Chapter 3 : Tantangan!!

2.2K 137 7
                                    

"Tenten-hime, sudah pagi"

"Hah?! Oh iya, hoaaam. Ini belum jam 8 kan, Neji?", tanya Tenten yang masih diantara 2 dunia. I mean, alam bawah sadar dan alam yang sudah sadar.

"Kurasa aku mimpi buruk. Baru kali ini saja aku bisa langsung bangun", jelas Tenten masih mengucek matanya kaya bocah cilik..em, maksudnku dia memang berwajah imut makanya saya bilang dia kaya anak kecil.

"Hime boleh cerita, kalau hime mau...", Neji menggantungkan kalimatnya. Awalnya Tenten mau bicara lagi dengan jari telujuknya yang sudah diacungkan rendah tapi Neji melanjutkan kalimatnya.

"Tapi, lebih baik hime bersiap dulu. Disekolah atau sudah pulang sekolah hime bisa cerita. Semuanya sudah disiapkan, saya permisi dulu", Neji sudah berada di depan pintu tapi Tenten buru-buru bilang,

"Aku ga suka kalau bicaramu formal. Anggap saja kita ini teman, bukan atasan dan bawahan. Lagipula mana ada butler yang sangat jenius sepertimu? Kalau soal panggil hime aku masih bisa menerimanya tapi jangan lakukan itu saat di sekolah", Tenten pun bangkit dan masuk ke kamar mandi tanpa mempedulikan Neji yang belum pergi dari tempatnya berdiri.

'Aku mengerti, Tenten-hime', batin Neji dan ia pun pergi lalu menutup pintu kamar Tenten. Ia pergi ke kamarnya. Ya bisa dibilang tidak pantas disebut kamar seorang butler. Untuk penjelasan mengenai kamar Neji dan Tenten beserta isinya nanti ada bagiannya sendiri.

-skip time-
"Kyaa!! Tidak kusangka, Hyuuga Neji sekeren itu!"
"Dia memasukan bolanya!"
"Hebat ya, dia keren lho waktu lay up!"
"Awalnya kupikir dia feminime karna rambutnya yang panjang"
"Permainan Neji-kun hebat sekali!!"
"Aku mau deh jadi pacar Neji kalau dia sekeren itu"
"Kutarik kata-kataku kembali, dia tidak terlihat gay ataupun homo ataupun menyukai laki-laki ataupun tidak suka wanita dan sebagainya. Dia bahkan bisa menandingi Sasuke-kun!"
Dan...ya, itulah ocehan para siswi-siswi yang awalnya mengira Neji yang aneh-aneh. Sekarang mereka malah termakan omongannya sendiri. Disana, Tenten cuma asyik mendengar ocehan para siswi tentang Neji dan mungkin Tenten akan menceritakannya. Ia pun memalingkan pandangannya pada siswa yang sedang bermain basket.

'Kurasa aku bisa memasang taruhan pada Neji', batin Tenten kemudian ia pun memikirkan taruhan yang pas untuk Neji dan juga hukumannya.

'Yup, aku tahu. Saat sampai rumah aku akan mengajaknya bermain dilapangan dan yang kalah akan menerima hukuman', Tenten pun tersenyum licik dan Neji melihat ke arahnya. Tenten langsung pura-pura bersenandung,

"Dudududududu~ hari yang indah untuk bermain di lapangan~", Neji pun kembali bermain dan tidak peduli dengan senyuman Tenten tadi.

"Eh, panda! Udah yuk, udah gatel nih", kata Ino sambil mengoyang-goyangkan tubuh Tenten.

"Piggy-chan, daritadi aja kamu cuma jalan ke depan ke belakang tapi waktu kukasih bola kamu malah teriak "KYAA! Sai-kun!", habis itu kamu menutup kepalamu dengan tanganmu seperti orang bodoh. Lagian yang harusnya ngomong gitu aku", kata Tenten memberikan tatapan tidak sukanya.

"Aduh, panda-chan serem. Kamu jangan kasih tatapan gitu. Udahlah, kita harus bergegas ganti baju", Ino, si ratu dari ekstrakulikuler Drama itu pura-pura ketakutan tapi malah mengacak-acak rambut Tenten dan menariknya untuk segera ganti baju.

-home-
"Eh, Neji. Tadi di sekolah para cewe ngomongin kamu, katanya kamu keren dan bisa kalahin Sasuke. Oh iya, gimana kalo kita taruhan? Kalau menurut aku kamu hebat soal olahraga ya. Iya sih, tadi itu baru basket. Tapi pandangan Tenten ga pernah salah dan...", Tenten belum selesai mengatakannya Neji sudah tanya,

"Taruhan apa? Lalu yang kalah bagaimana?"

"Sebelum aku bicara, kamu boleh duduk. Aku ga suka melihat ketidak adilan. Anggap saja kamu lagi ada dirumah sendiri. Jujur saja, kalau kamu pakai baju biasa malah ga seperti butler. Ngomong-ngomong soal taruhannya, kebetulan besok hari sabtu. Hari ini, kita ke lapangan belakang dan mulai main basket. Nanti aku dan kamu harus memasuki bola selama 10 kali, yang paling cepat akan menang. Dan..kalau Neji kalah, kamu harus berdandan seperti wanita dan pergi jalan-jalan denganku", kata Tenten panjang lebar sementara Neji menaikan sebelah alisnya.

"Baik, kalau hime yang kalah...", kata Neji masih menggantungkan kalimatnya.

"Apa?"

"Katakan pada ayahmu bahwa kamu sangat senang karna ada aku tidak lupa dengan alasanmu", kata Neji masih berwajah flat.

"Hah?! Aduh, kok begitu? Aku aja ga kasih yang susah. Ga adil, Neji!", kata Tenten sambil menguncang-guncang badan Neji dan ia hanya mengikuti gerakannya.

"Itu sudah paling mudah, tentu saja aku mau hime bilang dihadapan ibumu juga"

"Huh, ya aku terima. Kamu juga menerima hukumanmu kan?", tanya Tenten sambil mengulurkan kelingkingnya.

"Tentu saja, kalau itu dari Tenten-hime", kata Neji mengetujuinya dengan memberikan kelilingnya.

"Aku mau ganti baju dulu, kamu pergi. Jangan mengintip", Tenten pun pergi ke kamar gantinya.

'Kalau disuruh pergi ga mungkin aku bisa mengintip', batin Neji sweatdrop lalu pergi.

-lapangan belakang-
"Nah, aku sudah bawa handphoneku. Supaya ga curang aku bawa Ken-baasan kesini", kata Tenten.

"Jangan membawa orang seenaknya, hime. Ken-baasan sedang tidak sibuk?", tanya Neji pada Ken, salah satu pelayan di rumah Tenten.

"Tidak, Neji-san. Aku kebetulan sedang beristirahat sejenak setelah selesai membersihkan gudang. Tiba-tiba Tenten-hime membawaku", jelas Ken.

"Ayolah, Neji. Nanti kalau sudah selesai baa-san bisa kembali", kata Tenten sambil menepok-nepok punggung Ken.

"Nah, aku mau mulai duluan ya", dengan percaya diri Tenten mulai memasukan bola. Iya sampai 10 tentunya. Dan hanya memakai 1 bola. Kebetulan dilapangan komplek perumahan tersebut ada pembatasanya jadi bola tidak akan pergi jauh. Ken menghitung sambil menatap handphone milik Tenten. Dan..selesai. Neji pun bangkit dari duduknya dan ia mulai memasukan miliknya ke lubang...eh itu maksudnya bola yang dipegangnya dimasukin ke lubang ring!Kalian jangan pikir macam-macan deh! Dasar mesum!

*dilemparkatana*
R : xie piktor! HUU!!
X : engga!! Kalian yang piktor!
R : Hip hip HUU! Hip hip Huu!

*backtostory*
"Ya, jadi Neji-san yang menang. Dengan waktu 2 menit 2 detik sementara Tenten-hime 2 menit 31 detik", kata Ken.

"Baa-san boleh kembali", kata Tenten. Ken pun membungkukan badannya dan pergi. Sementara Neji dan Tenten menunggu ia hilang dibalik tikungan. Lalu Tenten pun duduk dibangku yang disediakan.

"Baik, aku mengaku kalah haha. Aku akan menuruti hukumanmu. Aneh sih, kalau menurutku itu bukan hukuman. Seperti gertakan mungkin", kata Tenten sedikit tertawa.

"Tidak hime. Matamu tidak bisa berbohong, aku memang suka menggertak secara halus agar orang tersebut jujur", kata Neji.

"Baik, aku mengerti. Kamu jujur sekali soal sifatmu. Kalau begitu besok aku bilang beserta alasannya", kata Tenten.

"Ya, Tenten-hime. Sebaiknya kita pulang, ini sudah sore dan akan hujan deras malam ini", Neji pun mengulurkan tangannya dan Tenten menanggapinya. Lalu Tenten berjalan lebih dulu dan Neji mengikutinya dari belakang.

'Yang ini boleh juga', batin Tenten.

Chapter 3 END

24 Oktober 2015
Story by : Tricia-chan
Pojok curhat : haha! Ganti nama awalnya VG_iamxie and now to be tricia-chan. My pen name muahaha [ketawa nista] oke ini chapter cukup garing buat saya :v apalagi buat yang baca. Lagi ngestuck mungkin chapter selanjutnya lebih garing *plak* udah ah ga tau mau curhat apa. Bye!

XoXo

My Butler [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang