Rey POV
life is more challengingPelajaran kimia memang membosankan, dengan rumus-rumus dan teori-teorinya membuat kepala semakin ngejimet dan berasap. Aku sengaja membolos pelajaran. Berpura-pura sakit untuk bisa lolos dari pelajaran malam jum’at kliwon itu. Tidak hanya aku saja yang merasakan, siswa lain juga turut merasakan.
Tidak ingin membuat Shaffa khawatir, aku bilang aku baik-baik saja dan hanya sedikit pusing. Jika anak itu tahu aku sakit, pasti akan rungsi setengah mati dengan cerewet kekhawatiranya yang bikin aku malahan akan pusing beneran.
Akhir-akhir ini aku sering menghabiskan waktu berduaan dengan Alga. Disetiap malam, pulang sekolah, atau tidak, ketika istirahat sekolah. Aku sengaja semakin hari semakin menjauh dari Shaffa. Dia akan aku lepaskan secara perlahan karena gadis itu bukan lagi seseorang yang aku inginkan. Alga, seorang gadis yang aku inginkan sekarang. Entah sejak kapan perasaanku mulai berubah. Aku tidak ingin terlalu sibuk memikirkan itu.
Pintu UKS dibanting dengan keras. Seseorang dari baliknya berlari kecil menghampiri kotak P3K yang ada di sampingku. Alga, seseorang yang sedang aku pikirkan dari tadi muncul di hadapanku.
“Al,” Panggilku lirih.
Gadis itu menoleh dengan wajah yang begitu terkejut melihatku ada di sampingnya. Dengan cepat ia memutarkan badan, lalu berlari lagi ke arah pintu. Mungkin dia mau menghindar dariku.
“Al, ngapain, sih buru-buru?”
Ucapanku menahan langkahnya.Dia berbalik memperlihatkan wajah naturalnya padaku. “Lagi ngapain?” Mungkin Alga berbasa-basi.
“Sakit.”
Alga menghampiri. Menyelidiki seluruh permukaan wajahku dengan serius. “Bohong. Nggak ada tanda kalau lo sakit.” Gadis itu duduk di atas tempat tidur tepat di sampingku. “Nggak mungkin seorang Rey sakit.”
“Kok, tau,sih? Shaffa aja nggak tau.”
“Oh, ya?” Alga menaikan satu alisnya.
Aku mengangguk. “Gue disini, bukan sakit. Tapi, bolos.”
Pernyataan itu, membuat Alga membulatkan matanya tak percaya. “Jangan main-main.”
“Mana mungkin gue main-main.”
“Lo bukan Rey yang gue kenal.” Alga menggeleng-gelengkan kepalanya sambil terus menatap wajahku. Aku suka tatapannya.
“Emang. Karena Rey yang sekarang, udah jatuh cinta sama sepupu pacarnya sendiri.”
Alga terlonjak kaget. Wajahnya sepontan memerah. “Apa yang lo bilang?”
“Gue suka sama lo.” Kali ini, aku menetapkan diri—kalau aku benar-benar jatuh cinta pada Alga.
Alga bergerak, dia ingin keluar dari ruangan ini. Namun, aku tahan tangannya. Dia menoleh dan aku langsung mencium bibirnya. Sebuah kecupan yang penuh arti dan perasaan. Sekaligus, ciuman pertamaku dengan Alga.
***
Alga POV
Entah apa yang aku rasakan ketika Rey menciumku. Semua rasa bercampur jadi satu. Aku terkejut. Mataku terpejam merasakan semua sensasi yang pertama kali aku rasakan. Hangat, manis, dan meninggalkan kesan romantis.Aku memang jahat. Aku membiarkan pacar sepupuku melakukannya. Tapi, dalam lubuk hatiku yang paling dalam aku sangat bahagia dengan semua perlakuannya padaku. Rey mempunyai perasaan padaku, dan menciumku dengan artian dia benar-benar mencintaiku.
Aku segera mendorong dadanya, mengakhiri ciuman kami. Aku menatapnya sayu. Setelah itu, aku segera melangkah keluar UKS dengan semua perasaan yang kini berkecamuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Algania
Teen FictionHidupnya berubah, tidak lagi sama seperti dulu. Gadis yang lemah lembut, ceria, dan manja sudah lenyap begitu saja. Hidupnya berantakan, tak tahu arah kemana akan ia tuju. Hatinya dingin dan sering berontak. Apalagi setika mata dan tangannya sudah t...