Part 5

122 7 1
                                    

Darma Point Of View

Dan ini untuk ke dua kalinya gue bolos jam pelajaran, cuma karena buat nemenin Mira. Mira, temen kecil gue dari kita belum ada di dunia (kata mama sih gitu) persahabatan kita udah direncanain sama orang tua kita, karena dulu mereka juga sahabatan dari smp jadi menurun ke anaknya deh. Ohiya, Mira itu sebenernya nama panggilan dia cuma buat yang deket sama dia, kalau disekolah lebih mau dipanggil dara. Padahal namanya Almira Dara, aneh kan?

"Udah ceritanya?" 30 menit terakhir sejak kejadian adegan tabrakan kita di depan pintu kantin, Mira narik tangan gue ke meja kantin yang gak terlalu terlihat dan mulai cerita gak berhenti-henti "dikit lagi bel nih, dan lo sama sekali gak nyentuh makanan lo"

"Lo dengerin gak sih vinn?" Mira mengerucutkan bibirnya

"Lo betah mir? Kita saling gak kenal gini padahal 1 sekolah" gue bosen, udah 2 tahun ini kita saling gak kenal padahal 1 sekolah. Sering banget liat dia tapi gak bisa nyapa dan gak bisa selalu di deket dia kan jadinya, gara-gara kejadian konyol waktu itu

"Mau gimana lagi?," Mira hanya mengaduk-ngaduk makanannya, rambut yang hampir mengenai matanya di selipin ke belakang telinga "gue juga sedih kali, kenal lo tapi pura-pura gak kenal"

Dan yang tersiksa gak cuma gue tapi Mira juga "kejadian waktu itu kan gak ada yang rencanain mir," gue mencoba mengingat kejadian 2 tahun lalu yang begitu menyakitkan bagi Mira dan alasan kita kaya gini "udah masa lalu"

"Kok lo jadi kaya cewek sih?" Mira terlihat menahan tawanya, dan gue cemberut karena dicak-in* "posesif banget sama sahabatnyaa"

"Terus aja terus" gue menegak habis jus alpukat dan suara tawa Mira berhenti digantikan suara melengking

"Eh vin! Itu jus gue!"

"Lagian, suka Jus apa kok sama?" Mira cemberut lagi untuk yang ke dua kalinya "gue heran, 12 tahun kok betah ya sahabatan sama lo yang suaranya cempreng kaya nenek sihir" Mira melotot dan gue langsung bangun mau balik ke kelas

Terdengar suara Mira di pintu keluar kantin manggil-manggil. 5 menit lagi bel istirahat, kantin pasti rame dan banyak yang ngeliat kita saling kenal kan bahaya. Bahaya buat Mira. Makanya gue ninggalin sendirian Mira disana.

"Darma!" Suara cewek manggil, asing banget nih suara. Gue menyipitkan mata karena yang manggil masih jauh dan buat memperjelas, rambutnya hitam kecoklatan tergerai. Dia semakin dekat dengan kelas XI IPS 2, dan gue langsung mendatarkan ekspresi muka

"Ada apa ya," Melihat nametagnya "Nadine?"

Dia membuang nafasnya "Lo gabakal tau nama gue ya," dia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, salting? Dideket gue aja kok pake salting "Ohiya, ini tadi Ibu yang ngajar geografi siapa deh?"

Aduh ini cewek salting mulu sih, tapi diliat-liat dia manis juga "Bu Sri? Kenapa?" Dia memberikan buku yang tadi dibawa-bawanya dengan ragu

"Ini, kata Bu Sri hukuman lo," gue menaikan sebelah alis, bingung "lo disuruh ringkas, sebelum pulang sekolah harus udah ada diatas meja dia" gue melotot dengan pikiran melayang-layang dan baru tersadar setelah Nadine melambaikan tangannya

"Dafuk, itu guru maunya apa? Buku setebel novel harrypotter disuruh ringkas dengan waktu secepat itu?!" Gue ngomong tapi lebih tepatnya bergumam, biar pamor dingin gue gak ilang

"Semangat ya!" Dia mengangkat tangan kanannya yang terkepal lalu "Gue Ananda Nadine" dia menjulurkan tangannya

"Gue tau," gue bingung harus ngomong apa, salting "dari nametag lo" dan dia langsung cemberut walaupun sekilas tapi gue masih bisa liat "Lo anak Ipa kan?" Dia hanya mengangguk

Remember When (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang