Waktu tak berhenti ,
Seiring dengan hati ,
Tiada berhenti ,
Mengingati diri ,
Yang dirindui .
Entah mengapa ,
Terasa duka ,
Pabila segala nya terbuka ,
Dari segala rahsia .
Pengharapan yang tersemai ,
Langsung berkecai ,
Dek taufan yang membadai ,
Dalam hati yang berkecai .
Tahu ,
Aku tak setanding ,
Si bidadari ,
Tahu ,
Dia yang bernaung ,
Di lubuk hati
Bercampur segala rasa ,
Rindu yang mencengkam
Dileraikan oleh hiba ,
Dan di cakar oleh marah .
Namun aku sedar ,
Tiada lah layak bagiku
Untuk hadirkan rasa itu ,
Dalam sanubari .
Kau pilih dia ,
Si bidadari ,
Berbanding aku ,
Yang kosong .
Hanya mampu ,
Ku hulurkan doa ,
Agar kau kecapi dulu ,
Segala bahagia .
Ku mohon ,
untuk berundur .
YOU ARE READING
Coretan Si Gadis
PoetryBukan novella. Bukan cerpen. Bukan cerita fantasi. Tapi cuma hasil dari kata kata yang terlahir daripada sang qalbu. Dengan nama Allah, semua karya bukan diambil dari orang lain tetapi terlahir dari hati. Dan dengan nama Allah juga, saya tak ikhlask...