"Hai, apa kabarmu, Han?"
"Baik."
Aku kembali menginjakkan di rumah mewah ini. Seperti yang terlihat sebelumnya, rumah ini besar, namun sepi. Gemericik air masih bisa terdengar saat kita memasuki ruang pertama. Matt kembali menggenggam tanganku—sangat erat—sampai-sampai aku tidak bisa merasakan tanganku lagi.
"Matt,"
"Ya?"
"Tanganku.."
Matt menoleh ke bawah—tepatnya dimana tangan kami berada. Lalu beberapa detik kemudian, ia mengendurkan genggamannya.
"Oh, maaf. Kau tidak apa-apa?"
Aku mengangguk dan tersenyum. Kemudian, kami kembali berjalan. Aku bisa melihat diujung koridor ini ada sebuah pintu yang cukup besar, lalu Matt membukanya. Cahaya matahari menerpa wajahku, sehingga aku harus menyipitkan mataku.
"Selamat datang di belakang rumahku!" ucap Matt semangat.
Saat mataku sudah kembali jelas, aku mulai memerhatikan sekitar. Senyumanku mengembang. Oh, ini memang benar sebuah istana.
Rumput hijau dan bunga-bunga yang bersih bagaikan lantai di ruangan ini, pohon-pohon rindang tersebar di halaman yang sangat luas ini. Aku tidak bisa berhenti terpesona dengan keindahan ini.
"Bagaimana menurutmu, Han?"
"Menakjubkan,"
Aku berjalan ke sekeliling, dan menyentuh bunga-bunga yang berwarna-warni, mereka berayun di terpa angin.
"Hey,"
Aku menoleh kebelakang, dan disaat itu juga Matt melemparkanku sesuatu, dengan sigap aku menangkapnya. Hanya sebuah apel.
"Terima kasih, Matt."
Aku masih berjalan-jalan sambil memakan apel yang Matt berikan. Aku juga bisa merasakan kalau Matt berjalan di belakangku.
"Sedikit lagi, kau akan sampai di bagian tengah tempat ini."
"Bagian tengah?"
"Kau sudah melihat sebelumnya."
Karena Matt berbicara seperti itu, aku mempercepat langkahku. Aku mendengar Matt terkekeh dibelakangku. Lalu, aku juga bisa mendengar suara yang kukenal. Setelah mendekat, aku bisa melihat air mancur yang sangat besar daripada air mancur dibagian depan rumah ini.
Jadi ini yang dimaksud Matt 'bagian tengah'. Memang benar, rumah ini sangat banyak air mancur. Air mancur dengan air bersih. Orang kaya tidak memperdulikan air bersih.
Aku duduk di pinggir air mancur tersebut, dan memainkan jariku di atas air itu.
"Kau senang?"
"Tentu saja. Ini sangat hebat."
Lalu, kami berbincang di pinggir air mancur itu.
Setelah beberapa jam kami di sana, tiba-tiba ada suara riuh dari ujung pandanganku. Tempat itu tepatnya pintu belakang rumah Matt. Kuperjelas penglihatanku, ternyata ayah Matt sedang berdiri di ujung sana, dan para penjaga pun berjalan menuju kearahku dan Matt.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mission
AdventureHannah Underwood, harus menghidupi adiknya yang masih berumur 10 tahun. Ia harus mencari pekerjaan. Setelah ia mendapatkannya, ia tidak menyadari kalau itu bukan hanya pekerjaan. Tapi misi yang membahayakan dirinya. Selama menjalankan misinya, ia ju...