"Kaa-san, Tou-san aku mau bicara", kata Tenten setelah selesai memakan rotinya.
"Aku sangat senang dengan Neji..."
"Kau menyukainya?", tanya sang ibu.
"Bukan dalam arti antara cewe dan cowo memiliki perasaan yang lebih. Aku menyukainya karna aku punya teman dirumah, karna biasanya sepulang sekolah aku kesepian. Tou-san sibuk dan Kaa-san akhir-akhir ini suka bolak-balik menyelasaikan urusan. Makanya....", Tenten menghentingkan perkataannya.
"Kenapa, sayang?", tanya Ryuu yang tidak mau kalah dengan sang istri. Masa cuma ibu yang bisa peduli, sebagai ayah ia juga harus peduli.
"Sudah itu saja, aku mau ke atas ya", Tenten pun pergi sementara Ryuu dan Yuna cuma tersenyum melihat tingkah anaknya, lalu mereka melanjutkan acara sarapan mereka.
"Hei, aku sudah bilang beserta alasannya", kata Tenten yang melihat Neji sudah menunggu di dekat tangga.
"Itu hebat. Hime sekarang sudah bisa lebih terbuka dengan orangtua hime", kata Neji memberikan senyuman tipisnya dan Tenten cuma mengangguk.
"Tapi, hime masih menggantungkan kalimat terakhir. Padahal sedikit lagi alasannya selesai", kata Neji dan Tenten pun memberikan reaksi kaget bahwa Neji menyadarinya.
"Itu..kurasa yang itu lain kali", kata Tenten sedikit merona.
"Begitu? Baiklah, sekarang hime mau memberi tantangan apa lagi?"
"Hm, nanti aja deh. Aku masih memikirkannya", kata Tenten sambil memikir apakah yang akan dia tantang selanjutnya.
"Mungkin lain kali, hukumannya harus diantara kita berdua ya, hahaha", Tenten tertawa dan Neji cuma menunjukan senyum khasnya, ya maksud seperti gambar diatas.
"Oh iya, 2 hari lagi ada acara prom night lho. Aku juga kurang tau soal apa, yang jelas semua murid diharapkan ikut. Sekarang aku tahu, kita harus apa", kata Tenten mengulas senyum licik dan menompang dagunya dengan jarinya yang berbentuk L. Sementara Neji cuma mengangkat salah satu alisnya.
"Yap, mudah aja. Kalau banyak yang memintamu menjadi pasangan dansanya lebih dari 48 orang, aku akan melanjutkan kalimatku pada Tou-san dan Kaa-san. Tapi....kalau kurang dari itu kamu harus membeberkan rahasiamu", kata Tenten.
"Itu jumlah member AKB48, hime. Aku tidak yakin bisa mendapat sebanyak itu. Lagipula aku masih murid baru. Tapi dengan senang hati, aku menerima tantangan hime", kata Neji menyalami tangan Tenten.
"Hehe"
"Dan, tentunya aku punya kesempatan memberikan hime sebuah tantangan"
"Eh?! Itu..nanti saja ya. Aku belum siap mendengarnya hehe", kata Tenten masih tertawa dipaksakan, I mean dia seperti ga mau dapat tantangan.
**********
-masuk sekolah-
"Neji-kun! Mau ga jadi pasanganku?"
"Jangan dengannya! Denganku saja Neji-kun"
"Hyuuga-sama, aku mau jadi pasanganmu"
"Neji-sama, kamu pangeranku!"
"Hyuuga-sama miliku!"
"Tidak! Punyaku!"
"Blaaah....blaaahh"Sekarang Neji sendiri tutup kuping, dan rasanya tantangan yang dibuat Tenten terlalu aneh, maksudnya rumit. Dalam waktu bersamaan ia didatangi banyak wanita yang bahkan ia tidak tahu mereka dari kelas mana.
Disisi lain, Tenten cekikikan sambil menghitung para penggemar Neji yang bicaranya ga jelas. Sementara Naruto cuma bisa melihat Neji diam, ngomong engga, bertindak juga engga.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Butler [complete]
FanficNeji Hyuuga kini bekerja sebagai butler. Padahal dia orang kaya, kok bekerja sih? Memang orang tuanya bangkrut apa? Dia bekerja dengan siapa memangnya? #2