4

2.4K 198 2
                                    

Malam itu Trash membuka matanya yang masih sangat mengantuk ketika mendengar suara sesuatu yang sangat mengganggu dari dalam kamar mandi. Suara aneh itu tak juga berhenti hingga Trash menggedor pintu kamar mandi dan Breanna membukakan pintu dengan mengusap sudut matanya yang merah dan berkaca-kaca. Bibirnya sangat pucat.

"Bisa tolong aku?" pinta Breanna menunduk, tak berani melihat ke mata merah Trash.

Trash mengangkat alisnya, "apa?" tanya Trash dingin dan mengantuk.

"Tolong telepon Harris. Aku lemas sekali dan sangat mual," pinta Breanna sebelum pingsan dan Trash berhasil menangkapnya.

Gerakan kecil dan samar membuat Trash terpaku saat tangannya memegang perut Breanna untuk menyangga tubuh kecil Breanna agar tidak terjatuh ke lantai.

Dengan mudah Trash mengangkat tubuh kecil itu untuk menaikkannya ke atas ranjang. Kini baru Trash sadari perut Breanna terlihat terlalu besar untuk ukuran tubuh Breanna yang terlihat sangat kurus.

Trash menelepon Harris dan menyuruhnya datang setelah memberitahu bahwa Breanna pingsan. Ketika Trash menyibak lengan gaun tidur hijau yang dikenakan Breanna, tampak bekas luka yang belum sepenuhnya hilang di sepanjang lengan. Seperti luka cambuk. Trash menelusuri wajah Breanna yang sekilas terlihat mulus tapi ternyata terdapat juga bekas luka samar di sepanjang pelipisnya.

Wajah itu terlihat sangat pucat dan lelah. Kalau tidak salah, seingat Trash Breanna baru berumur tujuh belas tahun. Usia yang masih sangat muda untuk menderita penyiksaan fisik separah itu. Belum lagi tekanan mental karena kehamilannya.

Trash memang tidak tahu-menahu soal rasa malu. Tapi, sepertinya itu sangat berpengaruh pada Breanna. Percobaan bunuh dirinya kemarin sudah bisa dipastikan karena kehamilannya. Juga yang dilihat Trash di kantin. Ketika semua murid yang berada di kantin seolah membiarkan bangku di dekat Breanna kosong dan tidak mau berada di dekatnya. Mereka menjauhi Breanna dan mereka bersikap seolah tidak ada Breanna di sana, termasuk Tana.

Trash berdiri dari duduknya di samping Breanna saat mendengar langkah gaduh dari luar. Dapat Trash pastikan bahwa itu adalah Harris. Pintu terbuka menampakkan Harris dengan jubah tidurnya masuk ke dalam kamar diikuti oleh seorang wanita dengan baju yang bisa dibilang rapi untuk dikenakan di jam-jam selarut ini. Seolah wanita itu memang tidak tidur semalaman. Wanita itu membawa tas besar sebelum meletakkannya di atas ranjang dan mengambil apa pun itu yang Trash tidak tahu namanya.

"Apa dia mengeluhkan sesuatu?" tanya Harris pada Trash yang bersandar pada tiang tempat tidur.

"Dia bilang badannya lemas dan mual sebelum pingsan. Tapi..." kata Trash menggantung.

Harris mengerutkan keningnya melihat serius ke arah Trash, "tapi apa?"

"Entah apa itu. Tadi saat aku membopongnya ke ranjang tanganku seperti menangkap gerakan dari dalam perutnya! Mungkin lintah atau entah apa yang dimasukkan Vere ke dalam tubuh adikmu," jelas Trash. Dokter perempuan itu tertawa terbahak tapi Trash dan Harris memasang wajah tolol melihat tawa dokter itu.

Dokter itu meletakkan alat yang tadi digunakannya untuk memeriksa Breanna setelah sanggup mengendalikan tawanya, "oh... astaga. Maafkan aku karena tidak bisa menahan tawaku. Breanna baik-baik saja. Ini hal yang akan terjadi jika dia kelelahan. Lalu, Trash. Tadi yang Kau ceritakan itu bukan lintah atau hewan apa pun. Mendekatlah!" perintah dokter itu pada Trash membuat Trash dengan ragu menurutinya. Berdiri di samping ranjang di dekat kepala Breanna saat dokter itu meraba perut buncit Breanna.

"Ah... ini dia," ucap dokter itu menarik tangan Trash untuk diletakkan di atas perut Breanna. Sebuah gerakan yang kali ini sangat terasa jelas. Bukan hanya gerakan samar.

ACE is ICE (Frost Family Seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang