Dibuang sayang

242 15 1
                                    

Caca menghempaskan tubuhnya diatas kasur empuk dikamarnya. Setelah satu minggu dirumah sakit, akhirnya ia bisa bersantai dirumah.

"Ah beneran sumpek dirumah sakit!" Umpat Caca.

"Dek," panggil Randy sambil menyembulkan kepalanya dari balik pintu.

"Apa?" Randy masuk.

Suasananya kok berasa awkward ya?

"Bo...boleh cur..hat gak?"

Baru kali ini, Caca sama author/eh/ liat Randy segugup itu.

"Curhat apa tuh?" Caca menyelidik. Randy duduk disamping Caca sambil menunduk. Randy diam. Entah kenapa ia jadi berkeringat padahal AC masih nyala.

"Ada apa sih? Ketunggak tagihan listrik ya? Air macet? Bakso mang Ujang udah tutup? As-"

"Bukan Ca..! " Randy segera memotong perkataan Caca yang ngelantur semua.

"Apa sih?" Caca menarik rambutnya frustasi.

"Itu..lho..a..bang.."

"Abang suka Kak Billy gitu? Terus abang bingung sama perasaan abang? Pengen nembak tapi galau duluan?" Ucap Caca bertubi-tubi.

"I...iya.." Randy pasrah. Jika ia menyangkal pasti Caca akan lebih menyelidiki dirinya dan memang benar yang dikatakan Caca. Ia GALAU NEMBAK APA ENGGAK.

"Lah, bukannya kalian sama-sama suka, kok ribet?" Caca mendengus kesal. Randy membaringkan tubuhnya disamping Caca. Ia memejamkan matanya sejenak sambil menarik nafasnya dalam/?.

"Cepet tembak dia bang!" Seru Caca.

"Tapikan abang belum.."

"Gak ada tapi-tapian! Abang harus yakin sama perasaan abang! Jangan suka jadi php dong, kurang baik apa Kak Billy udah nemanin abang nungguin Caca!"

Randy menengok ke Caca. Ya, kurang baik apa lagi Billy?

"Iya sih,"

"Nah, diliat dari muka Kak Billy juga kalo deket abang eh pipi dia langsung merona gitu~"

"Duh duh adek!"

"Apa? Kalo abang suka, cepet tembak dia!" Caca langsung memutar badannya, membelakangi Randy yang sedang bermain dipikirannya.

"Oh iya! Bentar lagi Kak Billy ultah lho, tanggal 9 desember! beliin kado gih!" Ucap Caca tanpa menoleh Randy. Sukses membuat Randy menaikkan satu alisnya.

"Apa? Seriusan?!"

"...."

"Tau darimana kamu?"

"Kemaren nanya..!"

"Hah?"

"...."

"Berani bener,"

"Bacot ah si abang, udah sana keluar. Aku mau tidur tau!" Caca berbalik dan mendorong tubuh Randy.

"Yah sensi banget sih, oke oke abang keluar ini!" Randy bangkit dan keluar dari kamar Caca.

Ia hempaskan tubuhnya disofa panjang ruang tamu.

"Ah~" helanya sambil memijat pelipisnya. Randy masih memikirkan kata-kata Caca.

"Gak ada tapi-tapian! Abang harus yakin sama perasaan abang! Jangan suka jadi php dong, kurang baik apa Kak Billy udah nemanin abang nungguin Caca!"

"Aduh gua juga gak mau jadi php~" gumamnya pelan.

Ting tong/?

Randy menoleh kearah pintu lalu ia bangun dan berjalan menuju pintu.

I love your teacher! {Slow Update} boyXboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang