Bab 7 - Melepaskanmu...

2.1K 221 8
                                    

"Kenapa? Takut cewek lo nelpon? Atau lo lagi nungguin telpon dari cewek lo? Althisa kan?"

Jantungnya tiba-tiba berdebar tak karuan. Napasnya mendadak putus-putus dan yang bisa ia lakukan hanya membalas tatapan penuh ingin tahu yang diarahkan oleh seluruh teman sekelasnya ketika Irham meneriakkan pertanyaan yang tidak pernah ia sangka-sangka akan terlontar dari mulut sahabatnya.

"Kenapa lo buka hape gue? Kalau Tisha cewek gue apa urusannya sama lo?" tanya Dayo dengan nada meninggi. Segera setelah pertanyaan itu terlontar Dayo menyesal bukan main. Irham meletakkan handphone milik Dayo di mejanya.

"Urusannya sama gue? Memang nggak ada urusannya sama gue, siapa sih gue? Tapi asal lo tahu, gue udah salah ngira sama persahabatan kita, sahabat? Itu bullshit , Man!lo tahu kenapa? Sahabat itu nggak akan bohongin sahabatnya, nggak akan bikin sahabatnya jadi kayak orang tolol, makan tuh sahabat!"

Tubuh Dayo goyah saat Irham mendorong bahunya dengan keras. Dayo mencoba bertahan dengan berpegangan pada pinggiran meja. Ia tahu Irham akan marah padanya jika mengetahui rahasianya. Tapi ia tidak tahu rasanya sesakit itu melihat sahabat yang setiap hari ada untuknya kini sedang meneriakkan kekecewaannya.

Dayo ingin menarik Irham dan mencoba menjelaskan semuanya. Tapi ia tahu hal itu akan sia-sia. Semua alasannya tidak akan membuat perasaan Irham jadi lebih baik.

"Selamat Sob, akhirnya Tisha melabuhkan pilihannya." Dayo terkejut saat melihat tangan Ardan terulur di depannya. Dayo menatap Ardan yang menampilkan senyum mengejek. Dayo meraih handphone lalu menepis tangan Ardan. Ia memilih untuk keluar dari kelas dan mencari temapat untuk menenangkan diri.

Dayo menenangkan dirinya di Taman rahasianya. Ia memasang earphone yang mengalunkan lagu-lagu salah satu band luar negeri kesukaannya. Sengaja ia buat full volume-nya agar ia tidak mendengar suara-suara lain. ia hanya ingin sendiri.

Harusnya Dayo bisa menebak setelah semua rahasia terungkap. Ia akan jadi bahan olok-olok satu sekolah. Tisha pun juga akan berakhir sama karena dekat dengan pria culun yang hanya hobi membaca. Seorang pria yang telah tega menyembunyikan semua dari sahabatnya sendiri.

Dayo tidak yakin ia akan dimaafkan oleh Tisha. Ia juga tidak mengharapkan Tisha akan memaafkannya. Mungkin sudah saatnya semua rahasia terungkap. Mungkin Tuhan telah memberikan jawaban dari segala doanya. Inilah yang terbaik untuknya dan Tisha.

"Kak Dayo.."

Dayo melepaskan earphone-nya dan menemukan Tisha sudah duduk di bangkunya. Wajah gadisnya penuh dengan air mata. Dayo rasanya ingin berlari ke arah gadisnya dan menyeka pipinya yang basah.

"Maafkan Kakak Tisha.. Kakak yang salah."

Tisha menggeleng kepalanya sambil berusaha menenangkan dirinya. "Semua sudah harusnya terjadi, kalau kita sudah ketahuan mau apa lagi, lagian sebentar lagi Kakak lulus kan? Jadi mereka nggak akan ganggu hubungan kita." Jawaban dari Tisha membunyatnya tersenyum.

"Tapi Kakak nggak mau bikin kamu malu Tisha."

"Siapa yang malu? Aku sayang sama Kakak begitu pun juga Kakak, apa yang salah? Kenapa semua orang harus ikut campur? Kenapa tidak cukup hanya dengan kita Kak? Aku sayang sama Kakak."

Mendengar ucapan pujaan hatinya yang diiringi oleh isak tangis membuat pertahanan Dayo runtuh. Tubuhnya roboh dengan posisi bersimpuh. Ia harus melakukan sesuatu. Jika perpisahan adalah yang terbaik. Itulah yang akan Dayo lakukan.

"Apa yang Kakak lakukan? Bangun Kak!"

"Maafin Kakak Tisha.. Maafin Kakak."

"Kakak.. Aku sayang sama Kakak."

Deep In HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang