Happy reading guys 😉
15.30
.
.
.
Waktu menunjukkan pukul 3 lebih 30 menit siang saat aku sampai di depan gerbang gedung sekolah Ega.
Terik matahari tidak menyurutkan niat ku untuk melakukan kegiatan yang sangat rutin aku lakukan setiap hari sibuk seperti ini.Aku menunggu untuk beberapa saat berpikir mungkin princess ku itu akan keluar lebih cepat. Tapi percuma saja. Sedari tadi ku perhatikan tidak ada tanda-tanda dia akan keluar. Tanpa pikir panjang aku pun langsung turun dari mobil dan melangkah masuk kedalam gerbang sekolah itu.
Karna aku tau dimana kelasnya berada, aku langsung menuju ke ruangan yang hampir setahun ini dihuni Ega.
Yupp. Dugaan ku benar. Dia sekarang sedang duduk di teras ruang kelasnya dengan muka bingung selayaknya orang yang sedang memikirkan sesuatu dengan sangat keras.
Aku melambankan langkah ku sambil memperhatikan apa yang dilakukan adik ku itu. 'Ck. Sok sokan mikir keras ni anak.' Decak ku ketika menatap wajahnya yang sedang bingung memikirkan sesuatu.
"Dek." Pada jarak 30 meter ku panggil dia dengan nada biasa. Berharap dia akan berpaling kepada ku. Tapi ternyata tidak.
"Dek." Panggilan kedua aku mulai memanggilnya dengan nada bingung.
Tanpa pikir panjang aku lantas melanjutkan kerja kaki ku melangkah mendekatinya dan mendudukan diri tepat disebelahnya.
"Mikirin apa kau?" Seperti biasa aku menggunakan aksen batak ketika bertanya kepadanya.
"Kamcagiya.. Ahh. Kebiasaan, ngagetin mulu." Umpatnya saat mengetahui siapa yang dengan sengaja mengagetkannya tadi.
"Hahaha.. Yaa kamu kakak panggilin dari tadi gak nyaut." Dengan gelak tawa aku membalasnya.
"Uhhh ... Ahh kak."
"Iya dek, ada apa?" Tanyaku saat dia ingin mengatakan sesuatu dan aku yakin yang ingin dia katakan itu adalah sesuatu yang berhubungan dengan kebingungannya tadi.
"Hmm.. Kakak kenal sama seseorang bernama Altair Garing Laksmono?" Wajahku langsung tegang mendengar dia menyebutkan nama itu.
Secepatnya aku menormalkan kembali wajahku. Dengan dahi mengerut aku mencoba menjawab pertanyaan itu "Hmm.. Kamu kenal nama itu dari mana?"
"Tadi kan pas Ega masuk lorong mau masuk kelas Ega gak sengaja nabrak pak Jalal. Trus pak Jalal bilang kalo besok itu akan ada siswa baru pindahan dari luar negeri yang mau masuk sini. Trus pak Jalal minta Ega buat bantu dia mengenal sekolah deh." Dengan lancarnya dia menceritakan kronologis bagaimana dia menabrak Pak Jalal dan langsung mendapat mandat dari kepala sekolahnya itu untuk membantu si anak baru itu mengenal sekolah.
"Ehmm. Trus nama anak pindahan itu Altair Garing Laksmono?" Tebak ku saat diakhir ceritanya.
"Yupp.. Namanya Altair Garing Laksmono. Kakak kenal sama dia?" aku masih mencoba menstabilkan keterkejutanku terhadap pertanyaan nya tadi.
"Hmmm... Kebiasaan. Keponya keluar deh." Sambil memutarkan bola mata aku menjawabnya. Masih berusaha untuk tetap terlihat tenang.
"Ihhh tapi beneran deh kak, dia itu siapa? Kakak kenal sama dia? Kok Ega ngerasa gak asing yaa sama namanya."
"Hmm.. Kamu beneran gak tau siapa dia?"
"Siapa dia?" Dia bertanya lagi.
'Apa dia masih belum mengingatnya?' Gumamku dalam hati.
'Tapi dilihat dari bagaimana caranya bertanya, sepertinya dia benar-benar tidak mengingatnya.'
'Aku harus diskusikan ini dengan papa.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Miss Kepo
RomanceEga Maharani. Gadis berusia 16 tahun yang memiliki kebiasaan mengkepoi semua orang ini, kini tlah menemukan rasanya kembali. Rasa yang tlah lama hilang seiring dengan kepergian sahabat masa kecilnya. Altair Garing Laksmono. Laki-laki yang sekarang m...