Astaga! Aku seperti tahu siapa ini. Wajahnya...wajahnya mirip seperti Robert! Tapi dia tak pakai kacamata. Apa iya ini Robert, gayanya tidak seperti itu.
Tap-tap-tap
Robert berlari kearahku dengan sigap aku menunduk semakin tertutupi bunga. Robert berlari melewatiku. Huft, aku selamat.
Setelah merasa langkah Robert sudah jauh, aku keluar dari persembunyianku dan berjalan mengikutinya. Tapi rasanya aku sudah tertinggal cukup jauh. Aku kehilangan Robert dan juga khaterine dan Elliot. Aku menyerah mencari mereka dan memutuskan pulang kerumahku.
'robert, kenapa dia? Kenapa dia berbeda sekali? Kenapa dia terlihat asing? Kenapa dia menatap khaterine dan Elliot seperti itu. Kenapa? Kenapa? Apa dia bermaksud sama denganku? Tapi rasanya tidak.
Tatapan Robert tadi terlihat seperti tatapan tidak senang dengan kedekatan khaterine dan Elliot ketimbang tatapan curiga pada Elliot. Ini aneh! Sungguh aneh!'
Besoknya, ketika keluar main aku tidak lagi bersama Robert. Kami masih saling tidak bicara. Masih canggung karna kejadian kemaren, ditambah lagi saat pulang sekolah aku melihat Robert itu. Harus ku akui, aku mulai merasa aneh lagi pada Robert. Dan kurasa aku harus waspada dengannya.
Oh, ya! Dan aku berhasil mengetahui alibi Elliot saat jam kematian dagna. Elliot bilang malam sebelum dagna terbunuh dia tidak kemana-mana tapi tetap dirumah. Aku bertanya apa ada yang bisa membuktikannya. Tapi Elliot bilang dia hanya sendirian, orang tuanya pergi keluar kota. Itu artinya tidak ada yang bisa membuktikan alibi Elliot. Alibinya malam itu, samar! Aku bertanya lagi alibinya pagi hari sebelum dagna dibunuh, tapi lagi-lagi dia bilang kalau dia sedang berada dilapangan kecil didekat stasiun untuk merokok dan lagi-lagi tidak ada orang yang dapat memastikan alibinya. Alibi Elliot masih samar! Jadi tidak salah aku mencurigainya.
"Pokoknya kau harus meninggalkannya Elliot, aku tak mau tau!" teriak seorang siswi saat dikantin. Semua penghuni kantin seketika menatapnya dengan pandangan heran.
"Berapa kali harus kukatakan? Aku tidak akan pernah melakukan itu. Lagi pula siapa kau? Tidak usah mengurusi aku!" Elliot tak kalah keras membetak siswi itu. Aku mendekati salah seorang temanku dan bertanya pada mereka apa yang sedang terjadi. Aku baru saja datang kekantin jadi wajar saja aku bertanya.
Temanku bilang siswi itu bernama vian, dia murid kelas 1-6. Temanku bilang dia tiba-tiba didatangi Elliot karna dia pernah melabrak khaterine. Dari yang temanku dengar, siswi itu punya sepupu yang adalah mantan pacar Elliot. Dia melabrak khanterine agar sepupunya itu bisa bersama Elliot lagi. Dia bilang, semenjak Elliot memutuskan hubungan mereka 'dengan seenaknya', sepupunya jadi seperti orang yang kehilangan arah. Dia selalu memikirkan Elliot, Elliot dan Elliot hingga lupa makan. Akibatnya sepupu wanita itu menderita penyakit anorexia akut. Dia tidak tega melihat sepupunya itu jadi begitu. Makanya dia ingin Elliot memutuskan khaterine dan kembali pada sepupunya.
"Elliot kau bisa bicara begitu karna kau tak liat keadaannya!!"bentak anak bernama vian itu lagi.
"aku sudah punya seseorang, jadi aku tidak mau memikirkan gadis lain dan menyakiti pacarku!"
"Elliot!! Apa kau sudah tidak punya belas kasihan?"
"persetan dengan belas kasihan." Kata Elliot. Dia berbalik, akan menjauhi kantin. Baru saja dia melangkah siswi bernama vian itu berteriak lagi.
"Oke! Akan kubuat kau tak bisa bersama khaterine liat saja ! kau akan membalas kata-katamu"
Elliot menghentikan langkahnya. Beberapa berpendapat kalau vian itu keterlaluan. Tapi menurutku justru elliotlah yang keterlaluan. Huh, aku semakin membenci Elliot si pembunuh.
"Tutup mulutmu! Kalau kau berani melakukan itu, kau tidak akan kubiarkan menghirup udara bebas." Semua orang berhenti bicara mendengar Elliot berkata begitu. Bulu kudukku merinding, sekarang aku semakin yakin kalau Elliot memang pembunuh. Dia sudah mengancam vian sedemikian rupa.
![](https://img.wattpad.com/cover/390781-288-k934987.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind His Glasses
Mystery / ThrillerPernahkah kamu mempunyai seorang teman berkacamata? Apa pendapatmu tentangnya? Aku pernah. Dan ini adalah ceritaku bersamanya. Tentang kesalahpahamanku. Aku...Samantha Williams ©flameunrii