Tiga belas- Diam

2.2K 177 14
                                    

Aku tau tindakkan ku kasar sekali tadi. Begitu melihat Tyas datang dengan James aku hanya diam merampas tas berisikan pakaian yang Tyas bawa untukku dan masuk keruang rawat tanpa bicara apapun. Begitu aku keluar dari kamar mandi setelah mengganti pakaianku, aku kembali terdiam melihat James duduk di sofa tunggu ruang rawat si kembar. Aku menaruh tas bajuku dan meraih dompet ku dimeja lalu melenggang pergi keluar.

Meski rasanya malam ini sangat melelahkan tapi rasanya berat sekali untukku beristirahat. Aku pergi kekantin rumah sakit mencari sesuatu yang manis untuk mengisi perut sebelum pergi ke taman rumah sakit, mencari tempat yang tenang sejenak.

Baru sebentar aku memejamkan mata kursi di sebelahku diduduki seseorang.

James.

Aku ingin mengumpat saja rasanya. Demi Tuhan Aku lelah sekali.

"Aku khawatir saat kamu pergi begitu saja." Ujarnya.

Aku memilih diam meminum kopi hangat yang kubeli di kantin Rumah Sakit.

"Aku... Aku tau pembicaraan tadi terlalu mengagetkan untukmu." Ujarnya.

"Please, James." Kataku sambil menatap matanya. " Aku lelah, diamlah sebentar." Lanjutku.

Aku menyendarkan punggunggu ke bangku taman. Diam disana menikmati hembusan angin yang menyejukkan menyapu permukaan kulitku. Tenang sekali sampai rasa kantuk dan lelah menghampiriku memaksaku untuk tidur.

Aku membuka mataku melirik kesamping dan melihat james masih memperhatikanku dalam diam. Aku memilih bangun dari bangku taman itu lalu pergi begitu saja kembali ke ruang rawat si kembar. Aku melihat Tyas masih ada di sana duduk di bangku depan ruang rawat.

"Pulang sana Yas" ujarku.

"Ga enak sama Mas Jay kalo pulang sekarang." Balasnya.

Aku memilih tak menyahut lagi lalu menghampiri Jay yang memilih merebahkan diri di ranjang inap dengan Xander tidur beralaskan lengannya.

"Kalian harus bersiap, Mas." Ujarku sambil melirik Mey yang terlelap sambil disebelah Alex.

"Jam berapa sekarang?"

"Jam satu lewat. Kalian masih harus balik ke apartemen kan."

Jay menghela napas dalam sebelum meletakkan kepala Xander dibantal lalu bangun dari ranjang.

"Aku titip anak-anak ,Lit. Wu Yien bantu aku urus berkas juga disana supaya saat kami datang berkas-berkas yang harus diurus sudah diproses lebih dahulu. Paling lama satu minggu kami balik lagi kesini. Yang pasti secepatnya kami balik." Kata Jay lalu menarikku dalam pelukkan.

"ini berat sekali... meninggalkan kalian bertiga."lanjutnya.

Aku menggeliat melepaskan rengkuhan Jay lalu mencoba memberikan senyum terbaikku. "Mas tenang aja!" Pekikku. "Dua bocah bandel ini bisa ku urus, disini banyak dokter yang bantu. Apalagi dokter muda yang baik itu sama aku!" Jawabku.

Jay terkekeh kemudian sambil mengusak rambutku lalu membangunkan Mey. Aku menghampiri Tyas dan memohon padanya menemani Jay dan Mey kembali sebentar ke apartement mengambil beberapa barang lalu mengantarkan mereka ke bandara mengejar penerbangan pagi ini pukul lima pagi nanti. Sedangkan aku akan disini menjaga Alex dan Xander.

"Hmm... James, gimana?"' Tanya Tyas. Aku merenggut tak menangkap maksud dari pertanyaannya.

"Ia dia dimana? Nunggu disini apa gimana?" Katanya memperjelas.

"Ah, Gue enggak inget dan enggak tau anaknya dimana. Biarin aja. Lagian malah bagus Jangan ganggu dulu kalo bisa. Gue lagi males banget soalnya. Pengen Fokus jagain si kembar dulu. Dan jangan kasih tau Anna dulu. Nanti dia panik, malah kesini bukannya Honeymoon." Ujarku sambil terkekeh.

UncommitedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang