10

5.3K 295 15
                                    

Eloisa menggendong Meredith di pinggulnya sebelum menciuminya dengan penuh kasih lalu melotot pada Trash yang memperhatikan mereka.

"Ace, aku tidak main-main. Cepat ajukan pembebasanmu karena Meredith sudah dua tahun. Dia tidak bisa selamanya tinggal di lingkungan ini. Dia bahkan tidak pernah bertemu dengan bayi lain untuk bermain. Juga Tana. Apa Kau sadar dia sudah menghabiskan masa mudanya di pengasingan denganmu?"

Trash mengangkat bahu, "Tana tidak protes, Lis."

"Itu karena Kau tidak peka. Dia tidak mau menyakitimu. Kau bahkan tidak bisa melihatnya kesepian? Dia tidak pernah menggunakan gaun baru selain yang aku belikan tiap bulan. Itu bukan sikap wajar seorang remaja. Dia butuh belanja dan butuh teman," Trash menghembuaskan napas berat sebelum memejamkan matanya.

Trash sangat tahu. Trash sangat menyadarinya ketika Tana bahkan sering terbengong setelah membaca buku-buku tentang dongeng atau buku apa pun. Tapi, Tana selalu menolak saat Trash menyuruhnya ikut dengan Eloisa ke kota untuk menginap selama beberapa saat agar Tana tidak bosan. Tana selalu menolak karena mengkhawatirkan Meredith.

Bukan karena khawatir Trash akan menyakiti Meredith tapi lebih pada jiwa perempuan Tana yang selalu ingin melindungi Meredith seperti saat melindungi Breanna.

"Aku tahu, Lis. Tapi, tidak akan mudah mendapat surat pembebasan dari Harris. Kau tahu dia sangat membenciku."

Eloisa mengusap pundak Trash menenangkan, "lakukan demi Meredith, Ace. Lihat dia. Dia sebentar lagi harus bersekolah dan jangan buat dia terlihat seperti anak aneh yang bahkan mungkin akan takut melihat anak-anak seusianya," Trash mendongak melihat mata coklat Eloisa yang menenangkan sebelum melihat mata hijau bulat milik putrinya.

Selalu ada tawa dalam mata hijau besar Meredith yang polos. Dia terlihat selalu bahagia saat melihat Trash tapi Trash tahu apa yang dikatakan oleh Eloisa benar. Trash mengulurkan tangan untuk menggendong Meredith setelah putrinya mengulurkan tangan kecilnya pada Trash. Meredith bergumam dengan bahasa cadelnya meminta coklat yang selalu dibawakan Eloisa setiap kali berkunjung ke pengasingan Trash dan itu sudah menjadi camilan kesukaan Meredith sejak beberapa bulan yang lalu. Trash mengambilkan dan membukakannya untuk Meredith.

Trash mengusap rambut pirang gelombang Meredith sebelum mengecup puncak kepalanya dengan penuh rasa sayang.

"Aku akan melakukan apa pun untuknya, Lis. Aku boleh meminjam helikoptermu lagi?"

Eloisa tersenyum lebar. Memeluk bahu Trash sebelum mencium pelipisnya, "Kau tidak perlu merasa tidak enak padaku, Ace. Arthur sangat bersemangat membelikan coklat atau apa pun yang berhubungan dengan Meredith. Dia sudah menganggap Meredith seperti putrinya sendiri. Begitu juga denganku."

Trash menggenggam jemari panjang Eloisa dengan erat sebelum mengedip menggoda, "kenapa kalian tidak membuat adik perempuan untuk Rhys?"

Eloisa memukul kepala Trash membuat Trash mendengus. Kebiasaan Eloisa yang hampir saja dilupakannya.

"Berhenti mengkhawatirkanku. Bagaimana dengan dirimu sendiri? Kapan kau akan menikah Ace?"

Trash terkejut dengan pertanyaan temannya itu, "aku tidak akan pernah menikah selain dengan dua wanita. Jika bukan dengan Breanna maka aku hanya akan menikah denganmu," canda Trash membuat mata Eloisa menghangat.

"Seandainya saja aku belum menikah, Ace. Aku pasti sudah...."

"Menikah denganku?" potong Trash.

"Sudah mencekikmu," lanjut Eloisa membuat mereka berdua terbahak mendengar candaan mereka sendiri.

"Oh... Ace. Bagaimana dengan Tana?" tanya Eloisa menyeka sudut matanya yang berair karena lelah tertawa.

Trash mengangkat bahu, "ada apa dengan Tana?"

ACE is ICE (Frost Family Seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang