Pernikahan mereka diselenggarakan di sebuah restoran berkonsep rooftop yang terletak di pinggir pantai, sehingga menyajikan pemandangan yang sangat indah. Konsep outdoor pilihan Hanabi akhirnya disetujui Kakashi dan Hinata. Pemilik restoran tersebut adalah teman dekat Karin, sehingga sahabat baik Hinata itu bersikeras agar Kakashi tidak keluar uang sepeser pun untuk menyewa tempat di sana. Akhirnya, Kakashi dengan berat hati menuruti Karin, pun sahabat Hinata yang lain. Mereka bersikeras untuk ikut andil dalam menyelenggarakan pernikahan Kakashi dan Hinata, mulai dari hal besar hingga hal kecil seperti souvenir.
Kakashi hanya bisa pasrah menghadapi wanita-wanita yang dua jam menceramahinya. Hinata sendiri memilih untuk menutup mulut seraya menahan tawanya.
Hinata dan Kakashi memilih konsep yang sangat sederhana namun manis untuk pernikahan mereka. Beberapa minggu keduanya disibukkan dengan pekerjaan dan persiapan pernikahan hingga hari yang kedunaya nanti akhirnya tiba.
Kakashi terlihat tampan mengenakan setelan jas pengantin berwarna putih. Wajah tampannya hari itu tidak terhalangi oleh masker. Kedua matanya menatap lurus ke arah Hinata yang berjalan perlahan menggandeng lengan Hiashi. Keduanya saling bertukar senyum. Saling bersitatap seakan tidak ada siapapun di sana selain mereka.
Hinata menerima uluran tangan Kakashi. Senyum masih mengembang dari wajah keduanya.
Suasana begitu syahdu saat keduanya mengucapkan janji suci pernikahan mereka. Setetes air bening mengalir begitu saja di pipi Hinata, tangan besar Kakashi refleks menyekanya.
"Kenapa menangis?"
"Karena aku bahagia."
Kakashi tersenyum, senyum yang menular pada Hinata.
"Silahkan berikan ciuman untuk pasanganmu."
Kakashi berdehem. Wajah Hinata lantas memerah saat Kakashi mulai menggunting jarak mereka.
Hinata melihat kedua mata Kakashi terpejam, refleks ia pun ikut memejamkan matanya.
Ciuman mereka begitu lembut, tanpa tuntutan, hanya ketulusan yang keduanya rasakan di sana, dan tentu saja cinta.
"Aku mencintaimu, Hyuuga-sama," lirih Kakashi. Ia melihat wanita yang resmi menjadi istrinya itu masih memejam.
"Hatake ... bukan Hyuuga." Kedua kelopak mata Hinata terangkat, senyuman Kakashi yang pertama kali ia lihat.
Kakashi memeluk Hinata, erat. Seakan ia takut semua yang terjadi hanya mimpi belaka. Tidak pernah terlintas barang sekejap mata jika ia dan Hinata, seorang putri konglomerat akan menikah.
"Aku mencintaimu bukan karena siapa dirimu, tetapi karena siapa aku ketika aku bersamamu."
Hinata membalas pelukan suaminya dengan tidak kalah erat.
"Aku mencintaimu bukan karena siapa dirimu, tetapi karena apa yang terjadi pada diriku saat bersamamu."
Keduanya berciuman lagi.
.....
Lima tahun kemudian.
Hinata menyeka peluh yang berada di keningnya. Ia baru saja selesai merapihkan mainan yang membuat ruang keluarga rumah sederhananya seperti kapal pecah. Wanita yang tengah hamil muda itu menata bantal-bantal sofa yang berceceran di lantai. Setelah semuanya beres, senyum merekah di bibirnya.
"Selesai juga."
Kemudian ia berpikir untuk mulai memasak makan siang. Hari itu, hari sabtu, tandanya semua anggota keluarga akan berkumpul di rumah. Lalu ke mana mereka saat ini?
Hinata berjalan menuju dapur, begitu melewati pintu yang menghubungkan dengan kolam renang yang ada di teras samping rumahnya, kepalanya menggeleng, hembusan napasnya pun terdengar. Di sana ia melihat tiga orang yang paling ia cintai sedang berenang, mencipratkan air ke satu sama lain hingga air dari kolam mengenai lantai teras.
Ketika pandangannya bertemu dengan pandangan Kakashi. Hinata tertegun sesaat.
Tidak terasa lima tahun sudah mereka menjalani pernikahan. Setahun berselang, anggota keluarga mereka bertambah, setahun kemudian bertambah lagi, dan kini ... Hinata mengelus perutnya yang mulai membuncit. Tanpa sadar seulas senyum terukir di bibirnya.
"Kyaa!"
Hinata sedikit terpekik saat tiba-tiba Kakashi datang dan menggendongnya ala bridal style.
"Ayo bergabung bersama kami!"
"Hore!" teriak kedua anak mereka.
Hinata tertawa, kedua tangannya mengalung di leher Kakashi. Perlahan, Kakashi masuk ke dalam kolam dengan Hinata masih dalam gendongannya.
Tawa Hinata makin lepas saat kedua anak mereka mencipratkan air ke arahnya.
Kakashi memerhatikan wajah istrinya yang mulai basah dengan lekat.
Kedua mata indah itu begitu berbinar, tawanya yang lepas, wajahnya yang merona ... lima tahun rasanya belum cukup bagi Kakashi untuk menikmati semua itu.
"Terima kasih," Hinata mengusap wajahnya yang basah, menatap Kakashi dengan sebelah alis terangkat.
"Eh?"
"Terima kasih untuk cintamu, Hinata-sama."
Kakashi mendekatkan wajah hingga kening mereka saling bertautan.
Hinata yang gugup tanpa sadar mengulum bibirnya. Sekilas ia melihat Kakashi menyeringai dan semakin mendekatkan wajah mereka.
Byur!
Dengan kejam anak pertama mereka menyiramkan air dari ember mainan berukuran kecil ke arah Kakashi dan Hinata.
Namun begitu, mereka tertawa dan kembali bermain bersama kedua buah hatinya.
.....
'Sampai saat ini, aku masih saja mencintaimu tanpa tapi'
end-Thankiss :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck In Love
FanfictionHinata menghabiskan sebagian besar waktu hanya untuk bekerja. Menjadi penerus perusahaan keluarga dan membuat ayahnya bangga. Tak masalah baginya saat Hanabi lebih dulu menikah, toh ia masih nyaman sendiri... namun semuanya berubah saat pria itu dat...