Chapter 3

54 3 0
                                    

“ada apa dengan logan?” aku masih penasaran.

“he kissed my cheek!” dia pun teriak, oh gadis ini.

“benarkah? Oh tuhan! Pantas saja kamu dari tadi seperti orang tidak waras karna terlalu sering senyum sendiri!” dia pun ikut tertawa bersama ku.

“oh, an. Sepertinya zayn sudah didepan, dia sudah menelfonku. Ayo kita keluar.” Aku dan waliyha pun keluar dari aula dan menuju tempat parker mobil. Disana sudah terparkir rapi mobilnya zayn. Dia keluar dari mobilnya dengan menggunakan snapback, rayban, celana ¾ dan baju lengan pendek. Apa anak itu tidah waras? Dia tidak tau kalau ini MALAM?

“hey idiot, kenapa dirimu memakai kacamata hitam malam malam begini?” waliyha berjalan mendekat ke-abangnya itu.

“kamu gak tau kalau abangmu ini terkenal ha? Kalau aku bertemu directioners, kan aku bisa menyamar, sekarang siapa yang idiot?” zayn menjitak kepala waliyha pelan, aku hanya tertawa kecil melihat kelakuan mereka.

“oh, dan hai anna.” Zayn menyapaku, ku ulang zayn menyapaku. Tapi, menurutku itu biasa saja, hanya ya.. sekarang dia lebih sering tersenyum kepadaku. Sweet.

“oh ya zayn, anna tadi kelihatan kesepian sekali kamu tau, untung saja kamu menelfonku dan dia yang mengangkatnya, jadi kalian bisa berbincang-bincang sebentar” sambung waliyha, oh apa mau anak ini sebenarnya? Oh waliyha.

“hey! Waliyha, aku gak begitu kesepian, aku tadi kan makan.. yaya aku tau kamu baru saja di—“

“oh zayn ayo kita pulang, ayo anna. Dan kamu harus duduk didepan, aku gak mau duduk disebelah zayne” waliyha memotong pembicaraan ku. Oh ya jelas sekali dia takut ‘eh? Haha.

Didalam mobil, kali ini kami tidak diam saja. Kami tertawa bersama sama, terkadang zayn tertawa kearahku, waliyha bercanda denganku dan zayn. Dan zayn walaupun kami bercanda, dia tetap serius mengendarai yang berisikan kami ini. Good boy.

“dan, oh ya, tadi kamu mau bilang apa an? Waliyha memangnya di-apakan?” zayn menanyakan itu? Bagaimana bisa dia ingat? Gawat. Waliyha melirik kearahku, memberiku tatapan lebih-baik-jangan-kau-beritahu-dia!

“hm, bukan apa apa zayn. Sudahlah lupakan, hehe” aku kembali duduk melihat suasana malam kota London.

“ayo, kita sudah sampai.” Kami berhenti dirumah zayn dan waliyha, dan disebelahnya adalah rumahku. Waliyha ternyata sudah tidur pulas, zayn pun terpaksa membangunkannya, waliyha dengan cepat keluar dari mobil dan masuk rumah. Aku keluar dari mobil.

thankyou zayn.” Aku berjalan menuju pekarangan rumahku.

“gak masalah an, oh ya biar kuantar saja ya. Lagipula sudah lumayan malam.” Aku hanya mengangguk. Saat zayn berkata seperti itu

“jadi, kenapa kamu jemput kami begitu cepat zayn?” tanyaku sambil menendang nendang rumpur yang sudah lumayan tumbuh menjulang.

“oh, aku Cuma gak mau kalian itu pulang terlalu malam, kamu tau kan itu gak bagus buat cewek. Ya walaupun itu malam prom night, jadi bagaimana malam-mu?” zayn melirik kearahku.

“ya.. menurutku biasa saja. Lebih baik kamu Tanya ke waliyha, bagaimana malamnya hahaha” aku tersenyum lembut dengan tawa yang bersamaan.

“oh, ya.. hahaha, tapi menurutku itu gak penting, asal adikku yang satu itu bahagia dan tetap aman” ucap zayn, dan kami pun berhenti didepan pintu rumahku.

“sekali lagi, terimakasih ya.” Aku membuka pintu rumahku, zayn tersenyum manis kearahku.

“sama-sama an!” dia berlari kearah rumahnya dan melambaikan tangan.

Teruslah tersenyum seperti itu kepadaku zayn. Aku suka melihatnya. Batinku.

Oh, anna! Apa yang kamu pikirkan?! Jangan berpikir seperti itu! Yang benar saja! Dia itu adalah abang dari sahabatmu! Oh jangan, jangan jangan!. Pikiran-ku mengatakan seperti itu.

Oh, batin dan pikiran-ku sedang berdebat. Lebih baik aku istirahat.

**

Pagi ini, aku akan kesekolah bersama waliyha. Yap, kami akan latihan persiapan perpisahan. Aku bangun dari tempat tidur-ku mengambil handuk yang sudah disiapkan oleh Marta, pembantuku.

Setelah memakai seragam sekolah, aku turun menuju ruang makan, disana sudah tersedia sarapan yang sudah disiapkan oleh Marta. Ayah dan Ibu, kurasa mereka sudah pergi kerja.

“marta, kupikir nanti aku akan telat pulang. Karna nanti aku akan latihan perpisahan” jelasku, sambil memakan roti selaiku.

“oh, baik nona Anna” marta kembali membersihkan dapur.

“okay, waliyha sudah menungguku diluar, aku akan pergi sekarang, sampai jumpa marta!” aku membersihkan mulutku dan pergi keluar untuk menemui waliya.

Diluar, sudah ada mobil zayn yang menungguku. Yap, aku memang sering pergi sekolah dengan waliyha, lagi pula ayah dan ibuku tidak bisa mengantarku. Itupun karena zayn sedang libur dari pekerjaannya, minggu depan zayn sudah harus kembali ke hotel studio, dimana mereka akan membicarakan kerja mereka, mungkin saja akan mengadakan tour? Hm, kuharap. Aku yakin directioners juga berharap seperti itu.

“anna! Ayo cepat, kamu duduk didepan!” teriak waliyha sambil membuka kaca mobilnya. Duduk didepan? Tidak lagi.

“baiklah” aku membuka pintu mpbil, dan duduk disebelah zayn, lagi. Zayn tersenyum lagi kearahku, dan waliyha lagi lagi berdeham.

“yasudah zayn, kami pergi dulu ya. See ya brotha!” waliyha, mencium pipi kanan abangnya itu, begitu juga dengan zayn.

“ya, take care wee” ucap zayn.

“um, ok. Aku pergi dulu. Terimakasih zayn.” Aku turun dari mobilnya, dan aku merasakan sebuah tangan menarik tanganku. 

Awkward LoveWhere stories live. Discover now