Seusai acara ji yong dan ji eun pulang bersama. "Dasar Pembohong. Pintar sekali kau akcting di depan kamera, kenapa tidak menjadi aktor saja" ji eun menatap ji yong yang sedang menyetir seraya tertawa sedikit. "Hah? Jinja? Ternyata aktingku tidak sia-sia. Bukannya aku tidak mau jadi aktor, tapi aku hanya ingin fokus pada musik. Padahal jika aku ingin menjadi aktor, mungkin aku sudah banyak membintangi drama. Lihatlah aku Tampan, Tinggiku lumayan, dan juga pandai berakting." ji yong tersenyum bangga. "Cih. Menyesal aku memujimu" ji eun mencibir ji yong, karena ji yong semakin besar kepala setelah di puji. Hanya tersenyum itu yang di lakukan ji yong.
"Mau ku antar sampai rumah atau sampai gedung Loen?" ji yong bertanya, takut ji eun marah lagi karena di antar sampai gedung Loen. "Hmm kerumahku saja. Aku sangat lelah" ucap ji eun lalu bersandar pada kursi mobil. "Baiklah" ji yong lalu tersenyum, entahlah namja itu tampak sangat bahagia.
"Stop. Itu rumahku" ji eun meminta ji yong untuk berhenti. "Owh itu rumah mu. Cantik juga" ji yong tersenyum melihat rumah ji eun, yang begitu bersih, cantik dan asri karena banyak pepohonan. "Tentu saja. Yang punya juga cantikkan" ji eun berucap dengan percaya diri seraya tersenyum. "Hahaha dasar kau ini. Percaya diri sekali" ji yong mengacak rambut ji eun gemas. Ji yong berhasil membuat ji eun terdiam karena perlakukan namja itu. "Hmm yasudah. Aku ingin masuk dulu ya" ji eun pun keluar dari mobil ji yong, gadis itu begitu gugup.
"Khamshamida" ji eun berterima kasih, karena ji yong sudah mengantarnya sampai rumah. "Ne." ji yong tersenyum pada ji eun. "Hmm yasudah aku masuk dulu ya. Kau hati-hati di jalan" pesan ji eun pada ji yong. Ji yong pun hanya menangguk. Gadis bermarga Lee itu pun hendak memasuki rumahnya. "IU_ssi" panggilan jiyong membuat ji eun berbalik. "Iya?" ji eun menatap ji yong bingung. Namja itu hanya terdiam, ia tidak tahu ada apa dengan dirinya, ia hanya ingin lebih lama dengan ji eun. "IU_ssi. Bolehkah aku memanggilmu ji eun. Seperti teman-teman dekatmu yang lain." ji eun membulatkan matanya tak percaya dengan pertanyaan ji yong, namun akhirnya dia tersenyum. "Tentu saja. Dan aku akan memanggilmu Ji yong, bolehkan?" ji eun bertanya balik. Ji yong tersenyum sumringah. "Jinja Gomawo. Tentu saja kau boleh memanggilku Ji yong, bahkan di tambah oppa pun tidak apa" .
"Baiklah. Jiyong Oppa? Bagus juga." ji eun tersenyum manis pada ji yong. "Yasudah aku masuk dulu ya. Sampai jumpa OPPA" ji eun tersenyum saat mengucapkan kata 'Oppa' pada ji yong.Selesai mengantar ji eun, ji yong pun pulang menuju rumah. Saat sedang menyetir ia senyum-senyum sendiri seperti orang bodoh tampaknya ia sedang sangat bahagia. "Lee Ji Eun. Kau lucu sekali" membayangkan wajah dan tingkah ji eun membuat namja itu terus tersenyum.
------------------------
Pukul 06.00
'Tok' 'Tok' 'Tok' ji yong menutup telinganya dengan bantal agar tidak mendengar ketukan pintu di depan rumahnya. Namun ketukan itu semakin kencang, sehingga membuat namja bernama Kwon Ji Yong itu tidak tahan. "Aish Jinja! Siapa pagi-pagi seperti ini ke apartemenku. Beraninya menggangguku" keluh ji yong. Ia pun bangkit dari tidurnya menuju pintu dan lalu membukanya.
"Yak! Siapa pagi-pagi menggangguku eoh!" ji yong memarahi orang yang datang kerumahnya itu tanpa tahu siapa yang datang, karena ia masih mengantuk. 'Plakk'
Ji yong membulatkan matanya mendapatkan pukulan yang mendarat di kepalanya itu, mempertajam penglihatannya melihat siapa yang telah berani memukulnya. "Eomma" mata itu membulat kaget saat melihat ibunya berada di hadapannya saat ini. "Eomma..eomma kenapa datang ke apartemenku?" tanya ji yong kaget karena ibunya tiba-tiba datang ke apartemennya. 'Plakk' kembali ibunya memukul anak sulungnya itu. "Apa maksudmu? Kau tak suka jika eommamu datang. Apa eomma tak boleh mengunjungi anaknya dan mengetahui kabar putranya hah?" tanya ibu ji yong kesal. "Aniya eomma. Bukan itu maksudku. Eomma kalau mau ke apartemenku kan bisa menghubungiku dulu, setidaknya aku kan bisa merapihkan apartemenku dulu, dan membuatkan sesuatu yang spesial untuk eomma" ucap ji yong membantah jika ia tak suka ibunya datang. "Karena eomma ingin memberikan kejutan untukmu. Dan eomma hanya ingin tahu bagaimana keadaan anak eomma yang paling tampan ini" ujar ibunya seraya mengelus kepala ji yong lembut. Ji yong pun hanya tersenyum.
Saat memasuki kamar ji yong ibunya begitu kaget, karena kamar putranya itu begitu berantakan!. "Astaga Jiyong_ah!! Berapa hari kau tak membereskan kamarmu?" tanya ibunya kesal. Ji yong mengeluh, inilah yang ia tidak mau, dapat marah dari ibunya. "Ibu! Aku kan sudah bilang. Ibu harusnya memberitahuku dulu jika ingin main. Aku kan bisa merapihkan kamar ku dulu" ujar ji yong. 'Plak' kembali ibunya memukul namja itu. "Jangan membantah dasar pemalas. Sekarang eomma tahu bagaimana anak eomma saat jauh dari eommanya" ucap ibu ji yong, lalu membereskan kamar ji yong. "Ibu tidak perlu di bereskan. Nanti aku panggil OB saja" ji yong melarang ibunya untuk membereskan kamarnya yang seperti kapal pecah, karena ia sangat menyayangi ibunya dan tak mungkin membiarkan ibunya bekerja di rumahnya sendiri. "Diam Lah!! Kau itu Putraku dan sampai kapan pun kau akan tetap menjadi putraku, jadi wajar saja jika seorang ibu membereskan kamar putranya. apa lagi putranya yang sama sekali tidak berubah dewasa, selalu seperti anak kecil" ucap ibunya seraya tersenyum, namun lalu menampilkan senyum kecutnya.
"Ahh akhirnya selesai juga" ibu ji yong bernapas lega karena sudah selesai merapihkan kamar putranya. "Hei Ji yong! Nanti jika ibu pulang siapa yang akan merapihkan kamarmu lagi?" ibu ji yong menatap tajam ji yong. "Ahh itu mudah eomma, aku akan memanggil clining service saja jika aku tak sempat. eomma tak perlu khawatir" ji yong tersenyum manis, sangat manis walau dirinya masih begitu 'dekil' karena belum mandi. 'Plak' kembali ibunya memukulnya. "Aww Eomma! Kenapa suka sekali memukulku, dari kecil hingga aku sebesar ini" keluh ji yong, namja itu mengusap kepalanya yang kesakitan. "Wae? Kau itu putraku, wajar saja jika aku melakukan itu!" ujar ibu ji yong. "Dengar Ji yong, kau tak bisa selalu menganggap semua hal itu mudah dan selalu melakukan hal secara praktis. Selalu mengandalkan orang lain, itu tidak baik!. Kau harus dewasa, kau harus bisa menjaga dirimu sendiri" ucap ibu ji yong seraya mengelus lembut rambut putranya itu. "Jika kau tak bisa menjaga dirimu sendiri, kau harus punya istri agar ada yang memperhatikanmu, menjagamu, melindungi putra eomma ini" ujar ibu ji yong lagi. Namun ji yong sedikit risih mendengar kata 'Istri' entahlah kata itu sedikit tak enak di dengar. "Eomma! Kenapa membicarakan itu lagi, aku kan sudah bilang 'aku belum siap!'. " ucap ji yong kesal. "Yak! Memangnya kau tak ingin menikah hah!" ibu ji yong mencubit pipi anaknya itu. "Aniya eomma! Aku hanya belum siap! Nanti kalau sudah pas waktunya juga aku akan menikah" elak namja tampan itu. "Lalu kapan waktu itu?" ji yong hanya diam tak mampu menjawabnya.
'Tok' 'Tok' 'Tok' sepertinya dewi fortuna berpihak pada ji yong, saat namja itu berpikir bagaimana menjawab pertanyaan ibunya itu, ada seseorang mengetuk pintu rumahnya. "Eomma, ada tamu. Sebentar aku buka dulu" ji yong hendak pergi membukakan pintu namun di tahan ibunya. "Sudah. Kau diam saja, biar eomma yang membuka" ibunya ji yong berjalan kedepan untuk membuka pintu.
'Klik' pintu terbuka. Di balik pintu tersebut menampilkan sosok gadis cantik berpita sedang membawakan beberapa makanan. "Annyeong Haseo. Ahjumma, Ji Yong oppa ada?" tanya gadis cantik itu. Ibu ji yong menatap tajam gadis itu dari atas hingga bawah. "Ada apa mencari putraku?" tanya ibu ji yong tajam. "Eoh? Ahjumma ibu ji yong?" tanya gadis itu kaget matanya membulat. Ibu ji yong hanya diam, namun tanpa di jawab pun gadis itu sudah tahu jawabannya. "Omona O-O maafkan aku ahjumma, aku tidak tahu. Seharusnya aku bisa berbicara lebih sopan kepadamu. Oh iya kedatangan ku ke sini hanya ingin memberikan makanan untuk Ji yong, karena semalem sepertinya dia belum makan, aku takut dia sakit jadi ku bawakan dia makanan. Maafkan aku ahjumma jika aku mengganggu" ucap gadis itu sambil tersenyum manis. Ibu ji yong cukup tertegun mendengar gadis itu berbicara, cara bicaranya begitu sopan, tidak seperti gadis lain. "Siapa kau?" tanya ibu ji yong tajam.
"Ji eun_ah" tiba-tiba ji yong menghampiri mereka karena namja itu mendengar suara bising dan memutuskan melihat karena ia penasaran, dan ia sangat terkejut ketika yang datang ternyata ji eun.
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Scandal By Scandal
FanfictionBercerita tentang bagaimana seluk beluk percintaan Ji yong dan ji eun