Aku membuka notenya sedikit dengan jantung berdebar-debar.
"JANGAN SENTUH!" tiba-tiba aku teringat kata-kata Robert waktu itu lagi. Jadi aku mengurungkan niatku. Aku tidak boleh membukanya. Benda ini bukan milikku. Ini punya Robert.
Walaupun aku penasaran sekali. Tapi aku tetap tidak membuka notenya. Aku akan mengembalikannya pada Robert besok pagi-pagi sekali.
---
Aku berjalan dengan langkah tenang hari ini. Akhirnya sekolah kembali damai. Sang pelaku pembunuhan sudah tertangkap jadi tidak akan pernah ada pembunuhan lagi. Semuanya akan kembali seperti semula.
Aku masuk kekelas dan melihat bangku Robert masih kosong. Tiba-tiba aku punya sebuah ide. Lebih baik aku meletakkan note kemarin dilaci meja Robert. Habis kalau ku berikan langsung bisa-bisa dia mengira aku sudah membaca isinya.
Aku membuka tas ku mencari-cari note milik Robert. Sialnya note itu tidak juga kutemukan walaupun aku sudah membongkar isi tasku sampai mengeluarkan semua buku-bukuku.
Jangan-jangan note Robert tertinggal dirumah lagi! Ah, Samantha bodoh! Bagaimana bisa kau tinggalkan barang penting begitu dirumahmu.
Teng teng teng! Bel masuk berbunyi nyaring. Aku mengemaskan mejaku yang berantakan sebelum guru matematiku datang.
Pak philips, sibuk menerangkan pelajaran dipapan tulis. Aku menoleh ke kiri dan melihat bangku robert yang kosong. Yah, hari ini robert tidak masuk. Aku tidak tau kenapa, tapi mengingat kejadian kemaren membuatku sedikit bergidik.
Sebenarnya apa maksud robert kemaren. Kenapa dia terlihat begitu berbeda. Kenapa robet bisa jadi seperti itu. Dan kata-kata 'kuhancurkan kau' itu untuk siapa? Apakah itu ditujukan pada elliot? Tapi kenapa? Kenapa robert bilang begitu? Ini terlalu aneh...
Hari ini berjalan dengan sangat membosankan. Rasanya saat ini aku ingin sekali menelan bu jodie bulat-bulat. Dia terus saja mendongeng tentang perang dunia bla bla bla... Ahh, kenapa lonceng pulang terasa lama sekali!
Aku bersorak dalam hati ketika lonceng ulang berbunyi. Dengan cepat aku memasukkan semua buku-buku ku kedalam tas. Dan berjalan keluar kelas. Aku ingin pulang, ingin memastikan kalau note robert memang tertinggal dirumah. Bahaya sekalikan kalau aku menghilangkannya.
Baru saja aku keluar dari lorong gedung kelas 10. Aku mendengar seseorang berteriak memanggilku.
"SAMANTHA!!" Dari suaranya aku bisa pastikan dia wanita. Aku menoleh kebelakang dan benar saja, seorang wanita dengan seragam sekolahku sedang berlari kearahku.
"Hosh...hosh... Kau samantha kan?" Tanyanya setelah sampai dihadapanku.
Wanita ini berambut hitam dan panjang. Bisa di bilang dia cantik sekali. Tapi aku rasa aku tidak pernah melihatnya.
"Ya, benar aku samantha. Kau sendiri siapa?" Tanyaku. Kulihat dia masih berusaha mengatur nafasnya yang masih ngos-ngosan sehabis berlari tadi.
"A-aku Caroline zein. Kelas 11-2. Kau bisa memanggilku Carol." Apa? Jadi dia seniorku. Ada perlu apa dia denganku? Dan, bagaimana dia bisa tahu namaku?
"Oh, aku Samantha williams..."
"Aku tau. Samantha williams kelas 10-4."
"Wah. Bagaimana bisa..."
"Aku salah satu dari orang yang menyaksikan kejadian kemarin." Dia terus saja memotong perkataanku.
"Dengarkan aku samantha..." Siswi bernama carol ini menatapku dengan tatapan serius. Jujur saja, dia membuatku berdebar-debar menanti apa yang ingin dia katakan.
![](https://img.wattpad.com/cover/390781-288-k934987.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind His Glasses
Детектив / ТриллерPernahkah kamu mempunyai seorang teman berkacamata? Apa pendapatmu tentangnya? Aku pernah. Dan ini adalah ceritaku bersamanya. Tentang kesalahpahamanku. Aku...Samantha Williams ©flameunrii