3

2K 194 0
                                    

Harris berjalan mondar-mandir gelisah di dalam kamar Breanna. Sesekali ia melihat ke arah Breanna yang sedang menyisir rambutnya yang halus dan indah.

"Harris, bisakah Kau tenang sedikit?" tanya Breanna membuat kakaknya menghentikan langkahnya lalu berjongkok di depan adiknya yang menatapnya dengan lugu.

"Kau yakin Kau akan baik-baik saja?" tanya Harris menggenggam tangan kurus adiknya. Breanna hanya mengangguk lalu memaksakan senyumnya.

"Aku selalu baik-baik saja. Lagi pula ada Tana. Jadi, aku tidak akan sendirian," bujuk Breanna berusaha membuat Harris tenang.

"Jika ada sesuatu yang mengusikmu maka Kau harus katakan padaku. Aku akan meminta Sharon mengajarmu di perpustakaan walaupun itu akan menentang peraturan raja."

Breanna membalas genggaman kakaknya dan tertawa pelan, "Harris, aku tidak apa-apa dan tolong jangan putuskan aku dari dunia luar! Aku tidak bersalah dalam hal apa pun jadi jangan jadikan aku seperti tahanan rumah. Ini bukan salahku Harris."

Harris menghela napas berat kemudian mengangguk pelan, "aku tahu, Bre. Kau tidak pernah bersalah. Baiklah, aku akan mengantarmu," ajak Harris membantu Breanna berdiri dari duduknya dan membawakan tas Breanna di tangan kirinya. Harris menggandeng tangan Breanna di genggaman tangan kanannya.

"Sekali ini saja ya. Aku bukan anak kecil, Harris," ujar Breanna sebelum tertawa pelan. Tawa yang sangat dirindukan Harris dari adik kecilnya. Seperti tawa malaikat.

Breanna memakai gaun biru langit yang agak menggembung di bagian perut untuk menyamarkan perutnya yang membesar. Tapi, walaupun begitu tetap saja semua murid akan tahu keadaan Breanna karena Breanna tidak pernah lagi bisa memakai seragam sekolahnya. Seragam sekolah dengan potongan rok pendek dan kemeja seragam yang agak ketat.

Mereka berjalan ke gedung batu bata merah terdekat dengan gedung asrama sebelum naik ke lantai dua tempat kelas Breanna berada. Harris meletakkan tas Breanna di atas meja sebelum berpamitan untuk meninggalkannya saat bel tanda pelajaran akan dimulai berbunyi.

Sebenarnya Harris benar-benar tidak tenang dan merasa sangat marah pada ayahnya. Tapi, perkataan ayahnya kemarin membuat Harris tidak bisa melakukan apa pun.

"Jika Kau memisahkannya dari lingkungan teman-temannya maka sama saja Kau memutuskan dunianya selamanya. Teman-temannya akan melupakannya selamanya. Dia bukan anak kecil lagi yang pantas lari dari masalah. Jadi, biarkan dia menghadapinya sendiri."

Harris akan selalu melindungi adiknya dari apa pun yang mungkin akan melukai adiknya. Bahkan dia akan melindungi Breanna dari dunia jika dunia berusaha melukai Breanna.

Harris turun ke lantai satu dan beranjak ke kantin sekolah karena hari ini dia ada janji untuk makan pagi, makan siang, dan makan malam dengan Sharon sebagai ucapan rasa terima kasih karena mau membantu membujuk Trash agar mau datang ikut mencari Breanna.

Harris tahu dia akan menjadi Elf terbrengsek di dunia karena sudah mempermainkan nasib dua orang yang sangat penting baginya - Sharon dan Trash – demi Breanna.

Dia sudah berjanji pada Trash dan memberi harapan pada Sharon tentang perasaannya. Namun, saat ini yang terpenting bagi Harris hanya adiknya.

Harris tersenyum melihat wanita dengan rambut disanggul sedikit berantakan melambai ke arahnya. Sharon sangat cantik pagi ini. Sejujurnya Sharon tidak pernah terlihat tidak cantik. Memang Harris menyukai Sharon tapi Sharon bukan prioritas utama dalam hidup Harris. Jadi, saat dia harus melepaskan Sharon maka dia akan melepaskan Sharon. Harris justru merasa kasihan pada Trash yang terlihat sangat menyukai Sharon. Seperti anjing kecil yang mengejar di belakang Sharon padahal Sharon tidak peduli padanya.

ACE is ICE (Frost Family Seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang