Ega Maharani

55 1 0
                                    

Wallaaaaaaa..... I'm back...
Dengan jiwa baru, dengan semangat baru dan dengan genre baru tentunya. Aku kembali dengan cerita baru. Semenjak sibuk PPL dan akhirnya sampai ke skripsi, kira-kira udah hampir 2 tahun gak fokus nulis yang berpart-part seperti ini. Akhirnya bisa nulis lagi dengan benar sekarang.
Yukk silahkan dibaca...
Semoga kalian terhibur yaa..... 😁

Happy reading!! 😉

***

Kring...

Kring...

Kring...

"Huaahhh, berisik sekali." Dengan tetap memejamkan mata aku mencoba meraih dimana benda yang sedari tadi berbunyi itu berada.

Hap. Dapat. 'Mati kau.' Gumamku saat mendapatkan benda yang telah mengganggu tidur ku. Dengan cepat ku lemparkan benda itu ke dinding kamar.

Bugh...

"Bunyi apa itu Ega?" Terdengar suara Papa dari luar sesaat setelah suara yang telah aku timbulkan menghilang.

"Benda berisik yang membangunkan Ega, pa." jawabku singkat pada papa.

"Ayo bangun Ega. Sudah jam berapa ini. Kamu mau terlambat kesekolah lagi hari ini?"

"Iya pah. Sebentar lagi. 5 menit lagi yaa. Ega ngumpulin nyawa dulu." Jawab ku singkat.

"Ya sudah cepat." Balas papa mengingatkan lagi. Setelah itu tak ku dengar lagi suara papa dibalik pintu kamar ku.

Hallo. Nama ku Ega Maharani, tapi kalian bisa memanggilku Ega. Usia 16 tahun. Dan sekarang aku duduk dikelas 11 disalah satu SMA ternama dikotaku.

1 menit

2 menit

5 menit kemudian

"Hmm, huaaaaaaa itu phonecall pemberian papa. Huaaaaaaa dimana dia dimana."Setelah sekian lama aku baru sadar apa yang tadi aku lempar ke dinding kamar. Itu phonecall pemberian papa beberapa hari lalu. 'Bodoh, kenapa kau melemparnya Ega. jangan sampai papa tahu kalau phonecall yang dia beri telah kau lempar dengan tidak berprikephonecall-an Ga. Bodoh. Bodoh. Bodoh sekali kau ini.

Bergegas aku mencari dimana keberadaan phonecall itu dan yap, ketemu. Segera aku mengecek phonecall ku dengan seksama. Apa ada yang lecet atau apa ada bagian dari phonecall ku ini yang rusak.

Nasib baik masih berpihak kepadaku karna phonecall yang diberikan papa kepadaku tidak rusak ataupun lecet.

'Untung phonecall ini sudah ku beri cast' gumamku.

"Egaaaaaaa. Sudah jam berapa ini." Suara papa menggelegar diseluruh penjuru rumah ini.

"Iya papa, Ega on the way." ucapku lantas bergegas kekamar mandi dan bersiap siap berangkat sekolah.

Selesai mempersiapkan diri aku langsung menuju ruang makan. Dapat ku lihat disana sudah ada 2 orang laki-laki yang menungguku dengan wajah abslut.

Siapa lagi kalau bukan papa dan kakak tersayang ku.

Berbeda dengan papa yang terlihat santai sambil membaca koran yang ada ditangannya. Kak Egi duduk sambil bersedekap tangan didada menatap kearahku. Dari guratan wajah dapat aku simpulkan bahwa ia sekarang sedang menahan kesal. Sedangkan yang ditatap hanya menyunggingkan gigi sembari berjalan kearah meja makan.

"Hehe.... Pagi Pah, Pagi Kak." Ucapku sambil mengecup pipi kedua laki-laki itu.

"Pagi sayang." Ucap papa dan mengecup balik pipiku sambil melipat koran yang ada ditangannya. Sedangkan kak Egi masih menatap ku seolah sedang menatap mangsanya.

Cinta Miss KepoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang