Malam sudah menunjukkan pukul 7, Randy sudah berdiri didepan cermin dengan setelan jas hitamnya. Ia akan menghadiri sebuah pesta pertunangan teman kantornya.
"Bang, udah siap?" Intrupsi Caca yang sudah berada di ambang pintu. Randy mengangguk tegas. Ia berjalan menuju Caca.
Caca menuntun Randy ke depan parkir mobil hitamnya.
"Hati-hati ya bang, sampein salam buat bang Reno ya..." pesan Caca. Randy tersenyum.
"Iya tenang aja," Randy mengusak poni Caca.
"Abang !" Caca cemberut sambil membenarkan poninya kembali.
"Haha, abang berangkat dulu ya... " pamit Randy lalu masuk kedalam mobil. Caca mengangguk dan kembali masuk ke dalam rumah.
Randy pun berlalu dan segera menuju pesta pertunangan itu.
.
.
Pesta pertunangan ini sangatlah elegan dan membuat Randy tersentuh/? .
Ia duduk sambil memegang gelas yang berisi orange jus. Tersenyum dan berjabat tangan pada rekan atau atasan membuatnya lelah.
"Lho abang bisa disini?" Randy mendongakkan kepalanya.
"E-eh lu kenapa juga ada disini?" sentaknya.
"Yee, gua kan temen kuliah calon istri Reno, nah lu ?" Tanya Billy sambil mengambil kursi dan duduk disamping Randy.
"Lah, Reno itu temen kerja gua," Billy hanya ber-oh ria.
Drrrt drrttt
Drrtt drrtt
Tiba-tiba ponsel Randy bergetar . Lantas ia mengecek siapa yang sedang menghubunginya.
"Caca?" Gumamnya. Ia segera mengangkat telpon tersebut.
"Iya Ca?"
Mata Randy terbelalak. Billy yang melihatnya pun segera bertanya pada Randy.
"Bang, kenapa?" Randy hanya diam.
"Woi bang, !"
"Ca... Caca ke..celakaan" ucapnya lemah. Billy pun ikut membelalakan matanya.
"Rumah sakit mana bang?"
"Dokter Sucipto"
Billy menarik Randy. Ia berlari segera menuju parkiran mobil Randy. Billy dan Randy pun bergegas ke rumah sakit .
Didalam mobil, Randy masih terlihat syok sesekali sambil memanggil nama Caca.
.
.
.
"Pasien bernama Caca yang baru aja tabrakan dimana, sus?" Tanya Billy panik.
"Masih di UGD,"
Randy yang mendengarnya pun segera berlari, disusul oleh Billy.
"Caca?" Randy melemas saat ia melihat Caca terbaring dengan luka dikepalanya dan dipenuhi oleh peralatan.
"Keluarga pasien Caca? Bisa bicara sebentar?" Intrupsi seorang dokter.
"Sama saya aja dok," Billy menawarkan. Dokter tersebut mengangguk dan mengajak Billy ke ruangan beliau.
"Pasien bernama Caca mengalami koma, karna benturan dikepalanya cukup keras dan membuat ia kehilangan beberapa liter darahnya." jelas Dokter sambil menghela nafas pasrah.
"Kalau boleh tau, penyebabnya apa ya dok?" tanya Billy penasaran.
"Kata polisi dari kesaksian warga, Caca sedang bersepeda menuju rumah temannya tapi ada mobil yang melaju kencang dari arah belakang yang membuat Caca terhempas dan membuatnya kehilangan beberapa darah. Alhamdulillah, Caca selamat karna warga yang cepat menelpon ambulan. " jelas Dokter itu lagi.
Billy menangguk dan keluar dari ruang dokter tadi. Ia kembali mendatangi Randy yang masih terlihat terpukul.
"Bang, kita doain aja supaya Caca cepet sadar," ucap Billy lembut.
"Maafin abang ca, abang gak bisa ngelindungin kamu..." lirih Randy.
Billy pun iba. Ia mencoba membantu Randy untuk berdiri. Dibawanya Randy ketempat sepi bermaksud ingin menenangkan Randy.
"Bang, gua beli minuman dulu yeee.. lu tunggu sini," Randy mengangguk dan membiarkan Billy pergi.
Randy masih termenung atas kejadian adiknya. Ia takut akan kehilangan orang yang disayangnya lagi.
Tak berapa lama, Billy datang sambil memegang kedua botol minuman isotonik.
"Nih bang, minum dulu!" Billy menyodorkan satu botol isotonik kepada Randy.
"Makasih," Randy menerima botol isotonik itu. Billy pun duduk disamping Randy sembari membuka tutup botol dan meminum sedikit.
"Hah, lu beruntung Caca masih bisa selamat bang.." ujar Billy yang sukses membuat kening Randy berkerut.
"Maksud lu?"
"Gua juga pernah kayak elu bang, kehilangan orang yang paling disayang. Dulu, gua juga punya adek cewek, dia itu lucu banget, pipinya kayak donat, namanya Reka ,haha, "
"Terus, dia itu cerewet banget, kami pasti rebutan kalo bokap pulang kerja bawa cupcakes kesukaan kami berdua. Dan dia juga selalu jadi moodboster gua kalo gua lagi ada masalah. Sampai kejadian waktu itu.." Billy menghentikan kisahnya sejenak sambil menghela nafas berat.
"Kalo gak bisa , gak usah dilanjutin, Bil." Sela Randy.
"Bokap nyokap kelahi hebat , yang gua denger dari bokap, nyokap gua ketahuan selingkuh ama partner kerjanya. Akhirnya mereka berdua cerai. Awalnya , gua ama Reka ikut nyokap, waktu itu gua gak tau , pas liat tangan Reka lebam, dia cuman jawab jatoh didepan rumah. Karna semakin hari luka lebam Reka makin banyak, gua pun ngebentak Reka buat ngaku,"
Randy menunduk dan terdiam.
"Dia ngaku sambil nangis kenceng didepan gua supaya gak marah ke nyokap, tapi gua udah kemakan emosi, gua langsung samperin nyokap gua yang kebetulan baru pulang kerja, gua pun ngamuk dan ngajak Reka buat keluar dari rumah. Gua ama Reka sempet tidur didepan toko - toko , terus numpang tidur dirumah temen gua. Selama beberapa hari numpang, gua mulai baikan. Pas gua mau pulang sekolah, gua ngeliat kerumunan orang dan ambulan yang baru aja markir. Gua pun lari niatnya pengen ngeliat,"
Billy kembali menghelas nafasnya.
"Itu.. itu Reka,"
Randy tercengang. Ia pun mendongakkan kepalanya sembari mengelus pundak Billy.
"Katanya, Reka lagi beli es krim, terus ada mobil oleng dari kejauhan dan gak terduga, mobil itu nabrak Reka dan bikin Reka kehempas beberapa meter. Reka gak selamat, dia kehabisan darah. Setelah kejadian itu, gua berjanji bakal ngelindungin orang yang gua sayang apapun akibatnya. Babang sayang dedek Reka ," tutupnya sambil tersenyum dan melirik ke arah Randy.
Saat itu juga, Randy mempertemukan bibirnya dengan bibir Billy. Billy yang kaget pun mencoba untuk melepaskannya. Sayang, Randy sudah mengunci kedua tangan Billy.
Billy pun mencoba membalas perlakuan Randy. Merasa terbalas, Randy pun menarik tengkuk Billy untuk memperdalam ciumannya. Ciuman itu terlihat lembut dan penuh perasaan.
--------
Maaf kalo dikit, wkwk. Nulisnya kilat terus baper:'3 . Maaf juga kalo tiang baru update u.u abisnya urusan anak kelas 3/? Oh ya btw, baca juga yang "terbatas" ya ...VOMENT KALIAN SANGAT DIBUTUHKAN UNTUK KELANJUTAN KISAH INI
Salam Tiang✌
KAMU SEDANG MEMBACA
I love your teacher! {Slow Update} boyXboy
RandomSaat adikku memperkenalkannya padaku , sebuah perasaan aneh muncul. Perasaan itu menjadi-jadi saat aku bertemu dengannya. Aku tak tau mengapa, tapi aku justru tak bisa melihatnya pergi dariku. Memikirkannya setiap hari. Apa yang harus kulakukan? Aku...