Beginning

269 17 3
                                    


Matahari perlahan turun dari singga sananya membuat sang langit kian menggelap ditinggalkan cahaya sang matahari. Suasana malam perlahan mulai menyelimuti kota Centerbury. Summer membisu di ujung kamar luas itu , pandangan matanya terlihat focus pada satu titik. Pria yang sedang terbaring lemah bagaikan raga tak bernyawa.

Tut tut tut tut

Suara mesin penopang hidup pria itu menggema dalam ruangan yang sepi . Di sana hanya ada Summer dan pria yang disebut Marcus adalah ayahnya. Benarkah ?

Dalam otaknya sungguh Summer sangat ingin tidak mempercayai kata-kata yang keluar dari mulut kejam Marcus. Summer takut jika dia percaya satu saja kata –kata dari pria jahat itu , maka sama saja dengan dirinya mengkhianati sang ibu. Benaknya sungguh tak sinkron dengan hatinya kini.

Wajah dengan guratan –guratan keriput kecil tak menghilangkan kesan tampan ketika masa mudanya. Bibir mungil dengan hidung mancung seperti Summer. Alisnya yang begitu khas dengan bentuk memanjang dan sedikit menyatu dikening tidak lupa hal unik lainnya dari wajah pria yang terdiam di ranjang depannya, Kuping unik yang terlihat caplang hanya di sebelah kirinya saja.

Wajah pria dihadapannya , sedikit banyak membuat hati summer yakin bahwa dia adalah ayahnya. Summer teringat ketika tak sengaja melihat Anna tersenyum di cermin sambil memegang tengah kening dan sebelah kupingnya , dan Anna akan bergumam kecil "aku merindukan mu". Mungkinkah ibunya mengingat hal unik dari pria yang ia cintai –ayah summer-?

Menengadah keatas, menatap langit –langit kamar dengan plafon ber cat putih bersih, Summer menahan air matanya yang hendak keluar.

"Aku tidak tau apa yang sebenarnya terjadi, jika keberadaanku disini bisa melindungimu maka aku takkan kemana-mana," lirihnya.

------------------------------

Segelas Vodka dihidangkan oleh bartender pribadi kediaman OBliver, Marcus mengambil gelas Vodka yang tersaji untuknya. Menatap gelas itu sambil tersenyum miring kemudian menenggaknya dalam satu kali tegukkan, menyandarkan badannya di kursi mini bar.

Rencana nya akan berhasil , Marcus sangat yakin dengan hal ini. Langkah pertama adalah membuat Summer gadis jalang itu terikat dengannya berjalan lancar.

Marcus pikir Summer akan sama dengan ibu jalangnya , memilih untuk berlari pergi setelah semua keributan yang di buatnya untuk menghancurkan keluarga Marcus tetapi ternyata tidak Summer memilih untuk menetap setelah Marcus mengancam bahwa pria bajingan itu akan dia bunuh jika Summer mencoba untuk kabur.

"sedikit diluar dugaan, ternyata jalang kecil masih mempunyai hati," Berjalan bangkit dari kursi mini bar, tangannya bergerak memberikan kode pada anak buah untuk melaksanakan perintah yang baru saja ia suruh.

"Baiklah Summer Wincheart , kita mulai permainannya."

------------------------------------------------------------

Ceklek...

Pintu berwarna cokelat tua dengan ukiran bunga klasik itu terbuka, membuat Summer sedikit terkesiap karena tersadar dari lamunannya. Terlihat beberapa wanita berpakaian pelayan hadir dihadapannya.

"Permisi nona, kami di tugaskan Tuan Obliver untuk mempersiapkan Nona menghadiri jamuan makan penting," ujar salah satu pelayan dengan sopan.

Mengerutkan dahinya bingung, jamuan makan malam ?

"Bisakah kalian bilang pada tuan kalian yang berengsek itu bahwa aku tak punya waktu untuk leluconnya?," Summer berucap datar, dalam benaknya ia berfikir jamuan makan malam apa yang direncanakan Marcus. Belum puaskah ia dengan semua hal yang diperbuatnya pada Summer hari ini, sungguh Summer sangat lelah.

story about marcusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang