Part 8

434 13 0
                                    

Julian mengangkat ponselnya dan berdiri lalu menjauh dari Franda.

" Ya Bella ? " Julian diam sesaat. Lalu melanjutkan menjawab." Aku kan sudah bilang aku yg akan memberikanmu kejutan malam ini , jadi sabar saja dan tunggu telfonku yah , aku ada satu urusan lagi yg harus kuselesaikan. Ok, bye." Julian menutup telfonnya. Ia berjalan kembali ke tempat Franda duduk. " Aku akan menemui senator itu di restoran sebelah. Kau pulanglah. Kalau kau butuh istirahat , kau boleh mengambil cuti kalau kau mau. Tinggalkan saja pekerjaanmu untuk besok pada yang lain. "

Julian meninggalkan kunci kamarnya kepada Franda dan Franda mengucapkan terima kasih. Franda kembali ke kantor dan membenahi barang2nya. Dimatikannya layar komputer dan menulis pesan untuk Saleema besok. Franda berniat menerima tawaran Julian untuk cuti. Franda melihat lagi memo-nya dan segera menempelkannya di meja Saleema. Tiba2 Franda teringat sesuatu ' Ya Tuhan , tiket Pak Presdir tadi..ia lupa memberikannya. Franda segera membuka situs sebuah website , memenuhi segala persyaratan pembayaran lalu mulai mencetak tiket konsernya pada sebuah mesin printer. Franda cepat2 turun menggunakan lift ke lantai bawah. Ia sudah mengirimkan pesan pada Julian agar menunggunya sementara ia membawakan tiketnya. Franda tiba di depan restoran tempat Julian bertemu dengan Kliennya. Sejurus kemudian dilihatnya Julian yang berjalan menuju ke arahnya.

" Aku menelfonmu tadi untuk memberitahukan bahwa kau tidak perlu mengantar tiketnya. Bella ada urusan mendadak dan ia membatalkan untuk bertemu denganku. "

" Owh , maaf Pak Presdir aku tidak mendengar panggilan anda. " Franda memandang tiket ditangannya dan merasa menyesal, sayang sekali. Padahal penyanyi di konser itu adalah penyanyi favorit Franda juga. Ia akhirnya memberikan tiket itu pada Julian. Julian mengambilnya dan bersiap membuangnya ke tempat sampah. Tapi Franda cepat2 menghentikannya.

" Owh , Sir,, kalau kau ingin membuangnya, bolehkah aku saja yang memintanya ? "

" Kau? Kau mau nonton konser ini ?" Julian mengacungkan kedua tiketnya.

" Ya tentu saja, sayang kalau dibuang itupun kalau anda tidak keberatan. " Franda gugup sambil menggaruk alisnya.

" Baiklah kenapa tidak, ayo kita pergi bersama? " Kata Julian kemudian.

" Ooh ...uum anda ikut juga ? " selidik Franda.

" Tentu saja, memang kau mau mengajak siapa untuk tiket yg satunya ?" Julian memandang lama kearah Franda lalu mengajaknya segera pergi dari sana.

Untuk sampai ke tempat konser itu, hanya memerlukan waktu setengah jam perjalanan dengan menggunakan mobil. Julian mengendarai sendiri mobilnya. Mereka masuk setelah melakukan checking tiket dan mencari 'seat' dalam barisan VVIP. Franda duduk di sisi kanan Julian. Tak dirasakanya lagi nyeri akibat memar dipipinya tadi. Julian senang melihat Franda menikmati konser itu. Sesekali dilihatnya Franda yg ikut menyanyikan syair lagu yang dinyanyikan oleh penyanyinya. Jam 11 malam konser berakhir. Julian dan Franda segera keluar menuju bagian depan gedung.

Setelah diluar Franda mengajak Julian untuk membelikannya es krim sebentar sebagai tanda terima kasih. Awalnya Julian menolak, tapi Franda berhasil membujuk Julian dan ikut bersama Franda untuk dibelikan es krim. Mereka lalu duduk dibangku taman yang ada disana. Taman yang tidak terlalu luas, dibeberapa bagiannya terdapat gazebo2 tempat pejalan kaki duduk atau sekedar berteduh. Sir Thomas Boulevard yang terkenal dengan pemandangan salah satu sisinya yang menghadap ke menara bigben dan satunya lagi ke arah sungai di kota London. Dan disanalah kini Granda dan Julian menghabiskan es krim mereka.

" Bagaimana luka memarmu ?"

" Ooh ,, iya ,, aku bahkan tidak merasakan nyeri lagi , mungkin hanya bekas memarnya saja yg menggangu. Terima kasih untuk hari ini , Sir. Anda sudah begitu baik pada karyawan seperti saya."

Cinta Tapi GengsiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang