Bab 5 - Rasa Ini...

2.8K 286 12
                                    

Kabar permainan basket Dayo yang fantastis tidak hanya jadi bahan gossip sehari. Tapi selama satu minggu seisi sekolah tak berhenti memberinya tatapan penuh kagum bahkan ucapan selamat. Dari ekstrakulikuler basket bahkan dengan terang-terangan mendatangi kelas Dayo dan meminta Dayo menjadi pelatih mereka. Dayo tidak habis pikir bagaimana ia yang hanya seorang penggemar olahraga basket diajak untuk menjadi pelatih. Untung saja Pak Bagiyo bersedia memberi pengertian kepada ketua Tim Basket bahwa Dayo saat ini sedang serius menghadapi ujian nasional.

Tak hanya Dayo yang meraih ketenarannya. Irham pun tak kalah tenar dari Dayo. Mendadak ia punya banyak gebetan dan setiap hari bisa beda perempuan yang ia ajak pulang bareng. Dayo hanya menggeleng dan mencoba memberikan nasihat pada sahabatnya. Tapi jawaban Irham yang seolah meremehkan membuat Dayo ingin sekali memukul kepala sahabatnya itu.

"Lo tahu nggak kalau Tisha kemarin tuh dukung gue,"ujar Ardan yang membuat Dayo tersenyum dari balik bukunya.

"Nggak mungkin, gue yakin dia tuh pengen ngeliat gue,"sahut Rezi tak mau kalah.

"Kepedean lo berdua, orang Tisha tuh pengen nonton permainan gue,"suara Vano hampir membuat Dayo tersedak.

Hampir seluruh murid cowok dikelasnya mulai kepedean karena Tisha mau keluar dari kelas hanya untuk menonton permainan basket anak kelas 3. Tanpa mereka sadari dari semua dugaan, mereka tak menyadari bahwa ada satu orang yang mungkin saja menjadi alasan Tisha keluar dari kelas dan menonton permainan dari balkon kelasnya. Alasan itu adalah Dayo.

"Semua orang kepedean banget yak,"kata Irham saat sahabatnya itu duduk di bangkunya yang persis berada di samping Dayo.

"Termasuk lo juga?"tuduh Dayo. Irham cengengesan dengan tangan menggaruk-garuk rambut.

"Gue yakin Tisha tuh pengen ngeliat gue, tapi sama elo juga, secara lo nggak kalah ganteng sama gue,"sahut Irham menjelaskan. Yang dimaksud tak kalah ganteng disini cukup membuat Dayo mengernyit. Ia tersenyum membayangkan ia dan Irham disamakan level gantengnya. Walaupun Dayo tidak pernah merasa berwajah tampan tapi wajahnya jauh berbeda dengan wajah Irham yang keturunan Arab. Wajah Dayo sendiri seperti wajah boy band korea dengan mata bulat berwarna hitam pekat. Rambut Dayo sengaja ia potong pendek gaya lama agar memudahkan ia untuk merapikan rambut kapan saja. Dayo juga tidak suka memakai parfum sesering Irham. Sahabatnya itu bisa dibilang toko parfum berjalan. Ia selalu beralasan kalau pria harus selalu wangi karena malaikat suka hal yang bersih dan wangi. Dayo setuju tapi ia juga tidak setuju dengan kadar wangi yang Irham pakai.

"Jadi menurut lo dia itu ngeliatin lo apa gue?"tanya Dayo memancing. Irham kembali nyengir.

"Kayaknya gue, gue kan ganteng sob."sahut Irham tak mau kalah. Dayo tertawa geli mendengarnya.

Satu Bulan lagi siswa kelas tiga akan menghadapi ujian nasional. Dayo sudah menghentikan dirinya untuk bermain game. Ia juga sudah mengurangi jatah membaca buku. Ia hanya membaca buku berbau teori ilmiah. Sahabatnya Irham pun tak kalah panik. Dayo sangat mengerti alasan Irham panic. Karena kalau nilai Irham jelek orangtuanya akan batal menyekolahkan Irham di Qairo. Padahal sahabatnya itu sudah membayangkan akan jadi mahasiswa di salah satu Universitas di timur tengah itu.

Dayo sendiri belum punya target kemana ia akan melanjutkan sekolah. Tapi tawaran beasiswa dari Universitas di Amerika dan Inggris sudah mampir di tangannya. Pihak sekolah yang memberitahunya minggu lalu. Mereka melihat hasil nilai Dayo selama bersekolah di sekolah itu. mereka cukup puas dan tak menyangka akan ada tawaran beasiswa dari salah satu universitas luar negeri ternama yang mau memboyong siswanya.

Dayo belum memberitahu kabar itu pada Ibu dan Ayah. ia belum berkeinginan untuk pergi meninggalkan Indonesia. ia tidak tahu apa jadinya Kak Davian dan Vayo jika ia meninggalkannya. Ia juga tidak tega pada Ibu yang harus menjaga dua anaknya yang bertingkah tidak seperti manusia normal. Dan yang terakhir ia juga meragukan dirinya sendiri apakah bisa berjauhan dari Tisha.

Deep In HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang