Smilling Girl

684 25 2
                                    

Hari yang indah dengan matahari yang sedikit demi sedikit mulai menampakkan wujudnya dari balik gelapnya awan malam, burung-burung kecil berlomba bersahutan mengeluarkan suara indahnya. Wells salah satu kota kecil diinggris jika kalian pernah mendengarnya. Di antara deretan bangunan yang berdiri tegak melindungi sang penghuni , seorang gadis yang baru saja terbangun dari tidur malamnya sedang meregangkan otot-ototnya mungkin tidur malamnya dengan posisi tidak berubah yang menyebabkan hal tersebut terjadi.

"Good morning christy, morning anna, morning evelyn and..... morning viana" ucapan selamat pagi yang selalu menjadi rutinitasnya pada bunga-bunga cantik yang tersusun rapi di jendela samping ranjangnya. 

hoamh ...

lenguh panjangnya dan mulai bangkit dari kasur queen size nyamannya. Jari lentiknya langsung menyambar penyiram bunga kecil yang terdapat di sudut ruang tempat tidurnya. Senyumnya merekah sambil dengan perlahan tangan mungilnya menyiram satu persatu pot bunga tersebut.

"sekarang sudah selesai, ayoo tumbuh yang cepat dan rasakan hangatnya mentari pagi" dia membuka jendela kamarnya lebar dan menyibakkan tirai yang menghalangi, mentari pagi langsung berlomba membiaskan cahaya pada kamar mungilnya. Aktivitas pagi di wells sudah sangat ramai dan hiruk pikuk kota mulai mewarnai suara-suara bersamaan dengan riangnya kicauan burung-burung kecil.

"Haii summer"

"morning uncle joe, hai bibi jane, merlyn , jessie "

"gukk... gukk...." merlyn dan jessie bersahutan mendengar sapaan summer nama gadis itu.

"summer, seperti biasa kau sangat ceria hari ini " puji bibi jane yang sedang berjalan pagi bersama suaminya uncle joe juga merlyn dan jessie anjing puddle peliharaannya.

"emhemm, aku akan lebih ceria jika bibi jane memesan beberapa cake hari ini" jawabnya dengan kekehan kecil.

"kau melupakan ku hari ini summer" wanita paruh baya dengan badan besar juga dress longar yang sedang menyapu halamannya menegur summer dengan kesal yang dibuat-buat.

"tentu saja tidak big mom, kau seperti biasa selalu tambah cantik aku yakin paman hendrik adalah lelaki yang beruntung karena menikahimu."

"kau dengan mulut manismu" jawab wanita paruh baya yang dipanggil big mom itu, summer hanya menanggapi dengan senyumnya .

"summer buat cake yang enak hari ini aku akan berkunjung nanti" bibi jane menyapanya lagi sambil mengerlingkan matanya yang sudah di hiasi keriput halus.

"tentu , aku akan selalu menyiapkan cake yang enak untuk pelangganku" summer tersenyum setelah kemudian mengucapkan kata-kata untuk undur diri . Karena dirinya memang harus masuk kedalam kamar mandi membilas badannya yang sudah terasa lengket sehabis bangun tidur.

Summer gadis cantik bertubuh tinggi dengan senyuman sehangat musim panas , begitulah orang-orang di kota wells menjulukinya. Summer hidup sendiri dalam rumah sekaligus toko kue mungilnya. Kedua orang tuanya sudah tiada. Ayahnya meninggal di saat ibunya mengandung , ibunya bercerita dulu mereka sekeluarga tinggal di centerbury. Namun setelah ibunya melahirkan dan tidak ingin di kejar oleh kenangan sedih akibat sepeninggalan suaminya . Ibu summer memutuskan untuk pindah ke wells dan membeli rumah yang sekaligus dijadikan toko kue ini. Summer bahagia tinggal disini karena banyak kenangan manis tentang ibunya, saat umur nya menginjak 15 tahun ibu summer menderita kanker paru-paru yang ternyata sudah disembunyikannya selama lima tahun karena tidak ingin melihat anak semata wayangnya sedih. Pada malam sabtu dibulan februari tepat sehari sebelum ulang tahunnya kado terburuk lah yang ia terima , ibunya anna wincheart menghembuskan nafas terakhir untuk selama-lamanya. Namun summer tidak pernah marah dan kesal atas kebohongan ibunya menyembunyikan penyakitnya , ataupun hadiah terburuk yang di berikan ibunya ketika dia akan berulang tahun yang ke 15 summer justru mengucapkan rasa syukur berkali-kali karena tuhan telah begitu baik padanya memberikan ibu yang sangat mencintainya.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Dapur mungil yang cantik dengan cat dinding bermotif bunga tulip membungkus di sepanjang ruangannya. Summer sedang bersenandung kecil sambil mengaduk beberapa adonan dan menunggu kue yang berada di oven besi miliknya.

Mata bulatnya sesekali melirik kearah jam kecil pengingat waktu yang dia taruh disudut meja dapur. jam panjang menunjukkan ke arah delapan, lima belas menit sudah lewat sejak kue bolu itu iya masukkan dalam oven. menaruh adonan yang sedari tadi dia aduk kemudian badannya berbalik sambil memegang kain kecil untuk menghilangkan panas saat ia mengangkat kue dari dalam oven.

kreett...

bunyi yang sedikit membuat telinga terasa ngilu terdengar saat summer membuka oven besi tua nya. Matanya langsung berbinar melihat kue bolu yang sudah mengembang dalam oven. Menaruhnya diatas meja kemudian mendinginkannya untuk segera dihias.


Siulan kecil riang terus membahana didalam toko kecil miliknya, sambil tangan-tangan mungilnya menaruh cake yang sudah di hias cantik dalam etalase kaca berukuran 3x4 meter. 

"summer" suara panggilan menghentikan aktifitasnya, senyum nya mengembang saat melihat orang yang memanggil namanya.

"cake bibi jane? aku sudah membuatkan cake dengan gula rendah kolestrol untukmu" ucapnya sambil tidak mengurangi senyum manisnya.

"bisakah aku bicara denganmu sebentar?" tanya bibi jane gugup, dengan rasa khawatir ketika baru saja summer menyadari raut wajah bibi jane yang terlihat cemas.

"ya tentu saja ada apa bibi?" summer berjalan keluar dari balik etalase kacanya.

"JANE...." teriakan uncle joe sempat menghentikan langkahnya dan membuat bibi jane terkesiap lalu sedikit membalikkan wajahnya ke arah uncle joe.

"jangan pernah melibatkan summer dengan urusan kita jane" ujar uncle joe tegas.

"tidak kita memerlukan dia membantu kita, bianca joe " suara bibi jane bergetar menahan tangis ketika sedikit memohon kepada suaminya.

"ada apa ini? bisakah bibi dan paman menjelaskannya?" summer bertanya dengan sarat akan kebingungan.

uncle joe mengusap wajahnya kasar setelah itu mulai menjelaskan panjang lebar ceritanya. Putrinya bianca sakit parah di centerbury sedangkan bibi jane dan uncle joe sudah terlalu tua untuk berpergian meninggalkan wells, bibi jane menyuruh uncle joe untuk mengajak summer ke centerbury menjenguk putrinya. Sedangkan mereka tau bahwa anna mendiang ibunya tidak pernah mengijinkan summer untuk pergi ke centerbury. Summer sendiri pernah mendengarkan permintaan aneh ibunya yang satu ini mungkin anna hanya tidak ingin sesuatu tentang mendiang ayahnya mengusiknya. Mengesampingkan kekhawatiran mendiang ibunya karena bagi summer bibi jane dan uncle joe memang membutuhkan bantuannya, karena hanya dia satu-satunya orang terdekat yang dirasa bisa menemani mereka. Lagi pula ini pertama kalinya summer meninggalkan wells dan ia merasa ini adalah kesempatan untuk melihat-lihat wilayah baru. 

Gerbang megah dengan lambang OLV di tengah pintunya menyambut mereka saat tiba ditujuan, ini adalah tempat terbesar di centerbury menurutnya sejak kakinya melangkah menginjak wilayah centerbury. Bibi Jane dan Uncle Joe bilang bianca putrinya menginap di rumah salah satu bangsawan bernama Marcus Obliver Jansen yang merupakan temannya saat di centerbury. Bianca kuliah disalah satu universitas Centerbury summer tau itu tapi dia tidak menyangka jika bianca dekat dengan salah seorang bangsawan di centerbury ,tidak , bukan centerbury tapi Inggris keluarga Obliver memang sudah terkenal di Inggris.

Tanpa sepengetahuannya mata cokelat berselimut kabut tipis gelap selalu mengawasi grak griknya semenjak kaki jenjang summer menginjak masuk melewati pintu gerbang megah kediaman keluarga Obliver.


my first story mohon di komen dan ratenya. Saran dan kritik selalu di terima maklum masih tahap belajar jika ada ketidak enakan dalam bahasa ataupun alur cerita mohon dimaafkan sebesar-besarnya :D


story about marcusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang