4

71 5 1
                                    

Aku cuma punya hati
Tapi kamu mungkin tak pakai hati,Kamu berbohong aku pun percaya
Kamu lukai ku tak perduli
Coba kau fikir dimana ada cinta seperti ini
Kau tinggalkan aku
Ku tetap disini
Kau dengan yang lain
Ku tetap setia
Tak usah tanya kenapa
Aku cuma punya hati.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Melody berjalan tanpa arah,tanpa tujuan,tanpa harapan.

Hanya selalu ada kesalahan pada dirinya,dimata orang lain dia bukanlah sosok yang penting mungkin hanyalah sampah yang harus disingkirkan.

"Segitu marahnya kah papa sama gue?"kata Melody entah sejak kapan airmata ini sudah terjun bebas dari matanya.

Ia menatap suasana kota Singapura yang begitu padat,orang berlalu lalang di depannya,beginikah rasanya sendiri?terasa sepi.

"Gak ada yang percaya sama gue,apa gue gak pantes diberi kepercayaan?apa ketulusan gue gak berguna?"batinnya.

Warna gelap langit malam dan laut di Singapura saling bersatu bagai dua sejoli yang hanya bisa bersatu saat surya sedang terlelap.

"Begitu beratkah hanya untuk mempercayai?walaupun adanya ketulusan,apa semua orang menganggap ketulusan hanya rasa munafik?"

Tak pernah habis berbagai pertanyaan di otak Melody,setiap hal selalu menjadi beban pikiran untuknya.

"Pa coba percaya sedikit aja sama aku?aku udah dewasa aku berhak menentukan pilihan."lirih Melody,pipinya sudah basah karena bulir-bulir airmata terus berjatuhan.

Melody sudah lelah merasa terkekang,sang ayah tak pernah bisa memberikan setitik rasa percaya padanya.

"Pa aku lelah,hatiku selalu sakit,apa papa tau setiap hari aku selalu merasa sakit,rasa yang selalu papa anggap remeh."ujarnya dengan parau.

Ia kembali berjalan,meninggalkan sang laut dan berpindah ketempat yang lain namun perjalanannya selalu diiringi langit malam.

Melody berhenti diujung trotoar menunggu kendaraan yang berlalu lalang tanpa meninggalkan jejaknya.

Melody tertegun melihat seseorang dari arah berlawanan."Dia siapa?"

Para pejalan kaki mulai berjalan,berjalan namun saling menatap itulah yang Melody dan sosok misterius itu lakukan.

"Dia?kenapa dia bisa ada disini?"batin Melody.

Bibir sosok misterius itu bergerak,seakan membuat pola kalimat yang harus didengar oleh Melody.

Mereka saling berhadapan terhenti ditengah jalan,hanya saling memandang tanpa suara."Loe bisa liat gue."

Sosok misterius itu akhirnya membuka suara,Melody sejenak menatapnya."Lucas!"

Kini Lucas tersenyum."Udah gue duga!"jedanya,"Loe bisa liat gue."Ia tersenyum miring.

"Jadi loe gentayangan?"tanya Melody menatap Lucas dengan pandangan mengintimidasi.

Lucas menepuk tangannya,bukan hal itu yang istimewa namun hanya dengan satu tepukan Lucas mampu menurunkan hujan.

"Tapi gue belom mati,dan gue masih bisa kembali ke raga gue."jelasnya terlihat santai.

Melody mengernyitkan keningnya."lalu kenapa loe gak kembali?loe tau betapa cemasnya orangtua loe,hanya untuk menunggu loe yang malah mengulur waktu didunia kegelapan."

Hujan membasahi diri mereka,tapi yang pasti terlihat oleh orang-orang hanya Melody karena Lucas hanyalah roh tanpa raga saat ini.

Lagi dan lagi Lucas tersenyum sepertinya ia sama sekali tak merasa bersalah telah membuat semuanya khawatir."Semuanya udah gue lakuin,tapi gak bisa."

VindicateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang