Tiitt
Tiitt
Tiitt
Suara alat bantu itu terus menggema diruangan putih bersih nan khas. Beberapa suster akan datang di waktu yang sudah ditentukan ,mengecek dan memberikan obat-obatan yang disalurkan melalui selang infus. Sesekali dokter pun juga datang.
Langit tak secerah kemarin, burung - burung pun nampak tak berkeliaran. Sudah 3 hari berlalu, Caca masih terbaring lemah dan juga belum sadarkan diri.
"Bil, gua pergi ke toko bunga dulu, kasian bunganya udah layu," Ucap Randy sambil mengangkat vas bunga yang memang berisi bunga layu.
Billy hanya mengangguk lalu melanjutkan aktivitasnya memainkan ponselnya. Randy pun keluar dari ruang rawat Caca. Ia turun menuju parkiran mobilnya. Ia pun masuk dan melesat dari rumah sakit.
.
.
"Selamat datang di Camelia Flower Shop~ ada yang saya bantu?" Sapa si kasir. Randy tersenyum dan menghampiri kasir tersebut.
"Saya mau sebucket bunga baby breath ya mbak," pintanya yang disertai anggukan si kasir. Ia pun duduk alih alih menunggu si kasir keluar membawa sebucket bunga pesanannya.
Tak berapa lama, saat ia asik memainkan ponselnya, si kasir datang sambil membawa sebucket bunga pesanannya, baby breath.
"Ini Mas , bunganya!" Ujarnya sambil menjulurkan sebucket bunga.
Selesai membayar, Randy keluar dari toko tersebut dengan senyum sumringah.
Segera ia menuju parkir mobilnya didepan toko dan pergi kembali ke rumah sakit.
Sambil bersenandung kecil, Randy lagi-lagi tersenyum saat melihat sebucket bunga yang ia beli. Baby breath , bunga kesukaan Randy dan Caca.
Drrtt
Drrtt
Tiba-tiba ponsel Randy bergetar, lantas ia mengangkat telpon itu.
"Iya?"
"Cepet kesini! Caca kritis!" Teriak dari seberang.
Randy mematikan ponselnya dan membanting sembarang ponselnya. Ia panik dan segera mempercepat laju mobilnya.
Beberapa menit kemudian, Randy sampai dirumah sakit. Segera ia parkirkan mobilnya dan bergegas menuju kamar rawat Caca. Sesekali ia terlihat menggigit ujung kukunya. Ia remas bucket bunga tadi.
"Mah , pah, tolong selamatin Caca...! Randy mohon..!" Batinnya. Sesampainya di depan kamar, Randy segera masuk. Ia terkesiap saat melihat layar monitor menunjukkan garis lurus.
"Caca! Caca! Dok selamatin Caca!" Teriaknya histeris. Billy segera menangkap badan Randy.
"Dokter udah berusaha bang..!"
Randy meronta.
"Kami berusaha semaksimal mungkin!" Seru Dokter.
Lima menit berlalu, usaha mereka masih nihil. Randy melemas, bucket bunga yang sedari tadi ia pegang tergeletak dilantai saat dokter meletakkan beberapa alat.
"Dok! Sekali lagi dok! Saya mohon..!" Randy semakin berderai air mata.
"Bang, tenang.." lirih Billy. Sedikit ragu, dokter pun menuruti permintaan Randy. Dokter melakukan usahanya lagi. Dan.....
"Ca..!"
"Bang..!"
----------
TBC
----------Gimna? Maaf kalo feelnya kurang ...
: terus kabar Caca gimana, thor?
; tunggu kelanjutan kisahnya aja yaaaaa...Salam Tiang!♥
KAMU SEDANG MEMBACA
I love your teacher! {Slow Update} boyXboy
RandomSaat adikku memperkenalkannya padaku , sebuah perasaan aneh muncul. Perasaan itu menjadi-jadi saat aku bertemu dengannya. Aku tak tau mengapa, tapi aku justru tak bisa melihatnya pergi dariku. Memikirkannya setiap hari. Apa yang harus kulakukan? Aku...