Bab 2 - Rahasia 'Kita'

4.2K 289 5
                                    

Pertemuan tak disengaja antara dirinya dan Tisha tidak membuat Dayo seperti remaja puber kebanyakan. Ia tidak berniat untuk meminta nomor ponsel agar bisa menghubungi gadis itu dan mencoba mendekatinya. Ia juga tidak sering bertegur sapa saat mereka tanpa sengaja bertemu. Perkenalan mereka seperti bersifat privasi dan tak berniat untuk mengumbarnya.

Contohnya seperti hari ini. ketika banyak teman-teman sekelasnya asik menonton dan menggoda adik kelasnya saat guru yang harusnya mengajar terlambat. Dayo justru asik dengan buku dan game. Ia bukanlah siswa introvert yang menutup diri dari pergaulan. Tapi Dayo lebih suka menghabiskan waktunya seorang diri.

"TISHAA!!! AKU PADAMUUU!!"

Dayo tersenyum meremehkan saat mendengar teriakan dari salah satu teman sekelasnya ketika mereka melihat Tisha masuk ke lapangan basket untuk berolahraga. Dayo tahu hampir semua laki-laki dikelasnya menyukai Tisha dan ia tidak berniat untuk menjadi bagian dari rombongan itu.

"TISHAA!!! I LOVE YOU!!"

Teriakan yang berisi kata-kata berani itu membuat alis Dayo naik sebelah. Dari balik buku yang ia baca ia bisa mendengar teman-temannya asik membicarakan Tisha. Tempat duduknya yang berada di jajaran kursi paling belakang dekat kaca jendela membuatnya bisa mendengarkan gossip tanpa diminta.

"Gue denger si Tisha tuh anaknya yang punya G'A Corporation, tajir gila tuh cewek."

"Yang bener lu?"

"Serius, masa iya gue bohong, lo cari aja majalah bisnis, pasti ada bokap sama kakaknya dia."

"Gue penasaran sama si tuan puteri itu, beruntung banget yang bisa jadi cowoknya, mau cari dimana cewek cantik, tajir, pinter ditambah muslimah pula, mukanya itu lho, cantik banget walaupun jilbabnya dia terlalu panjang menurut gue."

"Gue jadi ngebayangin kalo dia pake rok mini, terus sepatu hak tinggi, anjiiirrr tuh cewek pasti udah jadi model."

"Dasar sinting! Yang udah ditutup aja bisa-bisa lo berkhayal yang aneh-aneh."

"Salahin dia kenapa punya muka cantik banget gitu."

Dayola hanya geleng-geleng kepala pada sekumpulan laki-laki berotak cere itu. andai ia punya hubungan sedekat Tisha dan para sahabatnya ia akan memberikan nasihat pada gadis itu untuk memakai burqa saat berada di luar rumah. Karena walau bagaimana pun wanita mencoba untuk bersikap sopan dengan menutupi dirinya jika para laki-laki tidak menjaga nafsu dan pikirannya jelas tetap akan jadi musibah.

"Eh..eh..Tisha ke sini!"

Radar waspada Dayo tiba-tiba saja memenuhi otaknya. Tisha ke arah kelasnya? Walaupun tidak ada hubungannya dengan Dayo tapi ia merasa harus waspada agar jangan sampai teman-teman sekelasnya mengetahui bahwa ia mengenal Tisha bahkan beberapa kali bertemu diam-diam dengan gadis itu.

"Tisha..."

Dayo menggelengkan kepalanya saat mendengar koor dari pasukan fans Tisha. Gadis itu terlihat memasuki kelasnya bersama seorang sahabat perempuan yang merangkulnya dengan akrab.

"Assalamualaikum Kak," sapa sahabat Tisha pada sosok jangkung Ardan –mantan ketua osis – yang sangat aktif dikegiatan Rohis. Laki-laki ramah yang cukup punya banyak fans karena sikap kepemimpinannya.

"Walaikumsalam Alifah, ada yang bisa kakak bantu?"tanya Ardan. Dayo bisa mendengar dari jaraknya yang hanya berselang dua meja dari meja Ardan. Dan dari tempatnya Dayo bisa melihat Tisha diam-diam melirik ke arahnya. Dayo semakin mengeratkan bukunya mencoba tak ingin terpancing sikap Tisha yang seolah ingin memanggilnya.

"Gini Kak Ardan, temen aku Tisha pengen ikut pengajian bulanan besok siang, dia belum ikut eskul apapun kok Kak, jadi rencananya di juga mau sekalian ikut Rohis." Penjelasan Alifah berbuah senyum dari Ardan yang kini sudah menatap Tisha dengan tatapan yang tak bisa Dayo tebak. Gabungan antara kekaguman dan rasa suka yang berlebihan.

Deep In HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang