"Besok hari kelulusan ya?" Tanya Lian menatapku.
Sekarang aku dan Lian sedang disebuah cafe. Ujian nasional sudah selesai sejak sebulan yang lalu. Dan yap besok adalah hari kelulusanku.
"Iya, lo mau lanjut kuliah dimana Li?" Tanyaku menyeruput coklat panasku lalu menatapnya.
Seketika Lian memalingkan wajahnya, "g-gue belom tau."
Aku mengernyit, sejak kapan Lian tidak peduli terhadap masa depannya?
Sejak kedekatan aku sama Lian, Lian selalu memberitahuku mimpi mimpinya walaupun dia tidak pernah bilang akan melanjutkan kuliahnya dimana.
"Lo belom tau?" Tanyaku bingung.
"Belom," jawabnya menatapku dengan senyum lembut.
Namun kenapa aku melihatnya seperti senyum miris, ya?
"Kalo lo mau dimana?" Tanya Lian.
"Ngikutin Kak Jaxon. Paling di International College of Demelza," jawabku.
"Lo nggak kuliah ditempat yang sama kayak gue aja?" Tanyaku kepada Lian.
Lian menatapku sebentar lalu menghela nafas kasar, "gue nggak berniat masuk situ."
"Terus lo jadinya mau dimana? Siapa tau gue bisa minta ayah buat daftarin ke kampus yang sama kayak lo," ujarku semangat.
Lian memutar bola matanya, "kan gue belom tau mau kuliah dimana."
Aku mengerucutkan bibirku, "jadi intinya lo nggak mau satu kampus sama gue?"
Lian langsung membelalakan matanya, "bu-bukan gitu. Maksud gue bukan gitu Autumn sayanggggg. Maksud gue tuh.." Lian menggantungkan kalimatnya, seperti mencari alesan.
"Maksud gue tuh?" Tanyaku penasaran.
"Ya, gue nggak berniat aja masuk sekolah Demelza lagi."
Aku mencibir ucapannya lalu berpura pura ngambek.
Hingga tiba tiba Lian menggenggam tanganku, "jangan marah donggg," rengeknya.
"Gue kan belom tau masuk manaaaa," ujarnya setengah merengek.
"Jangan marahhhh yaaaa," rengeknya dengan wajah memelas.
Aku menghela nafas kasar, aku nggak bisa marah ke Lian. Nggak bisa dan nggak akan bisa.
Aku menoleh ke arahnya dan tersenyum.
"Nah gitu dong. Itu baru Autumn gue," ujarnya tersenyum senang.
Seketika aku baru tersadar, kita belum mempunyai status, sama sekali dan dari dulu.
••
Aku memperhatikan pantulan diriku dikaca. Kebaya berwarna hijau tosca sudah melekat sempurna ditubuhku. Rambut berwarna merahku, disanggul.
Hari ini adalah hari kelulusanku. Hari dimana aku sudah resmi naik jenjang untuk menjadi mahasiswi.
"Kamu sudah siap?" Tanya Bunda dengan senyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love for Autumn
Romance[Cerita di PRIVATE, hanya followers yang bisa baca] Aku mencintaimu. Dulu. Sangat. Bahkan sampai sekarang. Aku berani melakukan apa saja untukmu. Apa saja. Dan kamu tahu itu. Tapi aku tak bisa menunggumu selamanya. Kamu tak bisa meninggalkan seseora...