"Caroool!! Carroooll!!" Aku terus berteriak memanggilnya tapi tidak ada jawaban. Dimana dia bersembunyi.
Langit yang tadinya jingga kini sudah beranjak gelap. Tapi aku tidak mau pulang dulu karna aku masih belum menemukan carol. Dan lagi, dimana robert?
Setidaknya kalau ada robert dia bisa membantuku mencari carol. Hahh... Kenapa jadi serumit ini. Kejiwaan carol benar-benar buruk dan dia sendirian bersembunyi disekolah!! Bahkan sekarang rasa takutku dikalahkan dengan rasa khawatir yang besar.
"Carooll~" Aku terus memanggil namanya. Sekarang aku sudah berada di ujung koridor kelas 11. Aku terus berjalan hingga sampai kesisi belakang gedung timur ini.
"hmmmmpppp...DUAAK!!" Aku dikagetkan dengan suara itu! Aku bergegas berlari mengejar suara itu dan...
Tubuhku bergetar. Ditengah langit malam yang gelap aku menyaksikan sesosok makhluk sedang memukulkan suatu benda tumpul. Lalu cahaya bulan membuatku melihat siluet satu makhluk lagi yang tergeletak dilantai, tidak berdaya.
Aku melotot dan siluet itu semakin jelas. Dia berambut panjang dan yang dipukul berkali-kali adalah kepalanya!
Aku menarik langkah mundur tapi...Krek! Tanpa sengaja aku menginjak dahan kering.
Sosok itu sadar. Dan aku tau dia menoleh padaku. Aku tidak tau harus bagaimana, aku hanya melakukan apa yang terlintas dipikiranku. Larii! Lari dan larii!! Aku terus berlari meninggalkan tempat itu. Aku berlari dengan tubuh yang bergetar karna shock.
Lalu aku bersembunyi disalah satu ruang kelas yang tidak terkunci. Aku masuk dan bersembunyi bawah meja. Tubuh ku kembali bergetar sementara air mata tidak berhenti mengalir dari pipiku. Drap...drap..drap...
Aku mendengar derap langkah seseorang. Itu dia, itu pasti dia yang sedang memburuku.
Aku membungkam mulut dengan kedua tanganku dan menelungkupkan wajah diatas lututku. Semua itu kulakukan agar suaraku tidak terdengar karna aku menangis hebat.
'Hikss, wanita yang dibunuh itu carol. Dia pasti carol. Hiks, bagaimana ini...'
Aku menyaksikan nya sendiri. Tidak bisa kupercaya. Aku menyaksikan pembunuhan itu sendiri dengan mata kepalaku! Sekarang aku sepertinya mengerti perasaan carol.
'Hiks...maafkan aku carol, maafkan aku...'
Aku terus menangis, entah sudah berapa lama. Entah sudah jam berapa sekarang. Aku tidak tau lagi...
---
'Samantha, kenapa kau tidak menolongku? Kenapa sam? Kenapa kau biarkan aku terbunuh? SAMANTHA!!'
"Haah!!" pekik ku. Aku tersadar dari mimpi barusan. Aku bermimpi bertemu carol! Mimpi? Oh tuhan, gara² terlalu banyak menangis aku jadi tertidur disini.
Seragam ku sudah basah dengan peluh dan air mata. Aku tidak tau sekarang sudah jam berapa. Tapi, sepertinya ini sudah sangat larut malam.
"Samantha~" Aku tersentak, seseorang memanggilku.
"Samantha~dimana kau?" Robert! Tidak salah lagi itu suara robert! Dia berkeliaran diluar? bahaya. Bisa saja pembunuh itu membunuhnya. Aku tidak bisa tinggal diam. Aku harus beritahu robert soal semua ini dan menyelamatkan diri untuk keluar dari sekolah ini bersamanya!
Aku menggegam note milik robert dan memantapkan hatiku untuk keluar. Aku berjalan mengendap-ngendap keluar ruang kelas ini dan melihat sebuah cahaya senter dari koridor digedung tengah. Itu pasti robert!
Aku berlari di lorong gedung ini mengejar cahaya itu. Sebenarnya akan lebih singkat melewati taman, tapi bahaya kalau pelaku itu berada di gedung timur yang berhadapan dengan lorong gedung yang sedang kulalui ini.
"Robert!" Panggilku ketika jarak ku sudah hampir mendekati cahaya senter robert. Tapi tiba-tiba ada yang membekapku dari belakang!
---
"hmmppp,," Aku berusaha melawan orang yang sedang membekap mulutku. Dia menarikku masuk kebalik pintu ruang kelas yang terbuka.
"Samanthaaa~ Dimana kau?" Cahaya dari senter robet semakin mendekati ruangan tempat aku berada. Aku meronta lebih kuat agar robert menyadari aku disini.
"hmmmmppp..."
"Diamlah!" Suara ini...ELLIOT!!
"Samantha~ini aku robert"
"Hmmmpp," Aku menangis agar robert mendengarku. Elliot! bagaimana mungkin dia bisa ada disini. Jadi dia lagi yang membunuh carol. Dan sekarang dia sudah menangkapku. Dia pasti akan membunuhku juga. Hiks, aku belum siap mati.
"Tenanglah, aku tidak akan melakukan apapun. Kumohon tenang saja..." Suara elliot terdengar lembut. Enak saja dia bilang tenang! Sementara aku sudah harus bersiap-siap jadi korbannya. Elliot pasti dendam pada aku dan robert! Jadi diadatang kemari berniat membunuh kami berdua!
Perlahan, elliot mengendorkan bekapannya.
"Lepaskan aku kumohon...Jangan bunuh aku elliot."
"Sudah kubilang aku bukan pembunuh! Aku justru kemari, ingin meminta bantuan mu menemukan pelaku kasus yang sebenarnya."
"Apa maksudmu?"
"Seperti kataku, aku difitnah! aku tidak membunuh siapapun."
"Jangan bohongi aku! Itu tidak mungkin!"
Brak! Aku menubruk sebuah meja dan menjatuhkan note robert kelantai.
"Apa itu?" Tanya elliot. Aku menunduk meraba-raba mencari notenya.
"Sebentar..." Kata elliot, dia mengambil sesuatu dari sakunya. Sebuah senter kecil, dan menyenter kearah lantai.
"Itu yang kau cari?" Elliot menyenter tepat kearah note robert yang tergeletak disampingku. Note itu terbuka pada bagian tengahnya. Dan disana ada...
Foto vian!!
![](https://img.wattpad.com/cover/390781-288-k934987.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind His Glasses
Детектив / ТриллерPernahkah kamu mempunyai seorang teman berkacamata? Apa pendapatmu tentangnya? Aku pernah. Dan ini adalah ceritaku bersamanya. Tentang kesalahpahamanku. Aku...Samantha Williams ©flameunrii