Aku menghirup nafas panjang. Seolah membayangkannya lebih dan lebih. Itu, bertahan lama. Dan kurasa ia selalu bilang iya dan iya,haha. Dan kurasa ia juga mencintaiku. Aku kembali teringat hari itu. Semuanya berubah.
[Flashback]
2 Bulan setelah kami berpacaran.
“sstt! Suzy-a!”
Keadaan kelas sangatlah sepi. Aku sekarang sedang emngikuti Ujian yang menentukan nilai kelulusanku. Karena aku tak tahu harus mejawab apa,kurasa jalan satu satunya adalah minta bantuan kepada Suzy.
“jawabannya 340cm!” bisik Suzy.
KRRIINGG.
Sial! Bel sudah berbunyi. Padahal aku belum menjawab 2 pertanyaan lagi, aaa bagaimana nasib universitasku kalau begini?!
Aku menoleh ke arah Suzy, dengan cepat aku melancarkan aksiku. Dan akhirnya niat burukku tak ketahuan oleh sang pengawas.
{Setelah Ulangan Berakhir}
“KYAA! SUZY-A!aku hampir gila,” ucapku sambil membuka bungkus coklat.
“kau ini,kenapa otakmu lambat sekali, kalau aku tak melihatmu. Bagaimana cara kau mengerjakannya?”
“sudahlah haha,”
“Sulli-a,” suara itu..pasti suara Sehun.
Ternyata benar! Ia duduk disampingku. Aku tersenyum kepada dia, tapi tumben sekali ia tidak membalas senyumanku hari ini, apa dia sam sama merasakan stress sehingga otak tersenyumnya rusak? Atau bagaimana?
“mana senyummu?” tanyaku
“iya,” ia pun tersenyum kecil.
Dan lagi-lagi ia hanya mengatakan ‘iya’ sebetulnya ia niat tidak sih denganku? Aku sudah capek sekali mengurusinnya. Dari cara ia berbicara,cara mengatur ekspresi wajahnya. Kurasa senang,sedih,marah ia buat sama.
“oh iya, Suzy. Ada bingkisan untukmu.” Ucap Sehun sambil emmberikan sebuah bingkisan kepada suzy. Sebenarnya aku ingin, tapi aku tak enak mengatakannya. Tapi kenapa aku tak dikasih,ya?
“gomawo,” jawab Suzy. Dan ia sedikit tersenyum bersalah kehadapanku.
[Flashback End]
