1 bulan berlalu sejak masa Orientasi selesai, aku dan siswa/i yang lainnya sudah melakukan kegiatan belajar mengajar pada umumnya; masuk, berdoa, belajar, istirahat, pulang.
Seperti hari ini, jam sudah menunjukkan pukul 15.30 tapi aku, kinan dan beberapa teman sekelasku masih berkutat dengan soal-soal matematika yang tadi diberikan ibu ririn. Ngomong-ngomong aku senang karena aku dan kinan satu kelas di akuntansi 2."Udahan yuk naf udah sore nih" ucap kinan seraya menutup bukunya.
"Yaudah tapi sebelum pulang kita sholat ashar dulu yuk"
"Yah aku lagi dateng bulan naf, kamu sholat sama yg lain aja ya aku udah disuruh pulang nih sama mama"
"Oh gitu yasudah hati-hati di jalan ya nan" usai membereskan buku aku langsung menuju ke mushola bersama 2 temanku.
--
Selesai sholat aku langsung melipat mukenaku, merapikan rambutku yang sedikit berantakan lalu berjalan keluar. Ketika hendak memakai sandal yang sengaja aku bawa dari rumah untuk aku pakai ketika ingin sholat, aku mendengar namaku dipanggil seseorang. Aku menoleh ke kanan, melihat ada 2 laki-laki yang berdiri disana dan salah satunya melambaikan tangan ke arahku. Aku ragu apakah laki-laki itu melambaikan tangannya padaku.
"Nafla?" Oh ternyata benar dia melambaikan tangannya padaku "Bener Nafla kan?" Tanyanya lagi memastikan karena aku masih terdiam. Tunggu! Dia siapa? Kenal aku?
Mungkin di raut wajahku sudah terlihat pertanyaan siapa kamu? Sampai laki-laki itu kembali membuka suaranya"Saya Reynal, yang dihukum nyapu bareng"
"Ohh iyaa inget Reynal, soalnya sekarang rambutnya agak gondrong ya" BOHONG! Emang ingatan aku untuk mengenal orang saja yang lemah.
"Iya nih, aslinya emang rambut saya segini. Kemarin mah karena MOS aja" Reynal memegang rambutnya sambil menunjukan senyumannya. WADUH HAHAHA
"Yaudah saya duluan ya soalnya udah sore mau pulang" Pamitku lalu segera pergi ketika Reynal mengangguk mempersilahkan aku pergi
***
Jam menunjukkan pukul 11.45. Aku bersiap-siap merapikan buku matematika yang sejak 2 jam yang lalu aku dan teman-temanku pelajari. Tepat ketika aku menutup tasku bel tanda berakhirnya kegiatan belajar mengajar hari ini selesai tapi biarpun begitu para siswa masih belum diperbolehkan untuk pulang. Karena hari ini adalah hari sabtu yang berarti jadwal latihan seluruh ekstrakurikuler. Disekolahku memang semua ekstrakurikuler diberi jadwal latihan setiap hari sabtu kecuali jika ingin mengikuti lomba boleh mengambil hari lain dengan syarat tidak lebih dari jam 5 sore.
Aku dan Kinan mengikuti salah satu ekstrakurikuler yang diwajibkan di sekolah yaitu Palang Merah Remaja (PMR). Tak perlu aku jelaskan kalian pasti tau kan apa itu PMR? Ada sekitar 30 anak yang kini tengah berkumpul di dalam ruangan, 17 perempuan dan 13 laki-laki. Pertama perkenalan setiap anggota baru, karena aku dan kinan duduk di kursi belakang otomatis kami mendapat giliran terakhir.
Kegiatan untuk ekskul PMR hari ini sudah selesai; cukup singkat, karena masih awal jadi hanya perkenalkan dan pengenalan dasar tentang PMR.
"Nan, mau es krim deh" ucapku ketika ada seorang yang melewati kami dengan membawa es krim.
"Iya naf aku juga mau deh. Beli yuk"
Kami lalu membeli es krim dan memakannya dipinggir lapangan sembari melihat anggota basket latihan. Aku membuka bungkus es krim dengan perlahan, menggigit sedikit demi sedikit es krim yang aku pegang sembari mengedarkan mataku melihat orang orang bergantian mendribble bola basket. Tanpa sengaja mataku menangkap laki-laki dengan perawakan yang putih, tinggi tapi minum sedikit kurang berisi menurutku. Tapi fokusku bukan disitu tapi pada senyumannya dan mukanya kaya gak asing deh. Aduh aku lemah sama senyum manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Remaja
Teen FictionAda yang bilang, masa masa paling indah itu terbentuk ketika kita duduk di bangku SMP/SMA. Benarkah demikian? Nah untuk membuktikannya, mari ikuti ceritaku di masa remajaku ketika duduk bangku di SMK