Dua - Kekasih

9.4K 304 20
                                    

Kristan--pacarku, pagi-pagi sekali sudah datang menjemput. Pagi ini kami memiliki jadwal pemotretan bersama sehingga Aku tak bisa mengelak.

Ya, Aku dan Kristan adalah sepasang kekasih yang bergelut di dunia modeling. Dia seniorku. Karna Itu beberapa hal terasa lebih mudah Karna Aku pacar seorang Kristan.

Kristan tidak langsung membawaku ke lokasi tapi mampir dulu kesebuah café sekedar mengisi perut dulu sambil bercakap-cakap ringan. Kristan sedikit berbeda dengan mantan-mantanku yang lain. Dia tipikal laki-laki serius dalam suatu hubungan sehingga beberapa Kali Aku sempat ragu menjadi kekasihnya. Karna jelas saja, Aku sendiri mengakui, bahkan kepada kristan bahwa Aku tidak pernah benar-benar serius dalam hubungan. Tapi entah keyakinan Dari mana Kristan tetap menjadikanku kekasihnya.

"Alita? Ia benar Alita" Kata seorang wanita tiba-tiba datang dari belakangku.

Sial, Jessica.

"Oh, Hai." kataku.

"Oh, apa kabar? Kita enggak pernah lagi ketemu yah" Katanya.

"Ya, belakangan ini Aku sibuk... Kurasa. Lagi pula James juga tak sempat sekedar mempertemukan kita." Kataku.

Sial, Aku kesal.

Bukan tak mau bertemu, tapi siapa yang kau Kira mau bertemu dengan kekasih James?

"James?" Suara berat Kristan mengalihkanku Dari Jessica.

"Kenalkan ini Kristan, kekasihku "kataku mencoba bersikap sopan.

" oh, Hallo Kristan, Aku Jessica, pacar James. Sepupu Alit." Katanya.

Oh god, ini semakin rumit. Aku melirik Kristan tersenyum wajar tak curiga. Sedangkan Jessica tersenyum ramah menyebalkan.

Oke mungkin aku berlebihan, tapi Aku memang tak suka dengan kekasih James yang satu ini. Dia tampak... Sempurna.

Baik, dia bukan cantik sepertiku yang memang model, tapi dia memiliki paras yang membuatku takut tersingkirkan. Belum lagi di tambah kenyataan dia tau apartement milik James.

Selama ini James tak pernah membawa kekasihnya selain Aku. Tapi wanita ini, pernah.

Karna wanita ini juga Aku dan James pernah bertengkar hebat.

Dan sialnya semua kerumitan ini hanya untukku dan James.

.
.
.

"Aku tak tau kamu Punya sepupu bernama James?" Tanya Kristan.

"Dia... Hanya laki-laki tampan yang mempunyai kekasih err.. Cantik?" Kataku sambil membuang muka ke luar jendela memerhatikan apa saja yang Ada di luar Mobil.

" kamu tak suka Jessica? " tanya nya. Matanya mendelik ke arahku tapi Aku tak perduli.

"Dia tidak terlihat baik." Untuk hubungan Ku dan James. Sayang nya Aku jelas saja tak berkata seperti Itu.

Dan ingatkan Aku harus bersyukur Karna Kristan bukan laki-laki yang terus mendesakku sehingga obrolan kami berakhir disitu.

Bahkan sampai malam, setelah pemotretan dan Kristan mengantarku lagi tak Ada obrolan kami yang mendalam tentangku.
.
.

Ana sedang menonton Maze Runner dengan ice coffee dan Tiramissu dengan potongan besar di ruang tengah. Tak usah membuatku berpikir dua Kali, Aku langsung menghampirinya mengambil suapannya.

"Ughhh.... Kita Punya seloyang penuh di kulkas!" Pekiknya sambil menyembunyikan cake nya.

" seloyang?" Tanyaku. Sambil mengikuti sarannya mengambil lagi potongan Tiramissu di kulkas. Dan benar saja! Satu Tiramissu besar terpampang di depanku.

"Hmm... Bryan membelinya untukku" Katanya. Katanya tetap memandang focus ke film sambil bergumam "oh, Aku suka Minho"

"Tumben dia membelikan kau seloyang penuh seperti ini? Kalian bertengkar?" Kataku. Karna setauku Bryan-pacar Ana bukan tipe laki-laki yang membawakan 'sesuatu'.

"Bawel!" Katanya mendelik. "Dan ya, Itu Karna dia tidak jadi menemaniku menonton! Jadi bisakah kau diam? Aku benar-benar-- ughhh Ayo Minho, dukung saja Thomas" lanjutnya Lagi.

Aku memilih duduk diam di sebelah Ana mencoba mengikuti jalannya film. Dan ugh, Aku tak tertarik. Beberapa bagian film yang seharusnya menyeramkan malah terlihat biasa saja bagiku. Lihat, saat sekelompok laba-laba menyerang desa. Bagiku Itu kurang horror. Film ini kurang menantang menurutku.

Handphoneku berbunyi--pangilan dari Milla. Tumben.

"Oh, ya. Hallo Milla." Sapaku, aku berjalan ke balkon takut mengganggu Ana.

"Oh,Kak. Hallo! Kakak Ada dimana?"tanyanya langsung.

" Aku Baru sampai apartmentku. Ada apa?" Kataku.

"Apa kak James pernah mengatakan sesuatu padamu?" Aku kembali bingung. Ada apa ini?

"Tidak, dia tidak mengatakan apapun. Apa Ada sesuatu Milla?" Ugh, kumohon langsung jawab ke intinya.

"Sebenarnya malam ini Ada makan malam bersama keluarga bersar. Nanti jam 8" katanya. Aku melirik jam di atas tv-jam 7.

"Lalu?" Tanyaku Lagi.

"Dia bilang akan membawa pasangan. Makanya Aku menelefon kakak. Tapi..."katanya lalu di sambung hening.

Sial.

Siapa yang akan dibawa oleh James? Kekasihnya?

"Wanita Itu bukan Aku, sayang nya Aku juga tak tau siapa. Ada Lagi?" Kataku berusaha agar Milla tidak mendengar Nada gusarku.

"Maafkan Aku kak, Aku tidak tau" suaranya terdengar bersalah. Milla biasanya memang menelefonku saat akan Ada acara keluarganya saat aku juga di ajak. Sekedar meminta bantuan memilih warna baju atau warna lipstik. Sehingga Aku dan James biasanya datang lebih awal menghampiri Milla terlebih dahulu.

"Tidak apa-apa,Milla apa Ada yang perlu Ku Bantu, mungkin warna lipstick mu?" Kataku.

"Tidak sudah, sekali Lagi maaf kak." Lagi-lagi ia merasa bersalah.

"Tidak apa-apa. Kalau begitu sudah dulu yah, sebenarnya Tadi Aku sedang menemani Ana menonton. Bye Milla" kataku beralasan.

"Oh, baiklah. Bye kak" katanya. Lalu sambungan terputus.

Aku duduk di bangku kecil di balkon sambil melihat kebawah. Apa benar James pergi dengan orang lain. Bagiku ini pertama kalinya James membawa orang lain selain Aku ke acara keluarganya.

Dan sialnya, Aku resah.

Memang sudah sebulan Dari terakhir James marah dengan keluarganya. Sehingga mungkin laki-laki Itu sudah mau ikut acara keluarga Lagi. Tapi kenapa dia tidak bicara apapun padaku dua hari lalu saat menginap di tempatku?

Oh, shit! Aku benci seperti ini.

.
.
.

TBC

Oh, hallo Lagi semua. Trimakasih Untuk mau baca dan vote buat cerita ini. Gak nyangka chapter kemaren bakal laku. Hahaha.... Okey.. Bantu baca, dan vote Lagi. Jangan lupa comment kalo menurut kalian Ada yg aneh.
See u next chapter guys!

UncommitedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang