5

2.2K 212 1
                                    

"Aku bingung bagaimana harus membantumu," kata Tana sembari meletakkan bertumpuk-tumpuk buku di meja kamar Breanna. Breanna mengangkat pandangannya dan tersenyum.

"Aku tahu bagaimana caranya," kata Breanna polos. Tana mengerutkan kening.

"Ceritakan lagi tentang malam itu," pinta Breanna. Tana tersenyum sebelum duduk di samping Breanna.

"Oh... Bre. Aku minta maaf sudah tak acuh padamu beberapa minggu yang lalu. Kau sangat polos dan seharusnya aku melindungimu bukan menjauh darimu," sesal Tana merangkul pundak Breanna. Membuat Breanna tersenyum sangat lebar.

"Tidak apa. Aku mengerti kenapa Kau melakukannya. Kau melakukannya bukan karena Kau jahat tapi karena aku memang memalukan."

"Oh... Bre. Jangan katakan itu! Tutup mulutmu. Mengerti? Kau mau mendengarkan ceritaku lagi kan? Berjanjilah jangan mengatakan itu lagi," kemarahan Tana membuat Breanna mengangguk polos.

Mereka berdua bersandar pada sofa di belakang mereka. Menyesap coklat hangat sebelum Tana kembali menceritakan makan malamnya dengan Trash. Sesekali melihat ke arah Breanna yang terlihat berbinar-binar mendengarkan Tana menceritakan bianglala yang dinaiki Tana dan Trash. Saat Trash mengajak Tana ke taman bermain setelah makan malam.

Tana tahu alasannya. Breanna tidak pernah keluar dari perbatasan dan dia ingin sekali bisa keluar dari kerajaannya – dan juga sekolahnya – tanpa mendapat amarah dari ayahnya yang bisa dengan kasar mengatakan bahwa Breanna membuatnya malu jika orang lain melihat anak haramnya berkeliaran di tempat umum.

Selama ini Breanna disembunyikan dari dunia luar karena ayahnya ingin melindungi harga dirinya sendiri. Breanna tidak pernah dianggap sebagai putrinya padahal semua orang bisa melihat mata itu. Mata hijau Breanna yang amat mirip dengan mata sang raja atau mata Harris, kakak Breanna.

Tana menjadi semakin merasa bersalah saat melihat wajah polos Breanna yang sangat manis tersenyum setiap kali Tana mengulangi cerita tentang makan malamnya dengan Trash. Tentang taman bermain, tentang bianglala, tentang permen kapas. Tana merasa bersalah saat mengingat kembali bahwa Tana pernah bersikap jahat dengan menghindari Breanna serta mengirimkan kata-kata jahat pada Breanna untuk memintanya menggugurkan kandungannya. Semua itu memang tidak wajar terjadi tapi semua itu juga bukan keinginan Breanna.

Temannya yang lugu telah dihancurkan oleh Vere. Bagaimana pun Tana bersyukur Vere tidak akan pernah mampu menghancurkan kepolosan Breanna.

Tana mengambil gelas yang hampir terjatuh dari pangkuan Breanna saat disadarinya Breanna sudah tertidur pulas di sebelahnya bersandar sofa. Perlahan Tana membantu merebahkan Breanna di atas karpet tebal yang sudah dilapisi oleh beberapa selimut bersih yang sengaja mereka bentangkan di lantai. Tana mengendap keluar dari kamar Breanna dan turun ke lantai satu untuk kembali ke asrama putri.

Tana akan memastikan Breanna memenangkan makan malam dan ke taman bermain dengan Trash bulan depan. Semoga saja memang masih ada bulan depan untuk Breanna sebelum Trash kembali ke pengasingannya membawa Bu Guru Sharon. Tana sudah mendengar kabar tentang kedekatan mereka yang menyebar di antara para murid.

Semoga saja tebakan Tana salah karena dia merasa selain Breanna suka mendengarkan kisah makan malamnya dengan Trash, karena bianglala atau taman bermain, sepertinya Breanna juga berbinar-binar karena semua itu tentang Trash.

Tana tidak akan tega melihat Breanna hancur jika tahu Trash akan pergi dengan Bu Guru Sharon selamanya. Karena kabarnya, alasan Trash ada di sini adalah Bu Guru Sharon. Tidak akan pernah berubah.

***

Trash berkacak pinggang melihat seorang murid wanita turun dari asrama prajurit dengan pandangan kosong seperti sedang melamun. Murid perempuan itu menghentikan langkahnya yang hampir saja menabrak Trash.

ACE is ICE (Frost Family Seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang