00, dengan keadaan gerimis sambil melihat jam digital besar dengan senyuman. Akhirnya, gue sampai di rumah dengan rasa senang yang lebih dari biasanya.

Note :
kisah ini memang konyol, tapi nyata.

Berasal Dari Kisah NyataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang