Mira

283 12 3
                                    

"Mir," suara derap kaki menuruni tangga terdengar disusul dengan suara baritone khas lelaki, yang sudah dikenali Mira sebagai suara abangnya "Lo kebangun atau gimana?"

"Eh-hm," Gadis itu, Mira. Mencoba mengeluarkan suaranya agar tidak terdengar begetar dengan meminum segelas air "Mira cuma haus bang, maaf ya"

Tanpa diduga, cowok itu, yang notaben adalah abangnya -Dion- merebut gelas yang di pegang Mira dan menuangkan air kedalamnya "kalau mau bohong yang pinter dikit kek," Mira menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sadar kalau abangnya tidak mudah untuk dibohongi "abang tau mira lagi kenapa-kenapa, kenapa?" Dion meminum airnya dengan sekali tarikan nafas

"Mira enggak kenapa-kenapa bang, udah ya. Mira ngantuk, mau tidur lagi" Dion mengehela nafas dan menahan tangan Mira yang sudah ingin pergi ke kamarnya di lantai 2 "kalau lo ada apa-apa cerita sama gue, I'm always here for you my little sister"

Mira terkekeh geli mendengar kata-kata abang satu-satunya ini, menatap Dion tepat dimatanya, tersenyum lalu mengangguk dan pergi meninggalkan Dion sendiri di dapur

Mira menutup pintu kamarnya, memejamkan mata dan mengingat mimpi buruk yang membangunkan dia dari tidurnya dan memilih untuk meminum segelas air, dan mengucapkan mantra yang selalu dia ucapkan ketika merasa semuanya tidak akan bisa baik-baik saja "Everything will be okay, mir" ucapnya berkali-kali meyakinkan semuanya akan baik-baik saja

Sudah berapa lama Mira bergerak sana-sini dari tempat tidurnya? Bukan karena tempat tidurnya yang sudah tidak nyaman lagi, tapi karena mimpi buruk yang dialaminya terasa begitu nyata. Mira menatap jam di samping tempat tidurnya yang diletakkan di atas buffet kecil bersama Handphonenya. 03:00 a.m, tetapi Mira tidak dapat melanjutkan tidurnya. Ia meraih handphonenya dan men-dial nomor yang sudah sangat dia hafal

Deringan pertama...

Kedua....

ketiga....

"Ehm.... Hai?"

"Hai vin... Gue gabisa tidur"

Sepertinya orang yang dipanggil dengan vin baru menyadari yang menelpon dia sepagi ini adalah Mira. karena diseberang sana terdengar seseorang yang sedang beranjak dari tempat tidur dan menyandarkan kepalanya

"eh hai Mir! Kamu mau aku nyanyiin?"

Mira tidak menjawab karena dia sedang mengatur air matanya yang sudah berada diujung matanya untuk tidak jatuh dan menangis sampai pagi, dia tidak ingin nanti saat dia sekolah, matanya bengkak dengan mata merah. Tanpa menunggu jawaban dari Mira, dia mulai bernyanyi

If you toss and you turn and you just can't fall asleep

I'll sing a song beside you

And if you ever forget how much you really mean to me

Everyday I will remind you

Mira memejamkan matanya, menikmati setiap lirik lagu yang dinyanyikan olehnya, dan tidak membiarkan sedikit pun terlewatkan dan tanpa disadari, Mira ikut bernyanyi

Find out what we're made of

When we are called to help our friends in need

You can count on me like one, two, three, I'll be there

And I know when I'm needed

I can count on you like four, three, two, and you'll be there

Cause that's what friends are supposed to do

"Have a nice dream mir" setelah meyelesaikan lagunya, kalimat itu yang Mira dengar sebelum matanya benar-benar terpejam dan melanjutkan tidurnya tanpa memutuskan sambungan telpon

06:30

"Pagi little sister" Cahaya berebut masuk setelah Dion membuka tirai kamar Mira, membuka jendela, dan membiarkan udara pagi masuk

Mira menarik selimutnya kewajah disaat sebersit cahaya menggangu tidurnya dan melanjutkan kembali tidurnya yang baru beberapa jam

"Lo mau sampe abang kelitikin ya baru mau bangun?" Mira bergeming. Melihat kelakuan adiknya, dion berdecak dan mendekati Mira mencari keberadaan telapak kakinya dan mulai menggelitik

"Oke, gue bangun" belum sempat Dion menyentuh telapak kaki Mira, Mira sudah terlebih dahulu duduk, dan beberapa menit kemudian terpekik

"GEEZ! BANG LO BANGUNIN GUE JAM SEGINI?," Dion mengerutkan dahinya, dan melihat jam disamping tempat tidur lalu mengangguk "ASTAGHFIRULLAH" Mira loncat dari tempat tidur dan masuk ke kamar mandi, lalu... "Panasin mobil bang cepet!" Teriak Mira panik

07.00

"Maafin abang ya mir?," Dion mengoles roti tawarnya dengan selai coklat untuk Mira dan kacang untuknya "abisnya kamu kalau lagi panik lucu banget" memberikan sepotong roti coklat kepada Mira dan tertawa.... lagi

"Galucu" Mira sedang merajuk kepada Dion, gimana tidak? Tadi dia loncat dari kasur dan mendiamkan rasa pening di kepalanya akibat tidur hanya berapa jam, lalu ke kamar mandi hanya untuk sikat gigi, dan keluar memakai seragam terburu-buru karena jam dikamarnya sudah menunjukan 06:30 pagi tapi disaat dia meloncati setiap 2 anak tangga dan sampai di tempat makan, Dion sedang tertawa dan menjelaskan kalau jam dikamarnya sudah di setting sebelum Mira bangun 1 jam lebih cepat

"Yaudah, sebagai gantinya nanti pulang sekolah gue jemput ya?"

"Gamau"

"Gue anterin kemana aja lo mau dan gue yang traktir, gimana?"

"Deal" Mira tersenyum menunjukan deretan giginya yang putih. Kapan lagi kan mengerjai abangnya? Pikirnya

"Duh gue jadi serem nih liat senyum lo" Dion bergidik ngeri memikirkan nasib uangnya hari ini

Remember When (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang